HomeHeadlineBenarkah Erick Mustahil Tenggelam?

Benarkah Erick Mustahil Tenggelam?

Dengarkan Artikel Ini:

Audio ini dibuat menggunakan AI

Lolosnya Tim Nasional (Timnas) Indonesia ke babak 16 besar Piala Asia kiranya akan berdampak pada sang Ketua Umum (Ketum) PSSI, Erick Thohir. Ini tampaknya merupakan residu positif atas ambisi politik Erick sebelumnya. Mengapa demikian? 


PinterPolitik.com 

Timnas Indonesia mencatat prestasi gemilang dengan berhasil lolos ke babak 16 besar Piala Asia di Qatar.Prestasi ini tidak hanya membanggakan bagi sepak bola Indonesia, tetapi juga menjadi tonggak sejarah karena untuk pertama kalinya dalam sejarah partisipasinya dalam turnamen Piala Asia. 

Keberhasilan ini, bagaimanapun, tidak terjadi begitu saja. Salah satu tokoh kunci di balik prestasi ini adalah Erick Thohir, yang notabene merupakan Ketua Umum PSSI. 

Erick agaknya berhasil memainkan peran penting dalam menjaring sejumlah pemain keturunan Indonesia yang bermain di Eropa untuk bergabung dengan Timnas Indonesia. 

Langkah ini tidak hanya menambah kualitas Timnas Indonesia, tetapi juga membuka peluang  Indountuk menunjukkan potensi sepak bola negeri +62 di kancah internasional.

poster erick thohir saving the soccers zone

Keberhasilan Timnas Indonesia juga diinterpretasikan sebagai modal politik bagi Erick Thohir, terutama terkait keterlibatannya dan dukungannya di kubu Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. 

Prestasi di bidang olahraga sering kali dihubungkan dengan citra dan kekuatan suatu negara. Dalam konteks ini, keberhasilan Timnas Indonesia di Piala Asia dapat menjadi tambahan nilai bagi portofolio sosiopolitik Erick Thohir. 

Lantas, mengapa keberhasilan Timnas Indonesia lolos ke babak 16 besar Piala Asia akan berdampak pada proyeksi karier politik Erick? 

Erick Ahli Reparasi? 

Erick oleh beberapa pihak dinilai sebagai sosok yang mampu merapikan sistem yang sebelumnya amburadul, baik dalam konteks sepak bola Indonesia maupun di luar negeri. 

Mungkin, selain Luhut Binsar Pandjaitan, nama Erick Thohir adalah salah satu orang kepercayaan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk membereskan segala sesuatu secara spesifik. 

Erick mulai dipercaya oleh Presiden Jokowi ketika sukses sebagai ketua panitia pelaksana atau INASGOC Asian Games.  

Kemudian, Jokowi pun memiliih Erick sebagai Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma’ruf pada Pemilihan Presiden 2019. Erick pun mengaku mendapatkan tawaran tersebut sejak Agustus 2018 atau saat Asian Games masih berlangsung. 

Hingga pada akhirnya pada 2019, Erick dipilih Presiden Jokowi untuk menjadi Menteri BUMN. Bahkan, tak hanya urusan profesional, Erick juga dipercaya Presiden Jokowi sebagai ketua panitia pernikahan anak bungsunya, Kaesang Pangarep. 

Dengan berbagai kepercayaan Presiden Jokowi yang berhasil Erick sukses laksanakan, kiranya menjadi pembuktian Erick sebagai orang dapat membereskan segala urusan. 

Hal ini tampaknya yang menjadi para penggemar sepak bola yakin permasalahan dunia “si kulit bundar” Indonesia akan selesai di tangan dingin Erick. 

Baca juga :  Dharma Pongrekun vs ‘Elite Global’

James M. Dorsey dan Leonard C. Sebastian dalam tulisan yang berjudul The Politics of Indonesian and Turkish Soccer menjelaskan kelumit dalam sepak bola Indonesia tidaklah hanya disebabkan oleh persoalan kemampuan atau ketidakdisiplinan para pemainnya, melainkan juga persoalan politik, seperti kasus pengaturan skor hingga politisasi. 

Di tengah kondisi seperti itu, hadirnya Erick dalam kancah persepakbolaan nasional memberikan sedikit harapan bagi para penggemar sepak bola Indonesia dengan membawa pengalaman yang dimiliki di sepak bola Indonesia maupun internasional. 

Stefania Palma dalam tulisannya yang berjudul The smiling ex-general who has become Indonesia’s ‘Mr Fixit’ di laman Financial Times menjelaskan peran yang dimainkan orang-orang seperti ini sebagai Mr. Fixit atau Tuan Pemecah Masalah. 

Ini adalah mereka-mereka yang punya sejumlah tugas khusus secara tidak tertulis untuk menyelesaikan beberapa masalah negara secara spesifik. 

Tidak hanya di dalam negeri, Erick juga terkenal karena keberhasilannya sebagai Presiden Klub Inter Milan di Italia. 

Di sana, dia berhasil merapikan struktur manajemen dan keuangan klub yang sebelumnya kacau balau, menjadikannya salah satu presiden klub yang sukses. 

Pada tingkat nasional, keberhasilan Timnas Indonesia di Piala Asia 2024 menjadi bukti konkret kemampuan Erick sebagai Mr. Fixit, terutama dalam mengubah keadaan sebelumnya yang stagnan menjadi lebih produktif. 

Dalam konteks diplomasi, Erick Thohir juga dikenal sebagai pemimpin pragmatis yang mampu melihat peluang kerja sama untuk keuntungan bersama. 

Corneliu Bjola dalam tulisannya yang berjudul Diplomatic Leadership in Times of International Crisis menjelaskan ada tiga jenis pemimpin diplomatik yang sukses, yakni maverick yang memiliki visi besar tetapi sulit menginspirasi banyak pihak, congregator yang mampu membangun konsensus di antara banyak pihak, dan pragmatist yang berorientasi pada kerja sama dan membangun keuntungan mutual. 

Terkhusus diplomat pragmatis, Corneliu juga menyoroti bahwa diplomat jenis ini umumnya mampu menarik perhatian lawan diplomasinya dengan bekal kekuatan personal, seperti keahliannya membuka peluang bisnis dan hubungan prospektif di masa depan. 

Erick tampaknya adalah The Pragmatist karena kemampuannya melihat adanya peluang kerja sama untuk membangun keuntungan bersama. 

Kiranya, Erick melihat dengan banyaknya pemain keturunan Indonesia yang berkualitas, dia kemudian melihat adanya peluang kerja sama dengan para pemain itu dan keuntungan bersama. 

Para pemain itu akan mendapatkan tempat dan kesempatan bermain di level internasional di Timnas Indonesia dan juga popularitas tanpa harus mengorbankan karier yang sudah mereka bangun di Eropa. 

Baca juga :  Ironi Lumpuhnya Pasukan Perdamaian PBB

Keterlibatannya dalam kebijakan naturalisasi pemain untuk Timnas Indonesia tidak hanya mencerminkan kemampuan diplomatisnya, tetapi juga menunjukkan pandangannya yang proaktif terhadap membangun hubungan yang menguntungkan untuk semua pihak. 

infografis erick si paling andalan jokowi

Sepak Bola, Simbol Politik Erick? 

Kembali, prestasi olahraga sering kali dianggap sebagai simbol kekuatan dan kemajuan suatu negara. Erick Thohir dapat menggunakan pencapaian ini sebagai simbol untuk memperkuat citra politiknya. 

Dengan keberhasilan Timnas Indonesia lolos ke babak 16 besar Piala Asia, membuat modal sosiopolitik Erick pun bertambah. 

Ini tampaknya membuat harapan Erick untuk kembali mendapatkan jabatan politik strategis dalam konteks tangga karier politiknya semakin meninggi. 

Philip Pettit dalam tulisanya berjudul Hope and Its Place in Mind menjelaskan Harapan adalah bagian integral dari kehidupan manusia. Dengan menggunakan teori keputusan (decision theory), harapan (hope) memang menjadi salah satu cara agar terlindungi dari bahaya sakit hati (loss of heart). 

Harapan memberikan kita tujuan, arah, dan motivasi untuk bertindak. Namun, apa yang membuat harapan berbeda dari sekadar keinginan atau keinginan adalah bahwa harapan melibatkan keyakinan bahwa tujuan yang diharapkan itu mungkin tercapai. 

Dengan kata lain, harapan melibatkan keyakinan bahwa tindakan kita memiliki kemampuan untuk mengubah dunia sesuai dengan keinginan kita. 

Erick Thohir memiliki harapan untuk kembali ke panggung politik dengan menggunakan prestasi di dunia sepak bola sebagai salah satu modal politik andalannya. 

Hal ini tampaknya terjadi setelah dirinya gagal menjadi calon wakil presiden (cawapres) Prabowo Subianto setelah kalah bersaing dari Gibran Rakabuming Raka. 

Momentum keberhasilan Timnas Indonesia di Piala Asia 2024 tampaknya akan menjadi hasil yang sebelumnya sudah dia tabung. 

Sepak bola, yang merupakan cabang olahraga paling populer di Indonesia, menjadi salah satu aspek dari soft power yang dimiliki Erick Thohir. 

Joseph S. Nye menjelaskan soft power adalah pendekatan persuasif dalam hubungan internasional, yang biasanya melibatkan penggunaan pengaruh ekonomi atau budaya. 

Melalui pengaruh ekonomi dan budaya yang terkait dengan prestasi olahraga, Erick Thohir memperkuat citra politiknya dan membangun pondasi yang kuat untuk karir politiknya di masa depan. 

Bagaimanapun, Erick kiranya telah membuktikan kualitas diri sebagai Ketum PSSI. Erick telah memainkan peran penting dalam mengangkat citra dan prestasi sepak bola Indonesia melalui keberhasilan Timnas Indonesia menembus babak 16 besar di Piala Asia 2024. 

Menarik untuk menunggu untuk sejauh mana sepak bola dapat membentuk karier poliitik Erick kedepannya. (S83) 

spot_imgspot_img

#Trending Article

Ridwan Kamil dan “Alibaba Way”

Ridwan Kamil usulkan agar setiap mal di Jakarta diwajibkan menampilkan 30 persen produk lokal. Mungkinkah ini gagasan Alibaba Way?

Hype Besar Kabinet Prabowo

Masyarakat menaruh harapan besar pada kabinet Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Rahasia Kesaktian Cak Imin-Zulhas?

Dengarkan artikel ini: Audio ini dibuat menggunakan AI. Di tengah kompetisi untuk tetap eksis di blantika politik Indonesia, Zulkifli Hasan dan Muhaimin Iskandar tampak begitu kuat...

Prabowo, the Game-master President?

Di awal kepresidenannya, Prabowo aktif menggembleng Kabinet Merah Putih. Apakah Prabowo kini berperan sebagai the game-master president?

Indonesia First: Doktrin Prabowo ala Mearsheimer? 

Sejumlah pihak berpandangan bahwa Indonesia di bawah kepemimpinan Prabowo Subianto akan lebih proteksionis. Seberapa besar kemungkinannya kecurigaan itu terjadi? 

Koalisi Titan: Sentripetalisme Konsensus Demokrasi Prabowo

Prabowo Subianto resmi melantik 48 menteri yang akan mengisi Kabinet Merah Putih yang dipimpinnya.

AHY, the New “Lee Hsien Loong”?

Di tengah sorotan publik terhadap para pejabat yang dapat gelar akademis tertentu, pujian justru diberikan kepada Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Taktik Psikologis di Balik Pembekalan Prabowo 

Dengarkan artikel berikut Acara pembekalan para calon menteri yang dilakukan Presiden Terpilih, Prabowo Subianto jadi sorotan publik. Kira-kira apa motif di baliknya?  PinterPolitik.com  Dalam dunia pendidikan, kegiatan...

More Stories

Ketua DPR, Golkar Lebih Pantas? 

Persaingan dua partai politik (parpol) legendaris di antara Partai Golkar dan PDIP dalam memperebutkan kursi Ketua DPR RI mulai “memanas”. Meskipun secara aturan PDIP paling berhak, tapi beberapa pihak menilai Partai Golkar lebih pantas untuk posisi itu. Mengapa demikian?

Anies “Alat” PKS Kuasai Jakarta?

Diusulkannya nama Anies Baswedan sebagai calon gubernur (cagub) DKI Jakarta oleh PKS memunculkan spekulasi jika calon presiden (capres) nomor urut satu ini hanya menjadi “alat” untuk PKS mendominasi Jakarta. Benarkah demikian?

Pemilu 2024, Netralitas Jokowi “Diusik” PBB? 

Dalam sidang Komite Hak Asasi Manusia (HAM) PBB, anggota komite Bacre Waly Ndiaye mempertanyakan netralitas Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait lolosnya Gibran Rakabuming Raka sebagai calon wakil presiden (cawapres) dari Prabowo Subianto. Lalu, apa yang bisa dimaknai dari hal itu?