HomeNalar PolitikBelajar Dari Miss Internasional 2017

Belajar Dari Miss Internasional 2017

Ada pelajaran berharga dari Miss Internasional 2017, Kevin Liliana. Apakah itu?


PinterPolitik.com

[dropcap]K[/dropcap]ontes Miss Internasional memang masih kalah pamor dengan Miss World dan Miss Universe, namun bukan berarti nggak menarik. Kontes tersebut cukup menarik untuk disimak karena berpusat di Tokyo, bukan di negara Paman Sam atau negara Ratu Elizabeth.

Mahkota Miss Internasional tahun ini berhasil digondol oleh wakil Indonesia, Kevin Liliana. Mungkin banyak orang hanya fokus pada pesona kecantikan Kevin. Tetapi, saya malah tertarik dengan hal lain. Yang menarik untuk disimak adalah proses panjang Kevin untuk meraih titel  Miss Internasional dan pesan terselubung dari kontes tersebut bagi kalayak ramai.

Komitmen, kerja keras dan disiplin diri, bisa jadi merupakan ‘rumus sukses’ ala Kevin. Maka kalimat sakti yang berbunyi, “hasil tak pernah mengkhianati usaha”, mungkin ada benarnya. Ini juga bisa menjadi pesan berantai bagi generasi milenial untuk berjuang lepas dari budaya instan-isasi dan budaya mager-isasi.

Selain itu, ajang Miss Internasional juga menjadi momen untuk memperlihatkan kepada dunia bahwa ada sesuatu yang berharga dari Indonesia. Bukan soal kecantikan fisik semata, namun ada kecantikan dari kearifan lokal Indonesia yang tersaji lewat kostum ‘mbok jamu gendong’.

Bisa jadi banyak tanggapan bermunculan soal kostum tersebut. Mungkin ada kelompok yang merasa aneh dengan kostum tersebut atau ada yang menanggapinya sebagai sesuatu yang unik, bahkan mungkin juga ada yang melihatnya sebagai sesuatu yang biasa-biasa saja. Itu kebebasan berpendapat dari netizen. Tak bisa disalahkan, bukan?

Baca juga :  Dharma Pongrekun vs ‘Elite Global’

Saya justru nggak masuk dalam tiga kelompok tersebut. Saya malah lebih tertarik untuk melihat maksud tersirat di balik kostum tersebut. Okelah, kalau ada unsur budaya-nya. Tapi bukan itu maksud saya.

Saya malah melihat kostum tersebut sebagai aksi perlawanan terhadap dominasi patriarkal di belahan bumi. Terutama mengenai masalah kekerasan baik secara fisik maupun non-fisik yang menempatkan perempuan sebagai obyek penderita.

Mungkin dari kacamata orang Indonesia kebanyakan, sosok mbok jamu gendong nggak ada apa-apanya dan bukan juga siapa-siapa. Tapi bagi saya, ia lebih dari sekedar apa dan siapa.

Ia adalah sosok yang punya harkat, martabat dan derajat yang sama dengan laki-laki di hadapan Tuhan dan dunia. Mungkin juga menjadi inspirasi sekaligus manifestasi dari puisi Hartoyo Andangjaya yang berjudul perempuan-perempuan perkasa. Bisa jadi kan? (K-32)

spot_imgspot_img

#Trending Article

Tidak Salah The Economist Dukung Kamala?

Pernyataan dukungan The Economist terhadap calon presiden Amerika Serikat, Kamala Harris, jadi perhatian publik soal perdebatan kenetralan media. Apakah keputusan yang dilakukan The Economist benar-benar salah?

Ridwan Kamil dan “Alibaba Way”

Ridwan Kamil usulkan agar setiap mal di Jakarta diwajibkan menampilkan 30 persen produk lokal. Mungkinkah ini gagasan Alibaba Way?

Hype Besar Kabinet Prabowo

Masyarakat menaruh harapan besar pada kabinet Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Rahasia Kesaktian Cak Imin-Zulhas?

Dengarkan artikel ini: Audio ini dibuat menggunakan AI. Di tengah kompetisi untuk tetap eksis di blantika politik Indonesia, Zulkifli Hasan dan Muhaimin Iskandar tampak begitu kuat...

Prabowo, the Game-master President?

Di awal kepresidenannya, Prabowo aktif menggembleng Kabinet Merah Putih. Apakah Prabowo kini berperan sebagai the game-master president?

Indonesia First: Doktrin Prabowo ala Mearsheimer? 

Sejumlah pihak berpandangan bahwa Indonesia di bawah kepemimpinan Prabowo Subianto akan lebih proteksionis. Seberapa besar kemungkinannya kecurigaan itu terjadi? 

Koalisi Titan: Sentripetalisme Konsensus Demokrasi Prabowo

Prabowo Subianto resmi melantik 48 menteri yang akan mengisi Kabinet Merah Putih yang dipimpinnya.

AHY, the New “Lee Hsien Loong”?

Di tengah sorotan publik terhadap para pejabat yang dapat gelar akademis tertentu, pujian justru diberikan kepada Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

More Stories

PDIP dan Gerindra Ngos-ngosan

PDI Perjuangan dan Gerindra diprediksi bakal ngos-ngosan dalam Pilgub Jabar nanti. Ada apa ya? PinterPolitik.com Pilgub Jabar kian dekat. Beberapa Partai Politik (Parpol) pun mulai berlomba-lomba...

Arumi, ‘Srikandi Baru’ Puan

Arumi resmi menjadi “srikandi baru” PUAN. Maksudnya gimana? PinterPolitik.com Fenomena artis berpolitik udah bukan hal baru dalam dunia politik tanah air. Partai Amanat Nasional (PAN) termasuk...

Megawati ‘Biro Jodoh’ Jokowi

Megawati tengah mencari calon pendamping Jokowi. Alih profesi jadi ‘biro jodoh’ ya, Bu? PinterPolitik.com Kasih sayang dan pengorbanan seorang ibu laksana lilin yang bernyala. Lilin...