HomeHeadlineAHY, the New “Lee Hsien Loong”?

AHY, the New “Lee Hsien Loong”?

Dengarkan artikel ini:

Audio ini dibuat menggunakan AI.

Di tengah hebohnya sorotan publik terhadap para pejabat dan figur publik yang mendapatkan gelar akademis baru-baru ini, pujian justru diberikan kepada Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).


PinterPolitik.com

“Everything I have done, I did thinking that this day would come.” – Erwin Smith, Attack on Titan (2013-2023)

Erwin Smith, komandan Survey Corps di anime Attack on Titan (2013-2023), selalu memikirkan taktik dengan cermat sambil mempertimbangkan kepentingan kemanusiaan. Di tengah pertempuran melawan para Titan, dia tidak hanya memimpin dengan keberanian, tetapi juga dengan intelektualitas yang mendalam.

Dalam misi untuk merebut kembali Wall Maria, Erwin merancang strategi yang tampak mustahil. Dia tahu banyak tentaranya akan gugur, tetapi demi masa depan manusia, Erwin siap mengorbankan apa pun.

Satu hal yang mendorongnya adalah keinginannya untuk menemukan kebenaran tentang dunia di luar tembok. Namun, keinginan pribadinya untuk mencapai ruang bawah tanah di rumah Eren, di mana misteri besar mungkin terungkap, seringkali berkonflik dengan tanggung jawabnya sebagai pemimpin.

Pada saat yang paling kritis, ketika Beast Titan menyerang, Erwin membuat keputusan untuk memimpin serangan bunuh diri. Dia tahu serangan ini akan berakhir dengan kematiannya, tetapi tujuannya adalah memberi kesempatan pada Levi untuk menghancurkan musuh.

Dengan memberikan pidato penuh semangat kepada pasukannya, Erwin memimpin mereka menuju kematian dengan harapan mengubah jalannya sejarah. Dia membuktikan bahwa seorang pemimpin sejati tidak hanya ahli strategi di medan perang, tetapi juga seorang pemikir yang memahami konsekuensi lebih besar dari tindakannya.

Erwin adalah sosok yang selalu mengejar pengetahuan di tengah kekacauan perang. Meski ambisinya pribadi kuat, pengorbanannya demi umat manusia menunjukkan kedalaman moral dan intelektualnya.

Lantas, apa kaitannya kisah Erwin ini dengan dinamika politik di Indonesia? Mungkinkah ada sosok “Erwin” dalam perpolitikan Indonesia?

Menyoal Soldier-scholar

Bukan tidak mungkin, Erwin adalah seorang tentara yang bisa disebut sebagai soldier-scholar. Konsep soldier-scholar menggambarkan seorang prajurit yang tidak hanya ahli dalam tugas-tugas militer, tetapi juga memiliki pemahaman akademis yang mendalam. 

Samuel P. Huntington dalam bukunya The Soldier and the State: The Theory and Politics of Civil-Military Relations menekankan bahwa seorang perwira militer harus memiliki kompetensi teknis sekaligus wawasan politik dan strategi yang luas. Huntington menyatakan bahwa seorang militer profesional harus terlibat dalam pemikiran intelektual tentang kebutuhan negara. 

Selain itu, Morris Janowitz dalam The Professional Soldier: A Social and Political Portrait juga menjelaskan pentingnya keterlibatan intelektual bagi seorang perwira militer. Janowitz menyebut bahwa militer di era modern harus mampu memahami tantangan politik dan sosial di luar tugas militer mereka. 

Kedua pemikir ini menekankan bahwa perwira militer yang baik harus memiliki kemampuan strategis dan intelektual untuk menghadapi kompleksitas zaman modern.

Di Amerika Serikat (AS), David Petraeus adalah contoh nyata seorang soldier-scholar. Petraeus, seorang jenderal yang memimpin pasukan di Irak dan Afghanistan, memiliki gelar Ph.D. dari Princeton dan menulis berbagai artikel tentang strategi militer dan keamanan internasional. 

Di Britania (Inggris) Raya, terdapat juga Sir Michael Howard, yang mana merupakan seorang veteran Perang Dunia II dan dikenal sebagai sejarawan militer yang mendirikan Departemen Studi Perang di King’s College London.

Di negara-negara lain, seperti Prancis, Charles de Gaulle adalah figur yang merepresentasikan prajurit sekaligus intelektual. De Gaulle, yang menulis karya tentang strategi militer sebelum menjadi Presiden Prancis, menunjukkan bagaimana pemikiran strategis dapat berpengaruh dalam bidang politik dan militer.

Lantas, bagaimana dengan di Indonesia? Mungkinkah terdapat seorang soldier-scholar yang akhir-akhir ini mulai muncul dalam kancah perpolitikan?

AHY, “Lee Hsien Loong” Baru?

Di era modern, konsep soldier-scholar semakin penting karena pemimpin militer dituntut untuk tidak hanya menguasai taktik perang, tetapi juga memiliki wawasan akademis yang mendalam. Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) adalah contoh dari prajurit yang memiliki kemampuan intelektual sekaligus militer yang mumpuni. 

Sebelum memasuki dunia politik, AHY berkarier sebagai Mayor di Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan terlibat dalam berbagai operasi militer, termasuk misi perdamaian PBB di Lebanon. Selain karier militernya, AHY juga memiliki latar belakang akademis yang kuat, dengan gelar Master of Public Administration dari Harvard Kennedy School dan Master of Arts dalam Leadership and Management dari Webster University.

Seperti yang dijelaskan Huntington, penting bagi seorang perwira militer untuk memiliki keterampilan teknis sekaligus wawasan intelektual yang luas. Hal ini tampak dalam sosok AHY, yang tidak hanya mahir dalam tugas militer, tetapi juga memahami politik, kepemimpinan, dan kebijakan publik melalui pendidikan akademisnya. 

Huntington menjelaskan bahwa seorang perwira yang profesional harus mampu berpikir kritis dan strategis untuk menghadapi tantangan global yang kompleks, sesuatu yang diimplementasikan oleh AHY dalam pengabdiannya kepada negara.

Jika dibandingkan dengan Lee Hsien Loong, Perdana Menteri (PM) Singapura, keduanya merupakan contoh soldier-scholar yang berasal dari keluarga tokoh besar. Lee Hsien Loong adalah putra Lee Kuan Yew, pendiri Singapura, dan AHY adalah putra mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). 

Namun, baik AHY maupun Lee tidak sekadar mengandalkan warisan keluarga mereka. Seperti Lee yang berprestasi secara akademis di Universitas Cambridge dan Harvard, AHY juga menunjukkan kapasitas kepemimpinannya melalui latar belakang militer dan pendidikan. Mereka membuktikan bahwa kombinasi pengalaman militer dan kecakapan akademis sangat penting untuk memimpin di panggung nasional dan internasional. (A43)


Baca juga :  Rahasia Triumvirat Teddy, AHY, dan Hegseth?
spot_imgspot_img

#Trending Article

Berani Prabowo Buka Pandora Papers Airlangga?

Ramai-ramai bicara soal kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) 12 persen yang disertai dengan protes di media sosial, tiba-tiba juga ramai pula banyak akun men-share kembali kasus lama soal nama dua pejabat publik – Airlangga Hartarto dan Luhut Pandjaitan – yang di tahun 2021 lalu disebut dalam Pandora Papers.

“Sekolam” Ahok, Kesaktian Anies Luntur?

Keputusan Anies Baswedan meng-endorse Pramono Anung-Rano Karno di Pilkada Jakarta 2024 memantik interpretasi akan implikasi politiknya. Utamanya karena Anies pada akhirnya satu gerbong dengan eks rivalnya di 2017 yakni Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan PDIP serta tendensi politik dinasti di dalamnya, termasuk yang terjadi pada Pramono.

Siasat Prabowo Akui Sengketa LCS

Pemerintahan Prabowo disorot karena ‘akui’ klaim tumpang tindih LCS dalam joint statement Tiongkok. Mungkinkah ada siasat strategis di baliknya?

Rahasia Triumvirat Teddy, AHY, dan Hegseth?

Terdapat kesamaan administrasi Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump dengan Presiden Prabowo Subianto, yakni mempercayakan posisi strategis kepada sosok berpangkat mayor. Kiranya, terdapat rahasia tertentu di balik kesamaan itu yang dapat mendukung support dalam dimensi tertentu ke pemerintahan masing-masing. Mengapa demikian?

Betulkah Jokowi Melemah? 

Belakangan mulai muncul pandangan bahwa pengaruh politik Jokowi kian melemah, hal tersebut seringnya diatribusikan dengan perkembangan berita judi online yang kerap dikaitkan dengan Budi Arie, dan kabar penangguhan jabatan doktor Bahlil Lahadalia, dua orang yang memang dulu disebut dekat dengan Jokowi. Tapi, apakah betul Jokowi sudah melemah pengaruhnya? 

Masihkah Prabowo Americans’ Fair-Haired Boy?

Dua negara menjadi tujuan utama Prabowo saat melakukan kunjungan kenegaraan pertamanya pasca dilantik sebagai presiden: Tiongkok dan Amerika Serikat.

Paloh Pensiun NasDem, Anies Penerusnya?

Sinyal “ketidakabadian” Surya Paloh bisa saja terkait dengan regenerasi yang mungkin akan terjadi di Partai NasDem dalam beberapa waktu ke depan. Penerusnya dinilai tetap selaras dengan Surya, meski boleh jadi tak diteruskan oleh sang anak. Serta satu hal lain yang cukup menarik, sosok yang tepat untuk menyeimbangkan relasi dengan kekuasaan dan, plus Joko Widodo (Jokowi).

Prabowo, Kunci Kembalinya Negara Hadir?

Dalam kunjungan kenegaraan Prabowo ke Tiongkok, sejumlah konglomerat besar ikut serta dalam rombongan. Mungkinkah negara kini kembali hadir?

More Stories

Siasat Prabowo Akui Sengketa LCS

Pemerintahan Prabowo disorot karena ‘akui’ klaim tumpang tindih LCS dalam joint statement Tiongkok. Mungkinkah ada siasat strategis di baliknya?

Prabowo, Kunci Kembalinya Negara Hadir?

Dalam kunjungan kenegaraan Prabowo ke Tiongkok, sejumlah konglomerat besar ikut serta dalam rombongan. Mungkinkah negara kini kembali hadir?

Prabowo dan “Kebangkitan Majapahit”

Narasi kejayaan Nusantara bukan tidak mungkin jadi landasan Prabowo untuk bangun kebanggaan nasional dan perkuat posisi Indonesia di dunia.