HomeNalar PolitikAksi Damai 505

Aksi Damai 505

PinterPolitik.com


Pukul 15.30 WIB

  • Massa Aksi 55 telah mendengarkan keterangan dari 10 orang perwakilan Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) MUI yang menyampaikan aspirasi ke Mahkamah Agung (MA). Massa Aksi 55 yang berada di depan gedung Kementerian Dalam Negeri kembali ke Masjid Istiqlal.
  • Sekitar pukul 15.25 WIB massa mulai membubarkan diri. Massa yang mengenakan pakaian beratribut putih itu kembali ke Masjid Istiqlal dengan berjalan kaki.
  • Saat tiba di depan gedung Kemendagri sekitar pukul 13.30 WIB, massa Aksi 55 sempat menggelar doa bersama. Mereka juga menyanyikan lagu ‘Indonesia Raya’ dan ‘Padamu Negeri’.
  • Sebelumnya, 10 orang perwakilan GNPF telah menyampaikan aspirasi mereka di gedung Mahkamah Agung. Ke-10 orang perwakilan itu kemudian menemui massa dan disambut teriakan takbir dengan kompak.
  • Pertemuan perwakilan GNPF dengan pihak MA berlangsung sekitar satu jam. Mereka bertemu dengan Sekretaris MA Pudjo Harsoyo, Kabiro Hukum dan Humas MA Ridwan Mansyur, serta panitera MA. Pertemuan berlangsung di gedung utama MA dan tertutup.
  • Aksi 55 yang dilakukan oleh massa GNPF MUI ini untuk menyampaikan aspirasi terkait kasus dugaan penistaan agama dengan terdakwa Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Mereka meminta hakim bersikap independen terhadap kasus tersebut.


Pukul 12.45 WIB

Long March Ke MA Batal Digelar, 10 Orang Utusan Dikirim untuk Sampaikan Aspirasi

  • Sebagian besar massa aksi simpatik 55 menunaikan Sholat Jumat di Masjid Istiqlal. Namun, karena masjid tak menampung seluruh massa, ada sebagian massa yang melaksanakan salat di jalan samping Istiqlal.
  • Setelah salat Jumat selesai dilakukan, massa masih berkerumun di sekitar samping Istiqlal. Mereka menunggu instruksi lebih lanjut dari koordinator GNPF MUI yang ada di dalam Masjid Istiqlal.
  • Pihak GNPF MUI menyatakan Aksi 55 batal menggelar long march ke Mahkamah Agung. Massa akan tetap berada di dalam Masjid Istiqlal, sedangkan pihak yang ke MA adalah perwakilan.
  • “Utusan dipimpin Prof Didin Hafidhuddin. Bergerak setelah salat Jumat,” ujar Wakil Ketua GNPF MUI Zaitun Rasmin.
  • Delegasi ini akan menyampaikan kepada MA agar tetap independen dalam kasus dugaan penistaan agama dengan terdakwa Basuki T Purnama. Kasus ini akan diputus di pengadilan pada 9 Mei nanti.
Baca juga :  Taktik Psikologis di Balik Pembekalan Prabowo 


Pukul 12.30 WIB

  • Aparat keamanan meningkatkan pengamanan di sekitar kantor Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Hal ini dilakukan terkait adanya aktivitas unjuk rasa berjuluk aksi simpatik 505.
  • Menurut Kepala Pengamanan Objek Vital Balai Kota, Kompol Joko Waluyo, pengamanan ketat tak hanya diterapkan di Balai Kota Jakarta. Tapi juga di Gedung DPRD DKI. Dan dilakukan oleh aparat gabungan dari kepolisian, TNI dan Satpol PP.
  • Ada 600 personel yang disiagakan di Balai Kota, yang terdiri atas 100 personel TNI dan 529 personel polisi.


Pukul 11.30 WIB

  • Massa berkumpul di Masjid Istiqlal untuk melakukan Sholat Jumat. Khatib Jumat diisi oleh Ketua Bidang Takmir Masjid Istiqlal, KH. Adnan Harahap dan Imam diisi oleh H. Salim Ghazali.
  • Dalam khotbahnya, KH. Adnan menyerukan kepada massa aksi untuk tetap menggantungkan harapan kepada Sang Pencipta.


Pukul 10.00 WIB

  • Para peserta Aksi 505 memadati Masjid Istiqlal, Jumat, 5 Mei 2017. Massa sebagaian bersar berasal dari Front Pembela Islam (FPI), Forum Umat Islam (FUI), Pemuda Arab Indonesia, dan Komunitas Alumni 212.
  • Sebagian besar peserta akan hadir sebelum Sholat Jumat. Aksi 505 ini dipelopori oleh Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI). Aksi ini masih terkait dengan dugaan penistaan agama yang dilakukan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Pengunjuk rasa menilai Ahok bersalah dan harus dihukum .
  • Sejumlah personel TNI, Polri dan Satpol PP terlihat sudah berjaga di beberapa titik. Mereka berkumpul di Monumen Nasional, di depan Gedung Kementerian Pariwisata, Balai Kota dan sejumlah tempat lain.
  • Sementara itu, tampak pula beberapa rombongan peserta aksi 505 yang berjalan kaki dari Jalan Budi Kemuliaan menuju Masjid Istiqlal. Rencananya, aksi ini memang diawali dengan Sholat Jumat di Istiqlal, lalu bergerak menuju Mahkamah Agung.
  • Diperkirakan peserta aksi mencapai 5 ribu hingga 10 ribu orang. Mereka tidak hanya dari Jakarta, melainkan daerah di luar ibu kota negara tersebut seperti Depok, dan kota atau kabupaten di Jawa Barat lainnya. (PP)
Baca juga :  Tidak Salah The Economist Dukung Kamala?
spot_imgspot_img

#Trending Article

Menguji “Otot Politik” Andika Perkasa

Pilgub Jawa Tengah 2024 kiranya bukan bagaimana kelihaian politik Andika Perkasa bekerja di debutnya di kontestasi elektoral, melainkan mengenai sebuah hal yang juga lebih besar dari sekadar pembuktian PDIP untuk mempertahankan kehormatan mereka di kandang sendiri.

Menyoal Kabinet Panoptikon ala Prabowo

Pemerintahan Prabowo disebut memiliki kabinet yang terlalu besar. Namun, Prabowo bisa jadi memiliki kunci kendali yakni konsep "panoptikon".

Tidak Salah The Economist Dukung Kamala?

Pernyataan dukungan The Economist terhadap calon presiden Amerika Serikat, Kamala Harris, jadi perhatian publik soal perdebatan kenetralan media. Apakah keputusan yang dilakukan The Economist benar-benar salah?

Ridwan Kamil dan “Alibaba Way”

Ridwan Kamil usulkan agar setiap mal di Jakarta diwajibkan menampilkan 30 persen produk lokal. Mungkinkah ini gagasan Alibaba Way?

Hype Besar Kabinet Prabowo

Masyarakat menaruh harapan besar pada kabinet Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Rahasia Kesaktian Cak Imin-Zulhas?

Dengarkan artikel ini: Audio ini dibuat menggunakan AI. Di tengah kompetisi untuk tetap eksis di blantika politik Indonesia, Zulkifli Hasan dan Muhaimin Iskandar tampak begitu kuat...

Prabowo, the Game-master President?

Di awal kepresidenannya, Prabowo aktif menggembleng Kabinet Merah Putih. Apakah Prabowo kini berperan sebagai the game-master president?

Indonesia First: Doktrin Prabowo ala Mearsheimer? 

Sejumlah pihak berpandangan bahwa Indonesia di bawah kepemimpinan Prabowo Subianto akan lebih proteksionis. Seberapa besar kemungkinannya kecurigaan itu terjadi? 

More Stories

Hype Besar Kabinet Prabowo

Masyarakat menaruh harapan besar pada kabinet Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Koalisi Titan: Sentripetalisme Konsensus Demokrasi Prabowo

Prabowo Subianto resmi melantik 48 menteri yang akan mengisi Kabinet Merah Putih yang dipimpinnya.

Perang Bharatayuddha Jokowi vs Megawati

Pemanggilan sosok-sosok calon menteri dan calon wakil menteri untuk kabinet Prabowo-Gibran dalam 3 hari terakhir jadi pemandangan terbaru pertarungan di level elite.