HomeNalar PolitikAnies dan Kisah Pengelana Tarot

Anies dan Kisah Pengelana Tarot

Anies Baswedan merupakan salah satu politisi Indonesia yang paling menarik karena mengalami beberapa proses pergantian kubu politik hanya dalam waktu satu dekade. Menariknya, kisah Anies mungkin sebenarnya cukup berkaitan dengan kisah Sang Pengelana dalam permainan kartu tarot

PinterPolitik.com 


Sepanjang perjalanan peradabannya, manusia menciptakan ribuan, dan bahkan mungkin jutaan cerita karangan yang mewarnai sejarah. Cerita-cerita tersebut menjadi teman manusia dalam menghadapi panas, dingin, nyaman, dan kejamnya kehidupan, dan tentunya, juga menyampaikan sedikit “clue” tentang bagaimana aspek kehidupan dirasakan orang-orang ketika ribuan tahun yang lalu. 

Dan tidak jarang, kisah-kisah menarik yang diciptakan para nenek moyang kita dulu terselip juga sebagai plot cerita dalam permainan-permainan ciptaan mereka, yang sebagian masih kita mainkan hingga saat ini. Contohnya seperti balada kerajaan yang dikisahkan dalam permainan kartu remi, dan juga tentunya politik pertempuran yang tersimpan dalam permainan catur. 

Namun, salah satu permainan bersejarah yang mungkin menyimpan cerita paling menarik adalah permainan kartu tarot. Yess, buat yang barangkali agak lupa, tarot adalah permainan kartu yang seringnya dijadikan untuk kepentingan spiritual, dan juga alat “peramal” nasib seseorang di masa depan.  

Nah, ketika digunakan sebagai alat peramal, biasanya sang gipsy atau peramal dari permainan tersebut menyiapkan sebuah alur cerita di mana fase-fase krusial dalam cerita tersebut ditentukan oleh pilihan kartu yang diambil oleh orang yang nasibnya sedang ingin diramal.  

Menariknya, cerita yang tersimpan dalam permainan tarot sedikit-banyak tampaknya memiliki keserupaan dengan cerita politik salah satu calon presiden (capres) Pemilihan Presiden 2024 (Pilpres 2024), yakni Anies Baswedan. 

Lantas, bagaimana bisa? 

image 4

Kisah Sang Pengelana 

Di dalam ramalan tarot, ada satu skenario menarik yang bernama “The Fool’s Journey”. Skenario ini berisi sebuah kisah tentang Sang Pengelana, yang melewati beberapa fase kehidupan, mulai dari semasa baru lahir hingga akhir hayatnya. Nah, setiap kartu tarot yang diambil akan mewakili sebuah tahap dalam perjalanan itu – kepingan-kepingan dalam hidup yang pada akhirnya menjadi ramalan bagi Sang Pengelana untuk menyadari keutuhan dalam hidupnya. 

The Fool’s Journey mengisahkan beberapa tahap kehidupan di mana orang yang diramal dipersepsikan melewati beberapa momen penting kehidupan. Pertama, sebelum lahir, Sang Pengelana dikenalkan dengan dua kekuatan besar yang mengatur keseimbangan dunia, yakni Sang Penyihir dan Sang Pendeta Tinggi. Dua kekuatan ini mewakili hukum resiprokal dalam kehidupan di mana ketika kita mengambil suatu keputusan, maka sudah pasti akan muncul sisi yang berlawanan dari keputusan itu. 

Baca juga :  Prabowo vs Kemlu: Warrior vs Diplomat?

Seiring bertambahnya usia, Sang Pengelana menjadi semakin sadar akan sekitarnya. Seperti kebanyakan anak kecil, hal pertama yang ia lakukan adalah berusaha mengenali Ibunya (Sang Permaisuri) – wanita hangat dan penuh kasih yang memberinya nutrisi dan merawatnya agar bisa hidup di dunia yang ia tinggali. Sang Pengelana juga mulai mengenal Bumi itu sendiri, yang memberinya segala kebutuhan dalam arti yang lebih luas. 

Setelah mengenal dan merasakan kehangatan Sang Permaisuri, Sang Pengelana merasa senang menjelajahi segala sesuatu yang disentuhnya, dicicipi, dan diciumnya. Dia merasa tidak bisa cukup dengan pemandangan dan suara yang mempesona indera-inderanya. Ia bersukacita dalam kebaikan berlimpah dari Sang Permaisuri dan Bumi yang menyelubunginya dengan keindahan dunia. 

Namun, semakin Sang Pengelana beranjak dewasa, ia juga harus berhadapan dengan Ayahnya (Sang Kaisar). Sang Kaisar adalah perwakilan struktur dan otoritas, dan darinya Sang Pengelana belajar bahwa ada pola dan aturan dalam dunianya.  

Dia belajar bahwa kehendaknya tidak selalu mutlak dan selalu ada aturan tertentu yang harus diturutinya agar dapat memenuhi kesejahteraannya. Pembatasan ini bisa membuat Sang Pengelana frustrasi, tetapi melalui bimbingan sabar Sang Kaisar, Sang Pengelana mulai memahami bagaimana caranya agar bisa memenuhi segala keperluan utama mereka dalam hidup. 

Perjalanan Sang Pengelana menjadi lebih menarik setelah bertemu dengan Sang Imam (The Hierophant). Sang Imam mengajarinya pelajaran lebih lanjut tentang hidup dengan menjelaskan bahwa untuk bisa terus berkembang dengan baik, Sang Pengelana perlu menemukan jati dirinya dengan kelompok-kelompok yang ia percaya. 

Tak gentar, Sang Pengelana terus maju. Dia bertekad untuk mewujudkan visinya, akan tetapi pada akhirnya dia menyadari bahwa kehidupan tetap saja tidak bisa dijalankan dengan mudah. Pada suatu saat, dia menghadapi ujian pribadi yang sangat berat, yang hasil akhirnya ia dapatkan dengan bagaimana cara si Sang Pengelana memaknai semua ajaran yang diberikan Ibu dan Ayahnya (Nasib sang Pria yang Diseret). 

Di bagian akhir ini, pilihan Sang Pengelana hanya dua, yakni apakah akan belajar dari kesalahan-kesalahan yang ia ambil, atau justru hanya akan terpuruk di bawah ambisi besar yang menjadi kuburannya sendiri. 

Baca juga :  Prabowo dan Prelude Gerindra Empire?

Lantas, bagaimana kisah ini  bisa berkaitan dengan Anies? 

image 5

Anies Sang Pengelana 

Dibanding kedua capres lain, sosok Anies mungkin memiliki kisah perjalanan politik yang cukup beda. Dalam jangka waktu hanya satu dekade, Anies telah melalui banyak proses “pergantian kubu” politik yang cukup sering.  

Pada tahun 2013, Anies dikabarkan ikut konvensi capres Partai Demokrat. Tahun 2014, Anies beralih dari Demokrat dan bergabung dengan kubu Joko Widodo (Jokowi). Tahun 2016, Anies dikeluarkan dari kabinet Jokowi, dan bergabung dengan oposisinya, kubu Prabowo Subianto. Kini, tahun 2024, Anies beralih kembali dari Prabowo dan bergabung dengan kubu politik Surya Paloh. 

Pilihan politik yang berganti-ganti dalam waktu singkat ini tentu menarik untuk disoroti. Dan kalau kita berkaca pada cerita Sang Pengelana dalam tarot di atas, mungkin Anies sebetulnya adalah seorang karakter yang tidak jauh beda dengan Sang Pengelana. Awalnya, mungkin Anies adalah sosok akademisi biasa yang melihat politik dari sudut pandang ketiga, baik dan buruk dari politik terlihat begitu kentara sebagai sosok penonton (Sang Penyihir& Sang Pendeta). 

Namun, setelah ia terjun langsung dalam politik, Anies sadar bahwa politik adalah dunia yang sangat menarik untuk diselami. Karena itu, pada masa-masa awal karir politiknya, Anies merepresentasikan dirinya sebagai politisi yang mungkin, bebas (Sang Permaisuri). 

Tapi, karir politik Anies kembali menghadapi crossroad penting ketika ia dicopot dari posisi Mendikbud oleh Jokowi. Dari situ, mungkin Anies menyadari bahwa di balik segala pesonanya, politik adalah dunia yang penuh aturan dari sosok-sosok yang kuasanya berada di luar kendali Anies (Sang Kaisar). Dan kini, setelah melalui beberapa tantangan politik, ia akhirnya menyatukan diri dengan kelompok orang-orang yang sama-sama menginginkan dobrakan politik, yakni Koalisi Perubahan untuk Persatuan (The Hierophant). 

Akan tetapi, kisah kehidupan Anies belum menemui akhirnya. Kehidupan Sang Pengelana dalam tarot mengalami akhirnya ketika ia bertemu dengan takdir Sang Pria yang Diseret.  

Oleh karena itu, pertanyaannya hanya satu: apakah Pilpres 2024 ini akan menjadi akhir “ramalan” yang bagus untuknya? Atau justru keputusan-keputusan politik yang diambilnya dalam beberapa tahun terakhir akan terakumulasi menjadi awal takdir buruk Sang Pria yang Diseret? Well, menarik untuk ditunggu perkembangannya. (D74)

spot_imgspot_img

#Trending Article

Segitiga Besi Megawati

Relasi Prabowo Subianto dan Megawati Soekarnoputri kini memasuki babak baru menyusul wacana pertemuan dua tokoh tersebut.

Prabowo & Hybrid Meritocracy Letnan-Mayor

Promosi Letjen TNI Kunto Arief Wibowo sebagai Pangkogabwilhan I di rotasi perdana jenderal angkatan bersenjata era Presiden Prabowo Subianto kiranya mengindikasikan pendekatan baru dalam relasi kekuasaan dan militer serta dinamika yang mengiringinya, termasuk aspek politik. Mengapa demikian?

The Real Influence of Didit Hediprasetyo?

Putra Presiden Prabowo Subianto, Didit Hediprasetyo, memiliki influence tersendiri dalam dinamika politik. Mengapa Didit bisa memiliki peran penting?

Keok Pilkada, PKS Harus Waspada? 

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menjadi salah satu partai yang paling tidak diuntungkan usai Pemilu 2024 dan Pilkada 2024. Mungkinkah hal ini jadi bahaya bagi PKS dalam waktu mendatang?

Prabowo and The Nation of Conglomerates

Dengarkan artikel ini: Sugianto Kusuma atau Aguan kini jadi salah satu sosok konglomerat yang disorot, utamanya pasca Menteri Tata Ruang dan Agraria Nusron Wahid mengungkapkan...

Megawati and The Queen’s Gambit

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mungkin akan dielu-elukan karena dinilai brilian dengan menunjuk Pramono Anung sebagai calon gubernur dibandingkan opsi Ahok atau Anies Baswedan, sekaligus mengalahkan endorse Joko Widodo di Jakarta. Namun, probabilitas deal tertentu di belakangnya turut mengemuka sehingga Megawati dan PDIP bisa menang mudah. Benarkah demikian?

Gibran Wants to Break Free?

Di tengah dinamika politik pasca-Pilkada 2024, seorang wapres disebut ingin punya “kebebasan”. Mengapa Gibran Rakabuming wants to break free?

Ada Operasi Intelijen Kekacauan Korea Selatan? 

Polemik politik Korea Selatan (Korsel) yang menyeret Presiden Yoon Suk Yeol jadi perhatian dunia. Mungkinkah ada peran operasi intelijen dalam kekacauan kemarin? 

More Stories

2029 “Kiamat” Partai Berbasis Islam? 

Pilkada 2024 menjadi catatan tersendiri bagi partai politik berbasis Islam besar di Indonesia, yakni PKS dan PKB. Bagaimana partai-partai ini bisa membenahi diri mereka dalam menyambut dinamika politik lima tahun mendatang? 

Keok Pilkada, PKS Harus Waspada? 

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menjadi salah satu partai yang paling tidak diuntungkan usai Pemilu 2024 dan Pilkada 2024. Mungkinkah hal ini jadi bahaya bagi PKS dalam waktu mendatang?

Ada Operasi Intelijen Kekacauan Korea Selatan? 

Polemik politik Korea Selatan (Korsel) yang menyeret Presiden Yoon Suk Yeol jadi perhatian dunia. Mungkinkah ada peran operasi intelijen dalam kekacauan kemarin?