Kata Pak Akbar Tanjung, Golkar kini dijuluki sebagai ‘Partai Gizi’. Apa maksudnya?
PinterPolitik.com
[dropcap]S[/dropcap]epak terjang Partai Beringin dalam Politik nasional tak usah diragukan lagi. Bahkan Partai Beringin di zaman orba sangat berjaya. Beringin menjadi tempat peristirahatan sekaligus tameng-nya Pak Harto.
Akan tetapi, kejayaan itu kini tinggal nama. Hal ini diduga karena banyak tikus di dalamnya. Mungkin ini yang bikin Partai Beringin masuk dalam kategori ‘gizi buruk’?
Hal ini membuat para sesepuh Golkar menjadi prihatin. Akbar Tandjung termasuk salah satu yang ikut sedih dengan kondisi Partai Beringin. tapi, jangan nangis ya, Opa.
Opa Akbar mengganggap bahwa Partai Beringin sudah tak seperti dulu lagi. Tak ada lagi sosok yang berpengaruh atau punya power. Partai Beringin kini dianggap sebagai partai ‘Partai Gizi (Partai Duit)’. Lebih mementingkan calon yang berkantong tebal, ketimbang yang punya ide dan kinerja yang cemerlang.
Makanya jangan heran kalau Partai Beringin masuk dalam kategori partai terkorup di Indonesia. Yah memang, banyak tikus di sana. Rajanya kan baru ditangkap ama kucing Kapeka kan?
Kata Opa Akbar, ini tak hanya terjadi dalam tubuh Partai Beringin, tapi juga ada dalam partai politik lainnya. Ia memberikan contoh dengan kehadiran Partai Perindo yang didirikan oleh Harry Tanoesoedibjo.
Curhat Pinisepuh Soal Golkar yang Kini Jadi Partai Gizi https://t.co/6O8vO6vOjB
— TEMPO.CO (@tempodotco) November 24, 2017
Kondisi Partai Beringin ini juga membuat miris, Fahmi Idris Anggota Dewan Penasihat DPP Golkar periode 2004-2009. Ia menilai bahwa saat ini pengurus Golkar di tingkat pusat kurang memiliki kematangan politik seperti pendahulu mereka.
Mantan Menteri Perindustrian ini juga mengakui bahwa kids zaman now udah gagap bicara politik karena tidak lagi mendapat edukasi politik. Maka, sistem kaderisasi dalam parpol menjadi stagnan dan mandek.
Fahmi pun memaklumi apabila kini Golkar disebut-sebut sebagai partai paling korup di Tanah Air. Menyitir data Indonesia Corruption Watch, setidaknya 16 kader Partai Beringin di pusat dan daerah terjaring Kapeka.
Fenomena ‘Partai Gizi’ bukan lagi cerita baru. Uang telah menjadi ‘raja baru’ dalam dunia politik tanah air. Yang membayar lebih banyak pasti bakal jadi prioritas, ketimbang yang bermodalkan tampang dan ide doang. Yah, itulah wajah politik bangsa kita. Quo vadis, nasib bangsa ini? (K-32)