HomeNalar PolitikAksi Bela Ulama 96 Tanpa Dukungan?

Aksi Bela Ulama 96 Tanpa Dukungan?

Aksi Bela Ulama 96 ini bermaksud untuk memprotes upaya kriminalisasi yang menurut para pendemo dilakukan kepada Rizieq Shihab, pimpinan Front Pembela Islam (FPI) yang saat ini masih berada di luar negeri.


PinterPolitik.com

[dropcap size=big]A[/dropcap]ksi Bela Ulama 96 dengan tajuk Bela Ulama yang sedianya akan dilakukan pada hari ini, Jumat 9 Juni 2017 disebut-sebut tidak mendapatkan restu dari pengurus Masjid Istiqlal Jakarta. Aksi ini kabarnya tidak mendapatkan izin penggunaan Masjid Istiqlal karena bertabrakan dengan kegiatan tausiah rutin yang tidak dapat diganggu di Masjid Istiqlal. Hal tersebut disampaikan melalui sebuah surat kepada Presidium Alumni 212. Akhirnya Aksi Bela Ulama 96 tersebut dilaksanakan di luar Masjid Istiqlal.

“Kita akan tetap usahakan ada agenda di dalam masjid,” kata Ketua Presidium Alumni 212 Ansufri Idrus Sambo dalam keterangannya kepada wartawan.

Ia sempat mempertanyakan alasan tidak diperbolehkannya Aksi Bela Ulama 96 digelar di dalam Masjid Istiqlal. Menurutnya aksi ini lebih penting dari agenda tausiah yang sedang berlangsung. Pihaknya akan mencoba menggelar agenda Aksi Aksi Bela Ulama 96 di dalam masjid setelah acara tausiah tersebut selesai sekitar pukul 15.00 WIB.

“Kenapa sih kita tidak boleh di dalam? Ini lebih penting, ini agendanya bela ulama, bela Islam. Agenda tausiah itu bisa digeser nanti. Setelah itu selesai kita akan tetap usaha untuk masuk. Bahkan sampai tarawih kita akan masuk,” ujarnya.

 

Dari pantauan di luar Masjid Istiqlal tampak ada sekitar 100 orang lebih yang berkumpul di kompleks. Adapun orasi dari ‘mobil komando’ sudah dimulai sejak pukul 13.30 WIB.

Baca juga :  Masihkah Prabowo Americans’ Fair-Haired Boy?

Polisi Tetap Siaga

Walaupun tidak mendapatkan izin dari pengurus Masjid Istiqlal, pihak kepolisian dikabarkan akan tetap bersiaga mengamankan Aksi Bela Ulama 96. Kepala Polres Jakata Pusat Komisaris Besar Suyudi Ario Seto mengatakan kepolisian akan tetap mengawal perkembangan Aksi Bela Ulama 96 walau tidak mendapat izin dari pengurus Masjid Istiqlal.

“Dari pihak masjid memang termonitor tidak memberikan izin. Dari pihak Polri dan TNI tetap melakukan upaya pengamanan. Kita tetap memonitor perkembangan dari pada rencana aksi tersebut,” kata Suyudi di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat.

Suyudi mengatakan telah menurunkan 300 personel untuk menjaga Masjid Istiqlal. Penambahan atau pengurangan personel akan disesuaikan dengan aksi tersebut. Suyudi mengatakan selalu berkomunikasi dengan pengurus Masjid Istiqlal. Ia juga berkomunikasi dengan Polres, Polda dan TNI untuk antisipasi keamanan.

Aksi Bela Ulama 96 ini bermaksud untuk memprotes upaya kriminalisasi yang menurut para pendemo dilakukan kepada Rizieq Shihab, pimpinan Front Pembela Islam (FPI) yang saat ini masih berada di luar negeri. Rizieq sendiri dikabarkan sempat menelepon dan meminta para pendukungnya untuk terus berjuang dan melakukan perlawanan menghadapi berbagai tuduhan yang diarahkan padanya.

Yang jelas, aksi ini seperti sepi dukungan. Dari jumlah peserta yang minim serta tidak adanya izin dari pengurus Masjid Istiqlal seolah mengiyakan argumentasi tersebut. Padahal dalam selebaran yang dibuat, aksi tersebut memuat foto begitu banyak ulama dan tokoh agama.

Kenyataannya bahwa aksi tersebut minim dukungan menimbulkan tanda tanya. Apakah ini berarti memang aksi-aksi tersebut sudah kehilangan makna lagi? Mungkin masih perlu menanti sampai Rizieq Shihab kembali ke Indonesia untuk tahu jawaban pertanyaan tersebut. (Berbagai Sumber/ S13)

Baca juga :  Rahasia Triumvirat Teddy, AHY, dan Hegseth?
spot_imgspot_img

#Trending Article

Rahasia Triumvirat Teddy, AHY, dan Hegseth?

Dengarkan artikel ini: Dibuat dengan menggunakan AI. Terdapat kesamaan administrasi Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump dengan Presiden Prabowo Subianto, yakni mempercayakan posisi strategis kepada sosok...

Betulkah Jokowi Melemah? 

Belakangan mulai muncul pandangan bahwa pengaruh politik Jokowi kian melemah, hal tersebut seringnya diatribusikan dengan perkembangan berita judi online yang kerap dikaitkan dengan Budi Arie, dan kabar penangguhan jabatan doktor Bahlil Lahadalia, dua orang yang memang dulu disebut dekat dengan Jokowi. Tapi, apakah betul Jokowi sudah melemah pengaruhnya? 

Masihkah Prabowo Americans’ Fair-Haired Boy?

Dua negara menjadi tujuan utama Prabowo saat melakukan kunjungan kenegaraan pertamanya pasca dilantik sebagai presiden: Tiongkok dan Amerika Serikat.

Paloh Pensiun NasDem, Anies Penerusnya?

Sinyal “ketidakabadian” Surya Paloh bisa saja terkait dengan regenerasi yang mungkin akan terjadi di Partai NasDem dalam beberapa waktu ke depan. Penerusnya dinilai tetap selaras dengan Surya, meski boleh jadi tak diteruskan oleh sang anak. Serta satu hal lain yang cukup menarik, sosok yang tepat untuk menyeimbangkan relasi dengan kekuasaan dan, plus Joko Widodo (Jokowi).

Prabowo, Kunci Kembalinya Negara Hadir?

Dalam kunjungan kenegaraan Prabowo ke Tiongkok, sejumlah konglomerat besar ikut serta dalam rombongan. Mungkinkah negara kini kembali hadir?

Prabowo dan “Kebangkitan Majapahit”

Narasi kejayaan Nusantara bukan tidak mungkin jadi landasan Prabowo untuk bangun kebanggaan nasional dan perkuat posisi Indonesia di dunia.

Prabowo & Trump: MAGA vs MIGA? 

Sama seperti Donald Trump, Prabowo Subianto kerap diproyeksikan akan terapkan kebijakan-kebijakan proteksionis. Jika benar terjadi, apakah ini akan berdampak baik bagi Indonesia? 

The War of Java: Rambo vs Sambo?

Pertarungan antara Andika Perkasa melawan Ahmad Luthfi di Pilgub Jawa Tengah jadi panggung pertarungan besar para elite nasional.

More Stories

Masihkah Prabowo Americans’ Fair-Haired Boy?

Dua negara menjadi tujuan utama Prabowo saat melakukan kunjungan kenegaraan pertamanya pasca dilantik sebagai presiden: Tiongkok dan Amerika Serikat.

The War of Java: Rambo vs Sambo?

Pertarungan antara Andika Perkasa melawan Ahmad Luthfi di Pilgub Jawa Tengah jadi panggung pertarungan besar para elite nasional.

Hype Besar Kabinet Prabowo

Masyarakat menaruh harapan besar pada kabinet Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.