Beras diimpor. Garam diimpor. Daging kerbau pun ikut diimpor. Impor lagi, impor lagi. Hadehhh, emang di Indonesia nggak ada barang-barang kayak gitu?
PinterPolitik.com
[dropcap]S[/dropcap]ebenarnya nggak ada yang salah kok, kalau Indonesia impor barang dari negara lain. Sah-sah aja dan wajar-wajar aja. Asalkan barang-barang yang diimpor itu masuk dalam kategori sebagai kebutuhan mendesak di negeri ini.
Menurut saya. Yang agak aneh itu adalah mengapa beras, garam hingga daging kerbau harus capek-capek diimpor dari luar negeri? Apakah barang-barang tersebut udah teramat langka di Indonesia? Berarti percuma dong, Indonesia dijuluki negara agraris atau negara maritim, ya? Ini yang terkadang bikin saya mikir sampe otak salah urat.
Kebijakan impor sangat bertentangan dengan semangat berdikari ekonomi yang selalu didengung-dengungkan. Tampaknya lebih mudah membuka kran impor daripada bersusah-payah menaikkan produksi dalam negeri. https://t.co/5OLjIuZDE8
— ibnu purna (@ibnupurna) January 26, 2018
Mari kita bahas satu per satu.
Yang pertama, soal beras. Konon katanya beras bakal diimpor dari luar negeri. Jumlahnya juga cukup fantastis yakni mencapai 500 ribu ton. Etdahh, kurang banyak aja, bagaimana kalau nambah lagi. Biar ntar saat masuk Indonesia, udah mubazir akibat panen raya.
Sebenarnya soal impor beras ini, udah banyak pihak yang menolak sih. Apakah tetap terealisasi, walaupun berbarengan dengan panen raya atau akhirnya batal? Entahlah. Pemerintah, tolong ingat nasib para petani, dong!
Yang kedua, soal garam. Ini juga salah satu kebutuhan yang cukup vital di Indonesia. Garam memang punya beragam manfaat. Selain sebagai penyedap makanan, garam juga dipercaya bisa membuat setan lari tunggang langgang. Hm, jangan-jangan di Indonesia, emang banyak setan sehingga pemerintah berencana untuk mengimpor garam sekitar 3,7 juta ton? Peace, just kidding, hehehehe.
Kalau sampai pemerintah jadi impor garam, sudah pasti para petambak garam bakal gigit jari sebab produknya akan dihargai dengan murah. Ya Lord, semoga itu nggak sampe terjadi.
Yang ketiga, soal daging kerbau. Konon katanya, pemerintah berencana untuk mengimpor daging kerbau sebesar 100 ribu ton. Buseet, banyak bingitsss, berpotensi menambah daftar penderita darah tinggi dan kolesterol nih. Ededehhh.
Nah, kalau ini pun sampai terwujud, para peternak kerbau bakal pensiun dini. Maka, sebaiknya pemerintah mikir-mikir deh kalau mau impor daging kerbau. Itu nggak baik untuk kesehatan dan nggak baik juga untuk kantong para peternak kerbau.
Semoga pemerintah batal impor dan lebih fokus kepada nasib para petani, petambak garam maupun peternak kerbau. Save rakil (rakyat kecil), against tengkulak. (K-32)