Site icon PinterPolitik.com

Alina Kabaeva, Sang Kekasih Putin?

alina kabaeva sang kekasih putin

Alina Kabaeva (kanan) yang disebut-sebut menjadi kekasih Presiden Rusia Vladimir Putin (kiri) kini dikabarkan tinggal di Swiss. (Foto: Fortune)

Muncul sejumlah petisi daring di kalangan masyarakat Ukraina, Belarusia, dan Rusia agar Alina Kabaeva yang dirumorkan menjadi kekasih Presiden Rusia Vladimir Putin untuk dipulangkan dari Swiss menuju Rusia. Siapa sebenarnya Kabaeva dan mengapa perannya bisa jadi penting?


PinterPolitik.com

“Asmara bisa membuat semua orang tergila-gila” – Aura Kasih, “Asmara” (2009)

Cinta itu terkadang membutakan. Seakan-akan, dengan cinta, dunia terasa menjadi milik berdua. Bahkan, seperti yang Aura Kasih bilang dalam lagunya yang berjudul “Asmara” (2009), asmara dan rasa cinta bisa membuat orang tergila-gila.

Mungkin, bagi mereka yang merasakan asmara dan jatuh cinta, bukan tidak mungkin cara pikir rasional menjadi dinomorduakan. Apapun caranya, cinta lah yang terpenting – setidaknya itulah yang ada di benak kita saat jatuh cinta.

Sebenarnya, wajar apabila manusia merasakan jatuh cinta. Bagaimana pun, sebagai manusia, kita akan selalu membutuhkan orang lain – apalagi kasih sayang dan cinta dari orang lain.

Hal yang sama bisa juga dirasakan oleh mereka-mereka yang menjadi pemimpin negara. Meski kerap kali dituntut berpikir dan menimbang secara rasional, jatuh cinta tetaplah menjadi bagian dari hidup mereka.

Film bertemakan romansa dan asmara yang berjudul Habibie & Ainun (2012), misalnya, merupakan karya layar lebar yang ceritanya diadaptasi dari kisah cinta antara Presiden ke-3 Indonesia B.J. Habibie dan istrinya, Hasri Ainun Besari. Kisah romansa itu bahkan disebut-sebut jadi bukti cinta nyata antara dua orang.

Tidak hanya di Indonesia, kisah cinta di balik para pemimpin juga eksis di negara-negara lain. Kisah cinta antara mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama dam Michelle Obama, misalnya, menjadi cerita menarik tersendiri bagi publik dan media.

Bermula dari hanya mentor dan anak baru, Michelle dan Barack akhirnya menjadi sepasang kekasih dan menikah pada tahun 1992. Kini, mereka disebut-sebut menjadi salah satu pasangan paling powerful di AS.

Dari AS, kini kita bisa menyeberang ke Rusia. Seperti yang diketahui, Rusia di bawah Presiden Vladimir Putin kini tengah menjalankan operasi militer khusus – atau invasi – ke Ukraina.

Namun, Putin juga seorang manusia. Tentunya, Putin disebut-sebut juga memiliki kekasih rahasia yang bernama Alina Kabaeva. Kabarnya, Kabaeva kini tinggal bersama putra-putrinya di Swiss – di mana aset-aset Putin dan petinggi-petinggi Rusia mulai dibekukan.

Permintaan agar Kabaeva dipulangkan ke Rusia pun mencuat di berbagai situs petisi daring. Dalam petisi-petisi tersebut, Kabaeva dibanding-bandingkan dengan Eva Braun – pacar yang kemudian menjadi istri bagi pemimpin Jerman Nazi pada Perang Dunia II, Adolf Hitler.

Bukan tidak mungkin, petisi-petisi yang memunculkan nama Kabaeva ini menjadikan perannya penting dalam konflik yang terjadi antara Rusia dan Ukraina. Apa sebenarnya peran yang bisa dimainkan Kabaeva? Lantas, mengapa Putin perlu mempertimbangkan peran yang bisa diambil Kabaeva ini?

Atlet yang Dekat dengan Putin

Lahir dengan ayah beretnis Muslim Tatar dan ibu berlatar belakang Rusia, nama Kabaeva sebenarnya bukanlah nama yang asing di Rusia. Bagaimana tidak? Kabaeva – sebagai atlet senam (gymnastics) berhasil menorehkan prestasi yang terhitung luar biasa bagi negaranya di perhelatan olahraga internasional.

Pada tahun 2004, misalnya, Kabaeva berhasil memenangkan medali emas untuk cabang olahraganya di Olimpiade Athena 2004. Tidak hanya di Olimpiade, Kabaeva juga berhasil memperoleh medali-medali emas di banyak perhelatan, seperti Kejuaran Senam Ritmik Dunia pada tahun 1999 di Osaka (Jepang), tahun 2003 di Budapest (Hongaria), dan tahun 2007 di Patras (Yunani).

Gemerlap kemenangannya ini pun mengantarkan Kabaeva semakin dekat dengan kekuasaan di Rusia, khususnya Putin. Pada tahun 2005, misalnya, Presiden Putin memberikan penghargaan untuk “Jasa kepada Tanah Air” kepada Kabaeva.

Tidak hanya itu, kedekatannya dengan Putin membuat media dan publik semakin bertanya-tanya. Sejumlah kantor berita bahkan mengabarkan bahwa Putin dan Kabaeva sudah bertunangan dan memiliki putra-putri bersama.

Kedekatan Kabaeva dengan Putin juga mengantarkannya ke dunia politik dan oligarki Rusia. Pada tahun 2005, Kabaeva menjadi anggota dari Kamar Sipil Rusia – sebuah lembaga konsultatif yang menganalisis legislasi yang dihasilkan oleh pemerintah dan lembaga legislatif di Rusia.

Tidak hanya itu, Kabaeva juga menjadi anggota parlemen Duma Negara (State Duma) pada tahun 2007 hingga tahun 2014. Dalam karier politiknya, atlet senam tersebut bergabung dengan partai yang mendukung Putin, yakni United Russia.

Kabaeva juga akhirnya menjadi dekat dengan salah satu oligark Rusia yang masuk dalam lingkaran dalam Putin, yakni Yuri Kovalchuk yang memiliki konglomerat perusahan media pro-Putin di Rusia. Atlet senam itu juga akhirnya sejak tahun 2008 hingga kini menjadi salah satu petinggi di konglomerat media milik Kovalchuk, yakni National Media Group (NMG).

Uniknya, konglomerasi media yang di dalamnya ada Kabaeva dan Kovalchuk ini disebut memainkan peran penting dalam operasi khusus ala Putin di Ukraina. Kovalchuk yang dituding sebagai salah satu pembisik Putin dinilai tengah memainkan peran penting dalam memberikan informasi propaganda kepada publik Rusia.

Namun, apakah hanya itu peran yang dimainkan Kabaeva sebagai salah satu orang terdekat Putin? Mungkinkah Kabaeva memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap kebijakan dan keputusan Putin?

Kabaeva, “Eva Braun-nya” Putin?

Seperti yang telah disebutkan di bagian awal tulisan, di balik pemimpin-pemimpin dunia, terhadap hubungan asmara (atau bahkan sensual) yang juga mengisi kehidupan mereka. Setidaknya, sejarah mencatat bahwa hal ini terjadi kepada salah satu pemimpin dunia yang memberikan trauma kepada banyak negara Eropa, yakni Adolf Hitler.

Dalam studi Hubungan Internasional, terdapat sejumlah tingkatan analisi (levels of analysis) yang bisa digunakan untuk mengamati kebijakan luar negeri dari suatu negara. Salah satunya adalah tingkatan kelompok yang mana menjadi orang-orang sekitar pemimpin negara.

Mungkin, adanya Eva Braun sebagai orang terdekat pemimpin Jerman Nazi itu membuat Hitler memimpikan sebuah wilayah yang dianggap menjadi tempat ras kulit putih eksis, yakni Islandia. Negara pulau yang memiliki populasi yang homogen ini dinilai menjadi gamparan penuh akan kemurnian bangsa Arya.

Keinginan Hitler untuk menguasai Islandia ini kabarnya diperkuat dengan adanya hasil-hasil foto Braun ketika berlibur ke Islandia. Braun sendiri merupakan seorang fotografer dan kerap mengirimkan hasil-hasilnya kepada Hitler.

Tidak mengherankan apabila liburan dan hasil foto Braun di Islandia bisa mempengaruhi persepsi Hitler dalam menjalankan politik luar negerinya. Bagaimana pun juga, mengacu pada tulisan Terri D. Conley, Staci Gusakova, dan Jennifer L. Piemonte yang berjudul Love is Political, hubungan cinta dan sensualitas bukan tidak mungkin dapat mempengaruhi cara pandang seseorang.

Tanpa disadari, ada kecenderungan untuk melaraskan cara pandang individu dengan individu yang lain terlibat dalam hubungan asmara. Bisa jadi, hal yang sama juga berlaku terhadap mereka-mereka yang menjadi pemimpin dunia.

Mungkin, inilah yang mendasari asumsi bahwa Kabaeva bisa memiliki peran penting dalam mewujudkan perdamaian. Pasalnya, ada desakan agar sang atlet senam peraih medali emas itu bisa mengubah pikiran dan ambisi Putin di Ukraina.

Namun, mungkinkah Kabaeva bisa berhasil mengubah tekad Putin dalam operasi khususnya di Ukraina? Tentu, hanya Kabaeva dan Putin yang bisa menjawab sebagai dua sejoli yang memahami satu sama lain. Siapa tahu pada ujungnya cinta yang menemukan jalannya? (A43)


Exit mobile version