HomeNalar PolitikAsamnya Buah Buni Yani

Asamnya Buah Buni Yani

Kecil Besar

Buni Yani, sosok yang mengunggah video menggegerkan dan memenjarakan mantan gubernur Jakarta, ternyata ikut dipenjara juga.


PinterPolitik.com

… di atas langit, masih ada langit.

[dropcap size=big]J[/dropcap]angan pernah bermain api, karena kalau tidak hati-hati akan terbakar sendiri nanti. Syair itu sepertinya pantas dinyanyikan untuk menghibur Buni Yani yang terbakar akibat kelakuannya sendiri.

Sosok ini memang fenomenal dan bisa dibilang ‘sakti’, ia mampu menjatuhkan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) – mantan gubernur DKI Jakarta, hanya dengan senjata video 30 detik saja. Sedikit umpan di media sosial, sebagian besar umat Islam pun terbakar.

Kalau ditilik dari pendidikan luar negeri yang ia punya, pantas kalau ia cerdiknya luar biasa. Siapa yang tidak akan murka bila agamanya dikatain yang tak sepantasnya. Orang marah tentu tidak akan berpikir logis lagi. Pokoknya Ahok salah!

Dan ketika ketokan palu menyebabkan sang Nemo masuk penjara, kemarahan itu sepertinya terbayar sudah. Takbir pun berkumandang. Umat Islam menang melawan kezaliman. Buni Yani pun diusung bagai pahlawan.

Namun layaknya euforia, kegembiraan itu perlahan sirna. Sang pahlawan pun kembali menjadi manusia biasa. Siapa yang peduli lagi dengan nasibnya. Bahkan saat UU ITE menjeratnya, enggak ada yang mikirin kesengsaraannya.


Di pihak pendukung Ahok, nama Buni Yani akan hitam selamanya. Dialah yang dianggap mengacaukan Pilkada Jakarta. Para pengusaha menolak memberinya kerja, Buni Yani pun harus utang kemana-mana.

Saat ketok palu hakim memberinya hukuman dua tahun penjara, Buni Yani tak tahan meneriakan keputusasaannya. “Jaksanya stupid!” katanya. Ejekan yang luar biasa! Sungguh Buni Yani adalah orang pemberani yang bisa ngatain jaksa sesukanya.

Baca juga :  Yassierli, PHK, dan Kegagalan Menteri Dosen

Tapi bukan Buni Yani namanya, kalau tidak bisa membuat warganet bergerak. Maka kata stupid pun akhirnya viral, “Buni Yani hebat, bisa ngatain jaksa,” begitu kata mereka.

Sayangnya, kepedulian mereka sampai di situ aja. Massa yang membludak  di demo angka-angka cantik, sepertinya tidak tertarik untuk berdemo di depan pengadilan tempatnya di sidang. Ketika ditahan pun tak ada yang berjejalan di depan rumah tahanan, apalagi menangis dan berdoa untuknya hingga bermalam-malam.

Begitulah dunia, kadang kita diarak bagai pahlawan lalu dihempas jadi tahanan. Ironi, begitulah nasibnya. Asam semasam namanya, Buni. Di awal musim penghujan ini, biasanya pohon Buni mulai berbuah. Mungkin bagus juga sebagai buah tangan kalau mau mengunjunginya. Kalau mau saja. (R24)

spot_imgspot_img

#Trending Article

Anies-Gibran Perpetual Debate?

Respons dan pengingat kritis Anies Baswedan terhadap konten “bonus demografi” Gibran Rakabuming Raka seolah menguak kembali bahwa terdapat gap di antara mereka dan bagaimana audiens serta pengikut mereka bereaksi satu sama lain. Lalu, akankah gap tersebut terpelihara dan turut membentuk dinamika sosial-politik tanah air ke depan?

Korban Melebihi Populasi Yogya, Rusia Bertahan? 

Perang di Ukraina membuat Rusia kehilangan banyak sumber dayanya, menariknya, mereka masih bisa produksi kekuatan militer yang relatif bisa dibilang setimpal dengan sebelum perang terjadi. Mengapa demikian? 

Aguan dan The Political Conglomerate

Konglomerat pemilik Agung Sedayu Group, Aguan alias Sugianto Kusuma, menyiapkan anggaran untuk program renovasi ribuan rumah.

Hasto Will be Free?

Dengarkan artikel ini? Audio ini dibuat menggunakan AI. Interpretasi terbuka saat Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP Hasto Kristiyanto tampil begitu percaya diri dan justru sumringah di tengah...

Rusia dan Bayang-Bayang “Rumah Bersama Eropa”

Di masa lampau, Rusia pernah hampir jadi pemimpin "de facto" Eropa. Masih mungkinkah hal ini terjadi?

Jokowi & UGM Political Lab?

Gaduh ijazah UGM Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) yang selalu timbul-tenggelam membuka interpretasi bahwa isu tersebut adalah "kuncian" tertentu dalam sebuah setting manajemen isu. Akan tetapi, variabel UGM sendiri juga sangat menarik, mengingat sebuah kampus nyatanya dapat menjadi inkubator bagi aktor politik di masa depan mengaktualisasikan idenya mengenai negara.

Nadir Pariwisata: Kita Butuh IShowSpeed

Kondisi sektor pariwisata Indonesia kini berada di titik nadir. Di balik layar kebijakan dan pernyataan resmi pemerintah, para pelaku industri perhotelan sedang berjuang bertahan dari badai krisis.

Prabowo dan Lahirnya Gerakan Non-Blok 2.0?

Dengan Perang Dagang yang memanas antara AS dan Tiongkok, mungkinkah Presiden Prabowo Subianto bidani kelahiran Gerakan Non-Blok 2.0?

More Stories

Informasi Bias, Pilpres Membosankan

Jelang kampanye, pernyataan-pernyataan yang dilontarkan oposisi cenderung kurang bervarisi. Benarkah oposisi kekurangan bahan serangan? PinterPolitik.com Jelang dimulainya masa kampanye Pemilihan Presiden 2019 yang akan dimulai tanggal...

Galang Avengers, Jokowi Lawan Thanos

Di pertemuan World Economic Forum, Jokowi mengibaratkan krisis global layaknya serangan Thanos di film Avengers: Infinity Wars. Mampukah ASEAN menjadi Avengers? PinterPolitik.com Pidato Presiden Joko Widodo...

Jokowi Rebut Millenial Influencer

Besarnya jumlah pemilih millenial di Pilpres 2019, diantisipasi Jokowi tak hanya melalui citra pemimpin muda, tapi juga pendekatan ke tokoh-tokoh muda berpengaruh. PinterPolitik.com Lawatan Presiden Joko...