Katanya, calon pendamping Jokowi yang ideal adalaah sosok yang memiliki kedekatan dengan ulama maupun santri. Cak Imin dinilai sebagai sosok yang tepat. Mungkinkah mereka bakal menjadi duet yang tangguh?
PinterPolitik.com
[dropcap]D[/dropcap]enger-denger isu mengenai suku, agama dan ras (SARA) bakal ‘laku keras’ pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 nanti. Apalagi, selama ini Pakde Joko selalu dikaitkan dengan stigma negatif yang dibangun oleh kelompok tertentu. Pakde dicap anti Islam.
Oleh karena itu, Pakde harus pintar-pintar mencari calon pendamping. Menurut Direktur Islam Nusantara Center (INC) A. Ginanjar Syaban, Pakde harus memilih wakil yang memiliki kedekatan dengan para ulama maupun santri.
Berkaitan dengan hal ini, Pak Ginanjar mengusulkan nama Muhaimin Iskandar. Katanya, politisi yang akrab disapa Cak Imin itu sudah ditahbiskan oleh kaum Nahdliyin untuk menjadi Panglima Santri Nusantara pada tanggal 5 November lalu.
Pak @jokowi perlu merangkul Panglima Santri menghadapi 2019https://t.co/lgV4U4AC9G
— Solahudin Al Barabas (@Solahudin075) December 29, 2017
Ditambah lagi berdasarkan survei dari cawapres di jaringansantri.com, nama Cak Imin menempati posisi teratas. Ia mengalahkan Romahurmuzy dan Zulkifli Hasan.
Sebenarnya wacana untuk menduetkan Cak Imin dan Pakde bukan lagi berita baru. Sebelumnya udah ada dukungan dari sejumlah pihak yang mengklaim sebagai pendukung Cak Imin.
Misalnya dukungan dari sejumlah pemuda di Solo pada tanggal 26 November yang lalu. Mereka menamakan diri sebagai relawan Jokowi Cak Imin atau lebih familir dengan sebutan relawan KOCAK. Selain itu, ada juga dukungan dari sejumlah pemuda di Yogyakarta yang dikenal dengan Guyub Rukun Nusantara (GRN). Bahkan Pe-ka-be juga bersedia kok, kalau Cak Imin disandingkan dengan Pakde.
Memang banyak pihak terutama dari kalangan islam, memberikan porsi dukungan yang tidak sedikit bagi Pakde dan Cak Imin. Duet ini berpontensi besar bakal terwujud, sebagai upaya untuk menangkal tuduhan anti Islam yang ditodongkan ke muka Pakde.
Tapi, semua tergantung Pakde sih. Mau gandeng Cak Imin atau tidak? Kalau pun nanti nggak jadi dengan Cak Imin, Pakde perlu pintar-pintar nyari pendamping yang memiliki kedekatan dengan para ulama maupun santri. (K-32)