HomeNalar PolitikAlumni 212 Cocok Jadi Parpol?

Alumni 212 Cocok Jadi Parpol?

Apakah arah pergerakan para alumni 212 bernuansa politis dan mungkinkah cocok untuk menjadi partai politik?


PinterPolitik.com

[dropcap]B[/dropcap]icara soal aksi 212, tapi tak ada sangkut pautnya dengan Wiro Sableng ya? Karena ini berkaitan dengan aksi yang dilakukan oleh sejumlah umat Islam di Jakarta pada 2 Desember tahun lalu. Aksi yang konon katanya bertujuan untuk ‘membela Islam’ tersebut, diduga sarat dengan unsur politis.

Hal ini turut dibenarkan Pak Karyono Wibowo, Direktur Indonesia Public Institute (IPI) ini menjelaskan bahwa manuver yang dilakukan oleh para alumni 212 ada nuansa politiknya. Katanya organisasi keagamaan, kok malah merempet ke politik? Aneh bin ajaib ya.

Ada beberapa indikator untuk menjelaskan pernyataan tersebut. Yang pertama, mengenai aksi 212 tahun lalu dinilai memiliki tujuan politis untuk menumbangkan Ahok. Apalagi dilaksanakan menjelang Pilgub DKI Jakarta.

Hal ini ditandai dengan munculnya jargon yang menganjurkan agar jangan memilih kepala daerah yang diusung oleh partai pendukung penista agama. Jargon tersebut beredar luas di twitter.

Sayang sekali ya, kok media sosial sekelas twitter dipakai untuk menyebar fitnah dan ujaran kebencian. Mungkinkah ini yang menyebabkan burung di twitter lebih kurus dari burung travel*** ya?

Yang kedua, mereka juga mem-viral-kan ungkapan jangan pilih presiden dan partai pengusung presiden yang mendukung penista agama. Bukankah ini dialamatkan kepada Pakde Joko dan Partai koalisinya?

Yang ketiga, ada pernyataan dari pembina presidium alumni 212, Kapitra Ampera. Ia dengan tegas mengatakan bahwa gerakan 212 adalah gerakan real politik, untuk menumbuhkan kesadaran politik.

Baca juga :  Tidak Salah The Economist Dukung Kamala?

Lha katanya acara keagamaan, kok malah dikaitkan dengan politik sih? Ini nih yang aneh nih. Emang ada agama yang ngajarin untuk berpolitik? Bukankah politik dan agama itu dua hal yang berbeda?

Mungkin ada baiknya agar para alumni 212 menjadi partai politik atau menjadi underbow partai politik aja ya. Biar jelas dan fokus untuk memperjuangkan aspirasi umat Islam melalui saluran demokrasi yang sudah diatur oleh konstitusi. Bukankah itu lebih bijak? Biar nggak ada lagi kesan atau tendensi memakai nama Islam untuk kepentingan politik. (K-32)

Artikel Sebelumnya
Artikel Selanjutna
spot_imgspot_img

#Trending Article

Kok Megawati Gak Turun Gunung?

Ketua Umum (Ketum) PDIP, Megawati Soekarnoputri hingga kini belum terlihat ikut langsung dalam kampanye Pilkada. Kira-kira apa alasannya? 

Berani Prabowo Buka Pandora Papers Airlangga?

Ramai-ramai bicara soal kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) 12 persen yang disertai dengan protes di media sosial, tiba-tiba juga ramai pula banyak akun men-share kembali kasus lama soal nama dua pejabat publik – Airlangga Hartarto dan Luhut Pandjaitan – yang di tahun 2021 lalu disebut dalam Pandora Papers.

“Sekolam” Ahok, Kesaktian Anies Luntur?

Keputusan Anies Baswedan meng-endorse Pramono Anung-Rano Karno di Pilkada Jakarta 2024 memantik interpretasi akan implikasi politiknya. Utamanya karena Anies pada akhirnya satu gerbong dengan eks rivalnya di 2017 yakni Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan PDIP serta tendensi politik dinasti di dalamnya, termasuk yang terjadi pada Pramono.

Siasat Prabowo Akui Sengketa LCS

Pemerintahan Prabowo disorot karena ‘akui’ klaim tumpang tindih LCS dalam joint statement Tiongkok. Mungkinkah ada siasat strategis di baliknya?

Rahasia Triumvirat Teddy, AHY, dan Hegseth?

Terdapat kesamaan administrasi Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump dengan Presiden Prabowo Subianto, yakni mempercayakan posisi strategis kepada sosok berpangkat mayor. Kiranya, terdapat rahasia tertentu di balik kesamaan itu yang dapat mendukung support dalam dimensi tertentu ke pemerintahan masing-masing. Mengapa demikian?

Anies Di-summon PKS!

Ahmad Syaikhu in a battle against Dedi be like, “I summon Anies Baswedan!”  #Anies #AniesBaswedan #PilkadaJawaBarat #AhmadSyaikhu #IlhamHabibie #PKS #pinterpolitik #infografis #politikindonesia #beritapolitik #beritapolitikterkini

Betulkah Jokowi Melemah? 

Belakangan mulai muncul pandangan bahwa pengaruh politik Jokowi kian melemah, hal tersebut seringnya diatribusikan dengan perkembangan berita judi online yang kerap dikaitkan dengan Budi Arie, dan kabar penangguhan jabatan doktor Bahlil Lahadalia, dua orang yang memang dulu disebut dekat dengan Jokowi. Tapi, apakah betul Jokowi sudah melemah pengaruhnya? 

Masihkah Prabowo Americans’ Fair-Haired Boy?

Dua negara menjadi tujuan utama Prabowo saat melakukan kunjungan kenegaraan pertamanya pasca dilantik sebagai presiden: Tiongkok dan Amerika Serikat.

More Stories

PDIP dan Gerindra Ngos-ngosan

PDI Perjuangan dan Gerindra diprediksi bakal ngos-ngosan dalam Pilgub Jabar nanti. Ada apa ya? PinterPolitik.com Pilgub Jabar kian dekat. Beberapa Partai Politik (Parpol) pun mulai berlomba-lomba...

Arumi, ‘Srikandi Baru’ Puan

Arumi resmi menjadi “srikandi baru” PUAN. Maksudnya gimana? PinterPolitik.com Fenomena artis berpolitik udah bukan hal baru dalam dunia politik tanah air. Partai Amanat Nasional (PAN) termasuk...

Megawati ‘Biro Jodoh’ Jokowi

Megawati tengah mencari calon pendamping Jokowi. Alih profesi jadi ‘biro jodoh’ ya, Bu? PinterPolitik.com Kasih sayang dan pengorbanan seorang ibu laksana lilin yang bernyala. Lilin...