Capres nomor urut 02, Prabowo Subianto, melaksanakan Pidato Kebangsaan di ibukota Jawa Timur (Jatim), Surabaya, beberapa waktu lalu. Pidato tersebut pun dihadiri oleh berbagai tokoh penting, seperti mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan dan Mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo.
PinterPolitik.com
“And now we look at the competition as quick submission. They tappin’ out before we even get a chance to miss ‘em,” – Kendrick Lamar, penyanyi rap AS
[dropcap]P[/dropcap]idato kebangsaan yang dilaksanakan di Dyandra Convention Center tersebut berisikan janji-janji Prabowo dalam menyelesaikan berbagai persoalan ekonomi. Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga Uno, Andre Rosiade menjelaskan bahwa yang disampaikan Prabowo merupakan materi yang berkaitan dengan Debat terakhir Pilpres 2019 yang dilaksanakan pada 13 April 2019.
Selain itu, Prabowo juga mengkritik kekayaan negara yang dianggapnya mengalir ke luar negeri. Porsi kekayaan negara juga disebutnya timpang dan hanya menguntungkan pihak-pihak tertentu.
Dalam Kampanye Akbar tersebut, Prabowo menyebutkan bahwa dirinya dibantu oleh banyak pihak, dari berbagai partai dalam koalisinya hingga sekelompok orang yang membantu gagasan-gagasannya. Prabowo dalam kegiatan yang disebutnya sebagai forum akademis tersebut juga mengumumkan berbagai nama yang disebutnya sebagai pihak-pihak yang membantunya secara sukarela, seperti Dahlan Iskan, Bambang Widjajanto, Dahnil Anzar Simanjuntak, Erwin Aksa, dan sebagainya.
Pak @prabowo menyampaikan pidato jelang debat di Surabaya. pic.twitter.com/6fGSaR1W9Z
— Dahnil A Simanjuntak (@Dahnilanzar) April 12, 2019
Kegiatan tersebut pun ramai dibicarakan di publik dan media dengan kehadiran tokoh-tokoh yang sebelumnya tidak menyatakan dukungan kepada Prabowo, seperti Dahlan Iskan dan Gatot Nurmantyo.
Berlabuhnya Dahlan dan Gatot ke kubu Prabowo-Sandi pun disambut dengan gembira oleh kubu paslon tersebut. Direktur Relawan BPN Prabowo-Sandi, Ferry Juliantono mengatakan bahwa peralihan dukungan dari tokoh-tokoh penting ini merupakan kekuatan dari tren dukungan Prabowo-Sandi yang meningkat.
Pihak Tim Kampanye Nasional Joko Widodo (Jokowi)-Ma’ruf Amin pun mengomentari berlabuhnya tokoh-tokoh tersebut pada paslon nomor urut 02. Juru Kampanye TKN Jokowi-Ma’ruf, Maruarar Sirait mengatakan bahwa pihaknya menghormati keputusan setiap pihak atas pilihan yang diambil.
Dengan melihat Kampanye Akbar Prabowo-Sandi di Surabaya dan berlabuhnya beberapa tokoh ke kubu paslon nomor urut 02 tersebut, beberapa pertanyaan kemudian timbul. Mengapa Jatim juga menjadi pilihan bagi tempat Kampanye Akbar? Apakah Kampanye Akbar yang dihadiri dan didukung oleh Dahlan Iskan sebagai tokoh Jatim dapat memengaruhi perolehan suara di Pilpres 2019?
Battlegorund di Jatim
Pidato kebangsaan yang dilakukan di Surabaya oleh Prabowo tentu bukan tanpa alasan. Jatim sendiri merupakan salah satu provinsi yang juga memiliki kontribusi besar bagi perekonomian Indonesia.
Upaya perebutan suara di Jatim ini mengingatkan kita dengan upaya Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dalam merebut negara bagian Florida pada Pemilu tahun 2016. Florida sendiri merupakan negara bagian yang dalam dua gelaran Pemilu sebelumnya dimenangkan oleh Barack Obama dan Partai Demokrat AS.
Florida juga merupakan negara bagian dengan nilai Produk Domestik Bruto (PDB) yang cukup besar di AS. Berdasarkan data pemerintah AS, Florida merupakan negara bagian dengan PDB terbesar keempat di negara Paman Sam tersebut pada tahun 2017.
Bagi Trump dan Hillary Clinton – calon presiden dari Partai Demokrat AS – Florida pun menjadi negara bagian yang penting dengan besaran kontribusinya dalam perekonomian AS dan menjadi salah satu kunci kemenangan dalam memperebutkan jabatan kepresidenan. Adanya perbedaan etnis dan generasi yang ada dalam demografi Florida juga disebut-sebut menjadi latar belakang pentingnya negara bagian tersebut.
Pentingnya Florida dalam Pemilu AS 2016 pun membuat negara bagian ini menjadi salah satu wilayah yang paling sering dikunjungi oleh para kandidat. Bagi Trump sendiri, Florida menjadi negara bagian yang paling sering dikunjungi. Trump pun beberapa kali mengadakan kegiatan-kegiatan kampanye besar di negara bagian tersebut.
Trump pada akhirnya berhasil memenangkan negara bagian yang dalam dua Pemilu sebelumnya dimenangkan oleh Obama tersebut. Dengan perolehan suara sebesar 49,1 persen, ia berhasil mengalahkan Clinton yang hanya memperoleh suara sebesar 47,8 persen di negara bagian tersebut.
Lalu, bagaimana upaya perebutan suara Pemilu di Florida itu dilihat dalam konteks Jatim?
Jatim sendiri sebelumnya didominasi dan dimenangkan oleh Jokowi pada Pilpres 2014. Selain itu, dominansi PDIP dan PKB – partai yang ada dalam koalisi Jokowi-Ma’ruf – di Jatim turut membantu elektabilitas Jokowi di provinsi ini.
Tingginya elektabilitas Jokowi di Jatim pun bisa jadi menjadi alasan Prabowo-Sandi untuk mengadakan Kampanye Akbar di Surabaya. Sebuah hasil survei dari SCG Research and Consulting menunjukkan bahwa Jokowi-Ma’ruf unggul jauh dibandingkan Prabowo-Sandi di Jatim, yaitu sebesar 57 persen.
Provinsi yang kini dipimpin oleh Khofifah Indar Parawansa ini juga merupakan provinsi dengan nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) terbesar kedua setelah DKI Jakarta berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS). PDRB Jatim juga menyumbang PDB Indonesia sebesar 14,67 persen.
Dengan kontribusi ekonomi yang cukup besar, Jatim juga berhasil mengalami pertumbuhan ekonomi sebesar 5,5 persen pada tahun 2018. Pertumbuhan ini pun terjadi hampir di seluruh sektor perekonomian Jatim.
Selain provinsi Jatim secara keseluruhan, kota Surabaya sendiri juga menjadi kota pelabuhan yang penting di Indonesia. Kota dengan tagar #CrazyRichSurabayans yang sempat menjadi pembicaraan warganet ini pun setidaknya menyumbang perekonomian Indonesia sebesar 3,48 persen atau terbesar kedua setelah Jakarta.
Jika porsi kontribusi Jatim dalam perekonomian Indonesia memang besar, keberadaan provinsi ini pun bisa jadi penting dalam Pilpres 2019. Hal ini pun dapat menjadi alasan Prabowo-Sandi untuk mengadakan Kampanye Akbar di provinsi tersebut.
Beberapa permasalahan ekonomi di Jatim pun juga memiliki resonansi dengan rencana-rencana program yang disampaikan Prabowo-Sandi. Pertumbuhan ekonomi positif Jatim pun terhambat di sektor-sektor seperti pertanian, kehutanan, perikanan, serta pengadaan listrik dan gas. Sektor-sektor ini pun menjadi fokus bagi kampanye Prabowo-Sandi dengan rencana pemberhentian impor pangan dan penurunan tarif listrik.
Selain itu, provinsi ini juga menjadi lumbung suara terbesar kedua di Indonesia. Berdasarkan Data Pemilih Tetap yang dirilis oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada Desember 2018, Jatim merupakan provinsi dengan jumlah pemilih terbesar kedua setelah Jawa Barat (Jabar) dengan total pemilih sebanyak 30.912.994 orang. Artinya, lumbung suara Jatim pun memiliki porsi besar sekitar 16,2 persen dari total pemilih Indonesia.
Dahlan Iskan, Kunci?
Dukungan tokoh berpengaruh terhadap kandidat tertentu pun bisa jadi dapat mempengaruhi perebutan suara dalam Pemilu. Dukungan Dahlan Iskan – dulu sempat disebut-sebut namanya untuk menjadi anggota Tim Kampanye Daerah (TKD) Jokowi-Ma’ruf – sebagai salah satu tokoh penting di Jatim pun mungkin dapat membantu perolehan suara Prabowo-Sandi di Jatim.
Kita pun dapat berkaca pada pengaruh dukungan politik dari gerakan #NeverTrump dari Partai Republik sendiri. Beberapa tokoh penting di partai tersebut justru mendukung Clinton dalam Pemilu AS 2016, seperti duo George W. Bush dan sang ayah George H.W. Bush yang merupakan mantan Presiden di negara tersebut.
Keduanya sering kali mengkritik Trump dan menolak pencalonan pengusaha tersebut sebagai capres dari Partai Republik. Bahkan, Bush senior menuliskan dalam bukunya bahwa dirinya memilih partai rivalnya dalam Pemilu AS 2016.
Gerakan #NeverTrump dalam tubuh Partai Republik ini memang menilai Trump sebagai sosok yang tidak pantas untuk menjadi presiden AS. Lauren R. Johnson dan tim penulisnya dalam tulisannya yang berjudul #NeverTrump pun menjelaskan bahwa gerakan ini juga dianggap merasa kecewa dengan preferensi kebijakan Trump.
Keberadaan kelompok ini pun memiliki dampak tertentu terhadap Partai Republik. Gerakan ini pun disalahkan oleh Partai Republik karena dapat menyumbangkan suara bagi Partai Demokrat AS pada Pemilu Sela AS di tahun 2018.
Lantas, apakah mungkin dukungan Dahlan Iskan menjadi penting dalam upaya perebutan Jatim?
Jika berkaca pada fenomena #NeverTrump di AS, alasan Dahlan Iskan untuk berbalik mendukung Prabowo-Sandi dapat didasarkan pada alasan kekecewan. Dahlan yang dulu mendukung Jokowi pada tahun 2014 sendiri menjelaskan bahwa dirinya kecewa terhadap kinerja Presiden Jokowi dan kegagalannya dalam menerapkan beberapa kebijakan, seperti Revolusi Mental yang diusung oleh mantan wali kota Solo tersebut dalam Pilpres 2014.
Dahlan sendiri merupakan sosok yang tidak asing bagi masyarakat Jatim. Pengalamannya yang panjang di salah satu media terbesar di Jatim, Jawa Pos, juga menjadikan dirinya sebagai sosok yang banyak dikenal, baik di Jatim sendiri maupun secara nasional.
Bisa jadi, Dahlan pun menjadi kunci bagi upaya perebutan Jatim oleh Prabowo-Sandi. Sosok yang pernah memimpin Jawa Pos ini bisa saja menjadi strategi Prabowo-Sandi guna mengimbangi banyaknya tokoh besar Jatim di kubu Jokowi-Ma’ruf, seperti Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, Gubernur Jatim Khofifah, Wakil Gubernur Jatim Emil Dardak, Mantan Wakil Gubernur Jatim Gus Ipul, dan Mantan Gubernur Jatim Soekarwo.
Hadirnya Dahlan di kubu Prabowo-Sandi tentu dapat membantu perolehan paslon nomor urut 02 dalam Pilpres 2019. Namun, pengaruh kehadiran Dahlan pun belum dapat dijelaskan secara pasti. Direktur Eksekutif Polltracking Insititute, Hanta Yudha pun menjelaskan bahwa dukungan Dahlan pada Prabowo-Sandi tentu membantu elektabilitas, tetapi hal tersebut belum dapat diukur secara pasti.
Intinya, Kampanye Akbar Prabowo-Sandi dan berlabuhnya Dahlan pada kubu paslon nomor urut 02 bisa saja menjadi momentum tertentu bagi upaya kubu ini untuk merebut perolehan suara Jatim dari kubu Jokowi-Ma’ruf. Setidaknya, upaya dan peristiwa tersebut mampu membantu meningkatkan elektabilitas Prabowo-Sandi di Jatim.
Jika memang begitu, pernyataan Kendrick Lamar di awal tulisan pun menjadi kurang tepat apabila dikaitkan dengan konteks Pilpres di Jatim. Meskipun kemenangan terlihat mudah bagi Jokowi-Ma’ruf di provinsi ini, Prabowo-Sandi pun siap menantang dengan Kampanye Akbar di Surabaya yang dipenuhi kejutan-kejutan. Lagipula, kehidupan sendiri juga penuh dengan kejutan. Bukan begitu? (A43)