Buni Yani, sosok yang mengunggah video menggegerkan dan memenjarakan mantan gubernur Jakarta, ternyata ikut dipenjara juga.
PinterPolitik.com
… di atas langit, masih ada langit.
[dropcap size=big]J[/dropcap]angan pernah bermain api, karena kalau tidak hati-hati akan terbakar sendiri nanti. Syair itu sepertinya pantas dinyanyikan untuk menghibur Buni Yani yang terbakar akibat kelakuannya sendiri.
Sosok ini memang fenomenal dan bisa dibilang ‘sakti’, ia mampu menjatuhkan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) – mantan gubernur DKI Jakarta, hanya dengan senjata video 30 detik saja. Sedikit umpan di media sosial, sebagian besar umat Islam pun terbakar.
Kalau ditilik dari pendidikan luar negeri yang ia punya, pantas kalau ia cerdiknya luar biasa. Siapa yang tidak akan murka bila agamanya dikatain yang tak sepantasnya. Orang marah tentu tidak akan berpikir logis lagi. Pokoknya Ahok salah!
Dan ketika ketokan palu menyebabkan sang Nemo masuk penjara, kemarahan itu sepertinya terbayar sudah. Takbir pun berkumandang. Umat Islam menang melawan kezaliman. Buni Yani pun diusung bagai pahlawan.
Namun layaknya euforia, kegembiraan itu perlahan sirna. Sang pahlawan pun kembali menjadi manusia biasa. Siapa yang peduli lagi dengan nasibnya. Bahkan saat UU ITE menjeratnya, enggak ada yang mikirin kesengsaraannya.
Buni Yani Sebut Jaksa “Stupid” https://t.co/HHmLRJXoUD
— Kompas.com (@kompascom) October 3, 2017
Di pihak pendukung Ahok, nama Buni Yani akan hitam selamanya. Dialah yang dianggap mengacaukan Pilkada Jakarta. Para pengusaha menolak memberinya kerja, Buni Yani pun harus utang kemana-mana.
Saat ketok palu hakim memberinya hukuman dua tahun penjara, Buni Yani tak tahan meneriakan keputusasaannya. “Jaksanya stupid!” katanya. Ejekan yang luar biasa! Sungguh Buni Yani adalah orang pemberani yang bisa ngatain jaksa sesukanya.
Tapi bukan Buni Yani namanya, kalau tidak bisa membuat warganet bergerak. Maka kata stupid pun akhirnya viral, “Buni Yani hebat, bisa ngatain jaksa,” begitu kata mereka.
Sayangnya, kepedulian mereka sampai di situ aja. Massa yang membludak di demo angka-angka cantik, sepertinya tidak tertarik untuk berdemo di depan pengadilan tempatnya di sidang. Ketika ditahan pun tak ada yang berjejalan di depan rumah tahanan, apalagi menangis dan berdoa untuknya hingga bermalam-malam.
Begitulah dunia, kadang kita diarak bagai pahlawan lalu dihempas jadi tahanan. Ironi, begitulah nasibnya. Asam semasam namanya, Buni. Di awal musim penghujan ini, biasanya pohon Buni mulai berbuah. Mungkin bagus juga sebagai buah tangan kalau mau mengunjunginya. Kalau mau saja. (R24)