HomeNalar PolitikBeringin Partai Bergizi?

Beringin Partai Bergizi?

Kecil Besar

Kata Pak Akbar Tanjung, Golkar kini dijuluki sebagai ‘Partai Gizi’. Apa maksudnya?


PinterPolitik.com

[dropcap]S[/dropcap]epak terjang Partai Beringin dalam Politik nasional tak usah diragukan lagi. Bahkan Partai Beringin di zaman orba sangat berjaya. Beringin menjadi tempat peristirahatan sekaligus tameng-nya Pak Harto.

Akan tetapi, kejayaan itu kini tinggal nama. Hal ini diduga karena banyak tikus di dalamnya. Mungkin ini yang bikin Partai Beringin masuk dalam kategori ‘gizi buruk’?

Hal ini membuat para sesepuh Golkar menjadi prihatin. Akbar Tandjung termasuk salah satu yang ikut sedih dengan kondisi Partai Beringin. tapi, jangan nangis ya, Opa.

Opa Akbar mengganggap bahwa Partai Beringin sudah tak seperti dulu lagi. Tak ada lagi sosok yang berpengaruh atau punya power. Partai Beringin kini dianggap sebagai partai ‘Partai Gizi (Partai Duit)’. Lebih mementingkan calon yang berkantong tebal, ketimbang yang punya ide dan kinerja yang cemerlang.

Makanya jangan heran kalau Partai Beringin masuk dalam kategori partai terkorup di Indonesia. Yah memang, banyak tikus di sana. Rajanya kan baru ditangkap ama kucing Kapeka kan?

Kata Opa Akbar, ini tak hanya terjadi dalam tubuh Partai Beringin, tapi juga ada dalam partai politik lainnya. Ia memberikan contoh dengan kehadiran Partai Perindo yang didirikan oleh Harry Tanoesoedibjo.

Kondisi Partai Beringin ini juga membuat miris, Fahmi Idris Anggota Dewan Penasihat DPP Golkar periode 2004-2009. Ia menilai bahwa saat ini pengurus Golkar di tingkat pusat kurang memiliki kematangan politik seperti pendahulu mereka.

Mantan Menteri Perindustrian ini juga mengakui bahwa kids zaman now udah gagap bicara politik karena tidak lagi mendapat edukasi politik. Maka, sistem kaderisasi dalam parpol menjadi stagnan dan mandek.

Baca juga :  Begitu Sulit Sri Mulyani

Fahmi pun memaklumi apabila kini Golkar disebut-sebut sebagai partai paling korup di Tanah Air. Menyitir data Indonesia Corruption Watch, setidaknya 16 kader Partai Beringin di pusat dan daerah terjaring Kapeka.

Fenomena ‘Partai Gizi’ bukan lagi cerita baru. Uang telah menjadi ‘raja baru’ dalam dunia politik tanah air. Yang membayar lebih banyak pasti bakal jadi prioritas, ketimbang yang bermodalkan tampang dan ide doang. Yah, itulah wajah politik bangsa kita. Quo vadis, nasib bangsa ini? (K-32)

spot_imgspot_img

#Trending Article

Prabowo Lost in Translation

Komunikasi pemerintahan Prabowo dinilai kacau dan amburadul. Baik Prabowo maupun para pembantunya dianggap tak cermat dalam melemparkan tanggapan dan jawaban atas isu tertentu kepada publik, sehingga gampang dipelintir dan dijadikan bahan kritik.

2029 Anies Fade Away atau Menyala?

Ekspektasi terhadap Anies Baswedan tampak masih eksis, terlebih dalam konteks respons, telaah, dan positioning kebijakan pemerintah. Respons dan manuver Anies pun bukan tidak mungkin menjadi kepingan yang akan membentuk skenario menuju pencalonannya di Pilpres 2029.

The Pig Head in Tempo

Teror kepala babi dan bangkai tikus jadi bentuk ancaman kepada kerja-kerja jurnalisme. Sebagai pilar ke-4 demokrasi, sudah selayaknya jurnalisme beroperasi dalam kondisi yang bebas dari tekanan.

PDIP Terpaksa “Tunduk” Kepada Jokowi?

PDIP melalui Puan Maharani dan Joko Widodo (Jokowi) tampak menunjukan relasi yang baik-baik saja setelah bertemu di agenda Ramadan Partai NasDem kemarin (21/3). Intrik elite PDIP seperti Deddy Sitorus, dengan Jokowi sebelumnya seolah seperti drama semata saat berkaca pada manuver PDIP yang diharapkan menjadi penyeimbang pemerintah tetapi justru bersikap sebaliknya. Lalu, kemana sebenarnya arah politik PDIP? Apakah akhirnya secara tak langsung PDIP akan “tunduk” kepada Jokowi?

The Irreplaceable Luhut B. Pandjaitan? 

Di era kepresidenan Joko Widodo (Jokowi), Luhut Binsar Pandjaitan terlihat jadi orang yang diandalkan untuk jadi komunikator setiap kali ada isu genting. Mungkinkah Presiden Prabowo Subianto juga memerlukan sosok seperti Luhut? 

The Danger Lies in Sri Mulyani?

IHSG anjlok. Sementara APBN defisit hingga Rp31 triliun di awal tahun.

Deddy Corbuzier: the Villain?

Stafsus Kemhan Deddy Corbuzier kembali tuai kontroversi dengan video soal polemik revisi UU TNI. Pertanyaannya kemudian: mengapa Deddy?

Sejauh Mana “Kesucian” Ahok?

Pasca spill memiliki catatan bobrok Pertamina dan dipanggil Kejaksaan Agung untuk bersaksi, “kesucian” Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok seolah diuji. Utamanya, terkait pertaruhan apakah dirinya justru seharusnya bertanggung jawab atas skandal dan kasus rasuah perusahaan plat merah tempat di mana dirinya menjadi Komisasis Utama dahulu.

More Stories

PDIP dan Gerindra Ngos-ngosan

PDI Perjuangan dan Gerindra diprediksi bakal ngos-ngosan dalam Pilgub Jabar nanti. Ada apa ya? PinterPolitik.com Pilgub Jabar kian dekat. Beberapa Partai Politik (Parpol) pun mulai berlomba-lomba...

Arumi, ‘Srikandi Baru’ Puan

Arumi resmi menjadi “srikandi baru” PUAN. Maksudnya gimana? PinterPolitik.com Fenomena artis berpolitik udah bukan hal baru dalam dunia politik tanah air. Partai Amanat Nasional (PAN) termasuk...

Megawati ‘Biro Jodoh’ Jokowi

Megawati tengah mencari calon pendamping Jokowi. Alih profesi jadi ‘biro jodoh’ ya, Bu? PinterPolitik.com Kasih sayang dan pengorbanan seorang ibu laksana lilin yang bernyala. Lilin...