HomeNalar PolitikAnies Persoalkan Gaji Staf Ahok?

Anies Persoalkan Gaji Staf Ahok?

Kecil Besar

Pak Anies tiba-tiba persoalkan gaji dari para staf Ahok. Ada apa ya?


PinterPolitik.com

[dropcap]T[/dropcap]ak ada angin tak ada hujan, tiba-tiba aja Pak Anies Baswedan mengklaim bahwa gaji para staf Gubernur di zaman Ahok dibiayai oleh swasta. Anies bahkan meminta agar membuat Perbandingan pembiayaan tim gubernur yang dulu dengan sekarang.

Boro-boro bikin perbandingan dan persoalkan yang sudah lalu. Move on dong Pak. Emang kinerjanya Bapak udah terbukti bisa ubah Jakarta?

“Sekarang Anda cek saja di berita-berita dulu, dulu dibiayai oleh siapa? Anda bandingkan saja. Lebih baik Anda bandingkan dan lihat dulu dibiayai dengan siapa, sekarang dengan siapa. Kan lucu secara kepegawaian dibiayai swasta, tapi keberadaannya di kantor gubernur,” ujar Anies  saat ditemui di Balai Kota (21/11).

Pernyataan ini membuat para Staf Gubernur era Ahok buka suara. Rian Ernest, salah seorang staf Ahok kala menjabat Gubernur DKI Jakarta merasa kecewa dengan pernyataan Anies.

Dia menyebut Anies Baswedan mispersepsi jika mengatakan dirinya dan staf lainnya digaji perusahaan swasta. Rian juga menyayangkan ucapan tersebut karena semestinya hal itu tidak keluar dari mulut seorang gubernur yang ketika kampanye mengedepankan dialog.

“Pak Anies ini mispersepsi kalau menyebutkan kami, staf gubernur terdahulu, dibayar atau digaji perusahaan swasta. Enggak ada itu,” kata Rian.

Bahkan Pak Kamillus Elu yang juga salah satu mantan staf ahok turut memberikan tanggapan yang senada di laman facebook-nya. Ia mengatakan bahwa Sebagai salah satu staf khusus Pak Ahok selama kurang lebih delapan tahun, ia sangat tersinggung dengan pernyataantersebut. Ia mengatakan bahwa gaji mereka diambil dari dana operasional Ahok, semasa menjabat sebagai Gubernur DKI. Bahkan lebih kecil dari gaji para staf fungsional PNS Jakarta.

Baca juga :  Ahok, “Selotip” Megawati Lepas?

Mungkin karena merasa nggak bisa memberikan tanggapan dari pernyataan para mantan staf Ahok, Anies malah membuat pengalihan topik. Seperti biasa kata-katanya selalu khas, terkesan mengawang-awang atau out of context.

Saya secara pribadi malah melihat ada sesuatu di balik pernyataan Pak Anies. Apakah ada unsur double speak lagi? Tak ada yang tahu pasti. Cuma Pak Anies dan Tuhan yang tahu. (K-32)

 

Artikel Sebelumnya
Artikel Selanjutna
spot_imgspot_img

#Trending Article

Prabowo Lost in Translation

Komunikasi pemerintahan Prabowo dinilai kacau dan amburadul. Baik Prabowo maupun para pembantunya dianggap tak cermat dalam melemparkan tanggapan dan jawaban atas isu tertentu kepada publik, sehingga gampang dipelintir dan dijadikan bahan kritik.

2029 Anies Fade Away atau Menyala?

Ekspektasi terhadap Anies Baswedan tampak masih eksis, terlebih dalam konteks respons, telaah, dan positioning kebijakan pemerintah. Respons dan manuver Anies pun bukan tidak mungkin menjadi kepingan yang akan membentuk skenario menuju pencalonannya di Pilpres 2029.

The Pig Head in Tempo

Teror kepala babi dan bangkai tikus jadi bentuk ancaman kepada kerja-kerja jurnalisme. Sebagai pilar ke-4 demokrasi, sudah selayaknya jurnalisme beroperasi dalam kondisi yang bebas dari tekanan.

PDIP Terpaksa “Tunduk” Kepada Jokowi?

PDIP melalui Puan Maharani dan Joko Widodo (Jokowi) tampak menunjukan relasi yang baik-baik saja setelah bertemu di agenda Ramadan Partai NasDem kemarin (21/3). Intrik elite PDIP seperti Deddy Sitorus, dengan Jokowi sebelumnya seolah seperti drama semata saat berkaca pada manuver PDIP yang diharapkan menjadi penyeimbang pemerintah tetapi justru bersikap sebaliknya. Lalu, kemana sebenarnya arah politik PDIP? Apakah akhirnya secara tak langsung PDIP akan “tunduk” kepada Jokowi?

The Irreplaceable Luhut B. Pandjaitan? 

Di era kepresidenan Joko Widodo (Jokowi), Luhut Binsar Pandjaitan terlihat jadi orang yang diandalkan untuk jadi komunikator setiap kali ada isu genting. Mungkinkah Presiden Prabowo Subianto juga memerlukan sosok seperti Luhut? 

The Danger Lies in Sri Mulyani?

IHSG anjlok. Sementara APBN defisit hingga Rp31 triliun di awal tahun.

Deddy Corbuzier: the Villain?

Stafsus Kemhan Deddy Corbuzier kembali tuai kontroversi dengan video soal polemik revisi UU TNI. Pertanyaannya kemudian: mengapa Deddy?

Sejauh Mana “Kesucian” Ahok?

Pasca spill memiliki catatan bobrok Pertamina dan dipanggil Kejaksaan Agung untuk bersaksi, “kesucian” Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok seolah diuji. Utamanya, terkait pertaruhan apakah dirinya justru seharusnya bertanggung jawab atas skandal dan kasus rasuah perusahaan plat merah tempat di mana dirinya menjadi Komisasis Utama dahulu.

More Stories

PDIP dan Gerindra Ngos-ngosan

PDI Perjuangan dan Gerindra diprediksi bakal ngos-ngosan dalam Pilgub Jabar nanti. Ada apa ya? PinterPolitik.com Pilgub Jabar kian dekat. Beberapa Partai Politik (Parpol) pun mulai berlomba-lomba...

Arumi, ‘Srikandi Baru’ Puan

Arumi resmi menjadi “srikandi baru” PUAN. Maksudnya gimana? PinterPolitik.com Fenomena artis berpolitik udah bukan hal baru dalam dunia politik tanah air. Partai Amanat Nasional (PAN) termasuk...

Megawati ‘Biro Jodoh’ Jokowi

Megawati tengah mencari calon pendamping Jokowi. Alih profesi jadi ‘biro jodoh’ ya, Bu? PinterPolitik.com Kasih sayang dan pengorbanan seorang ibu laksana lilin yang bernyala. Lilin...