Pak Airlangga dan Mba Titiek Soeharto menjadi kandidat kuat untuk mengisi kursi Ketua Golkar yang lagi lowong. Siapakah yang paling layak?
PinterPolitik.com
[dropcap]P[/dropcap]olemik pergantian Ketua Partai Beringin masih belum menemui titik terang. Munaslub aja belum diadakan. Sejauh ini memang ada dua kandidat yang dianggap berpeluang untuk menggantikan Papa Setnov, yaitu Pak Airlangga Hartanto dan Ibu Siti Hediati Hariyadi atau yang biasa disapa Titiek Soeharto. Kira-kira siapa yang bakal menang ya?
Dukungan politik ke Airlangga memang besar, tapi belum tentu dia yang menang, sebab politik itu dinamis https://t.co/ZxYmggYvuX
— Jawa Pos (@jawapos) December 12, 2017
Pengamat Politik Universitas Al Azhar (UAI), Ujang Komarudin berpendapat bahwa Pak Airlangga yang bakal menang. Salah satu alasannya karena mayoritas DPD Golkar dan tokoh-tokoh senior di Golkar telah menjatuhkan pilihan kepada Pak Airlangga. Bahkan Pakde Joko sendiri memberikan dukungan kepada Pak Airlangga. Ah, masa sih Pak?
Pak Ujang juga menambahkan bahwa kans Mba Titiek untuk mengalahkan Pak Airlangga sangat kecil. Soalnya prestasinya di De-pe-er belum kelihatan dan pengaruh ‘Cendana Family’ udah memudar dan nggak padu kayak dulu lagi.
Selain itu, pada Pilgub DKI tahun lalu Partai Beringin memberikan dukungan kepada Ahok-Djarot. Namun, Mba Titiek malah menyeberang ke kubu Anies-Sandi. Jadi, bagi Pak Ujang kehadiran Mba Titiek hanya sebatas ‘kuda hitam’. Opa Jusuf Kalla juga memberikan pernyataan yang senada. Menurut beliau, Mba Titiek bakal kesulitan untuk mengalahkan Pak Airlangga, jika hanya mengandalkan memori orba.
Kalau seperti ini, apakah usaha Mba Titiek bakal nihil? Saya pikir belum tentu demikian. Soalnya Munaslub juga belum ditentukan secara pasti. Begitu pula dengan roda politik yang selalu berubah arah. Maka, terlalu dini membuat prediksi bahwa Mba Titiek bakal kalah, bukan?
Jangan anggap remeh semangat Mba Titiek yang pingin mengembalikan kejayaan keluarga Cendana di dalam tubuh Beringin. Sekalipun, Pak Airlangga didukung oleh mayoritas Partai Beringin, itu belum bisa jadi patokan bagi beliau untuk menang mudah dari Mba Titiek.
Tentu aja, Mba Titiek pasti nggak bakal tinggal diam. Sisa waktu yang ada akan dimanfaatkannya untuk mencari dukungan. Jangan lupa, kalau Mba Titiek memiliki kekuatan fulus yang jauh di atas Pak Airlangga. Maka ini bisa aja jadi pemulus langkahnya untuk naik ke puncak Beringin, bukan? Bukankah dengan duit semua bisa terpenuhi? (K-32)