HomeNalar PolitikAnton, Sangkuriang Di Jabar?

Anton, Sangkuriang Di Jabar?

Kecil Besar

Bakal calon wakil gubernur Jawa Barat, Anton Charliyan mengaku telah memiliki strategi khusus untuk memenangkan pilgub Jabar. Anton menyebutnya dengan strategi Sangkuriang. Maksudnya gimana Pak?


PinterPolitik.com

[dropcap]S[/dropcap]iapa yang nggak tau dengan cerita legenda Sangkuriang? Hampir semua orang Indonesia pasti tau. Cerita rakyat dari Jawa Barat (Jabar) tersebut mengisahkan tentang seorang anak bernama Sangkuriang yang diperintahkan untuk membuat perahu dan danau dalam tempo satu malam. Hal tersebut sebagai syarat untuk menikahi Dayang Sumbi, yang tak lain adalah ibunya sendiri.

Cerita Sangkuriang ini ternyata cukup menginspirasi Pak Anton Charliyan. Ia adalah bakal calon wakil gubernur Jabar yang diusung oleh Partai Banteng. Siapa sih dia?

Ternyata ia adalah mantan Kapolda Jawa Barat (Jabar). Rencananya Pak Anton bakal diduetkan dengan TB Hasanudin, yang juga memiliki latar belakang militer. Hasanudin adalah seorang purnawirawan TNI. Mereka berdua bakal dijadikan sebagai ‘senjata pamungkas’ dari Partai Banteng untuk mendulang suara di tanah Sunda tersebut.

Mengenai persiapan menyonsong Pilgub Jabar, Pak Anton bakal menerapkan strategi ‘Sangkuriang’. Maksud dari strategi ini adalah berusaha untuk bekerja dengan cepat dan sigap dalam menyelesaikan segala persoalan di Jabar. Hm, emang bisa ya, Pak?

 

Kayaknya bukan hal yang mudah bagi pasangan TB Hasanudin dan Anton Charliyan untuk melenggang bebas dalam Pilgub Jabar. Konon, Pak Anton pernah dikaitkan dengan kasus bentrokan antara kelompok Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI) dan kelompok Front Pembela Islam (FPI) di Jabar. Peristiwa tersebut dikenal dengan ‘tragedi Bandung berdarah 121’. Pak Anton diduga sebagai salah satu Pembina GMBI. Wah, ini bisa jadi catatan merah untuknya dan Partai Banteng terutama untuk para pemilih dari kelompok FPI.

Baca juga :  Begitu Sulit Sri Mulyani

Apakah dengan mengusung Pak Anton, PDIP telah melakukan bluder? Entahlah. Yang pasti semuanya bakal terlihat saat Pilgub nanti.

Kalaupun Partai Banteng tetap ngotot mengusung Pak Hasanudin dan Pak Anton, maka mereka perlu berjuang keras. Jika ingin mengadopsi strategi Sangkuriang, maka perlu waspada. Sebab, bisa jadi ada partai lain yang bakal menjadi Dayang Sumbi untuk menggagalkan strategi tersebut. Hm, Jabar memang bohay, namun berbahaya. (K-32)

 

spot_imgspot_img

#Trending Article

Prabowo & Trump Alami “Warisan” yang Sama?

Kebijakan tarif perdagangan Amerika Serikat (AS) jadi sorotan dunia. Mungkinkah ada intrik mendalam yang akhirnya membuat AS terpaksa ambil langkah ini?

Didit The Peace Ambassador?

Safari putra Presiden Prabowo Subianto, Ragowo Hediprasetyo Djojohadikusumo atau Didit, ke tiga presiden RI terdahulu sangat menarik dalam dinamika politik terkini. Terlebih, dalam konteks yang akan sangat menentukan relasi Presiden Prabowo, Joko Widodo (Jokowi), dan Megawati Soekarnoputri. Mengapa demikian?

Prabowo Lost in Translation

Komunikasi pemerintahan Prabowo dinilai kacau dan amburadul. Baik Prabowo maupun para pembantunya dianggap tak cermat dalam melemparkan tanggapan dan jawaban atas isu tertentu kepada publik, sehingga gampang dipelintir dan dijadikan bahan kritik.

2029 Anies Fade Away atau Menyala?

Ekspektasi terhadap Anies Baswedan tampak masih eksis, terlebih dalam konteks respons, telaah, dan positioning kebijakan pemerintah. Respons dan manuver Anies pun bukan tidak mungkin menjadi kepingan yang akan membentuk skenario menuju pencalonannya di Pilpres 2029.

The Pig Head in Tempo

Teror kepala babi dan bangkai tikus jadi bentuk ancaman kepada kerja-kerja jurnalisme. Sebagai pilar ke-4 demokrasi, sudah selayaknya jurnalisme beroperasi dalam kondisi yang bebas dari tekanan.

PDIP Terpaksa “Tunduk” Kepada Jokowi?

PDIP melalui Puan Maharani dan Joko Widodo (Jokowi) tampak menunjukan relasi yang baik-baik saja setelah bertemu di agenda Ramadan Partai NasDem kemarin (21/3). Intrik elite PDIP seperti Deddy Sitorus, dengan Jokowi sebelumnya seolah seperti drama semata saat berkaca pada manuver PDIP yang diharapkan menjadi penyeimbang pemerintah tetapi justru bersikap sebaliknya. Lalu, kemana sebenarnya arah politik PDIP? Apakah akhirnya secara tak langsung PDIP akan “tunduk” kepada Jokowi?

The Irreplaceable Luhut B. Pandjaitan? 

Di era kepresidenan Joko Widodo (Jokowi), Luhut Binsar Pandjaitan terlihat jadi orang yang diandalkan untuk jadi komunikator setiap kali ada isu genting. Mungkinkah Presiden Prabowo Subianto juga memerlukan sosok seperti Luhut? 

The Danger Lies in Sri Mulyani?

IHSG anjlok. Sementara APBN defisit hingga Rp31 triliun di awal tahun.

More Stories

PDIP dan Gerindra Ngos-ngosan

PDI Perjuangan dan Gerindra diprediksi bakal ngos-ngosan dalam Pilgub Jabar nanti. Ada apa ya? PinterPolitik.com Pilgub Jabar kian dekat. Beberapa Partai Politik (Parpol) pun mulai berlomba-lomba...

Arumi, ‘Srikandi Baru’ Puan

Arumi resmi menjadi “srikandi baru” PUAN. Maksudnya gimana? PinterPolitik.com Fenomena artis berpolitik udah bukan hal baru dalam dunia politik tanah air. Partai Amanat Nasional (PAN) termasuk...

Megawati ‘Biro Jodoh’ Jokowi

Megawati tengah mencari calon pendamping Jokowi. Alih profesi jadi ‘biro jodoh’ ya, Bu? PinterPolitik.com Kasih sayang dan pengorbanan seorang ibu laksana lilin yang bernyala. Lilin...