HomeFokus BUMNSiap Tampung Hasil Laut, Perum Perindo Kerahkan 900 Nelayan ke Natuna

Siap Tampung Hasil Laut, Perum Perindo Kerahkan 900 Nelayan ke Natuna

Kecil Besar

Perusahaan Umum Perikanan Indonesia (Perum Perindo) memberangkatkan 900 nelayan Pantai Utara (Pantura) Jawa ke Perairan Natuna, Kepulauan Riau. Secara serempat mereka diberangkatkan dari Pelabuhan Tegal, Jawa Tengah pada Rabu (4/3) dengan 30 kapal berkapasitas 100 GT ke atas.


PinterPolitik.com

Pemberangkatan ratusan nelayan ini sebagai strategi menghadirkan nelayan di perbatasan perairan laut utara Natuna. Selain itu, kehadiran nelayan Pantura di Natuna diklaim mampu membangun proses bisnis dan memberdayakan nelayan itu sendiri.

Kehadiran nelayan Pantura ini tentunya akan meramaikan Laut Natuna dengan aktivitas penangkapan ikan di WPP 711 sehingga nelayan asing tidak lagi melakukan pencurian ikan di Natuna.

Hal ini sejalan dengan visi dan misi negara untuk menjaga kedaulatan tanah air dan menghindari konflik dengan negara tetangga. Perum Perindo juga siap menyerap ikan hasil tangkapan  para nelayan tersebut serta para nelayan lokal di wilayah Natuna.

Sekretaris Perusahaan Perum Perindo, Boyke Andreas mengatakan Perum Perindo bakal menjadi offtaker hasil tangkapan ratusan nelayan, baik nelayan lokal di Natuna atau nelayan Pantura yang baru saja diberangkatkan ke Natuna.

Pasalnya, Perum Perindo telah mengoperasikan Unit Pengolahan Ikan (UPI) dan memiliki gudang pendingin raksasa (Integrated Cold Storage/ICS) berkapasitas 200 ton di Selat Lampa.

โ€œJadi peran Perum Perindo nanti menyerap ikan hasil tangkapan nelayan dan menyimpannya di cold storage yang ada di Natuna. Output-nya bisa ikan beku (frozen) dan ikan segar,โ€ katanya, Kamis (5/3).

Menurut dia, hal ini merupakan kontribusi Perum Perindo hadir untuk negeri dengan membantu nelayan dan ikut serta menjaga kedaulatan negara. โ€œSelain 900 nelayan Pantura, kami pun juga telah memiliki sekitar 150 nelayan lokal yang menjadi mitra Perum Perindo di Natuna,โ€ ujar Boyke.

Baca juga :   โ€œAngot-angotanโ€ Kejagung Periksa Erick?

Sebelumnya, Direktur Utama Perum Perindo, Farida Mokodompit menuturkan Natuna juga membutuhkan pembangunan pabrik es lantaran selama ini para nelayan membuat es secara mandiri sehingga mudah mencair.

Perum Perindo berharap pemerintah yang membangun pabrik es tersebut guna mendukung kerja nelayan.

Farida juga menilai Natuna membutuhkan sarana dan prasarana yang memungkinan ikan langsung dikirim ke negara tujuan ekspor sehingga akan mengurangi ongkos pengiriman yang cukup besar jika harus dibawa dulu ke Jakarta. Perindo pun bisa membayar ikan nelayan dengan harga yang lebih tinggi.

โ€œPabrik es sama tambahan cold storage. Ketika sudah ada, perlu armada yang angkut, syukur bisa ekspor ke luar. Perindo selama ini ekspor ke Jepang, Vietnam, China,โ€ pungkasnya. (R58)

View this post on Instagram

Angka kekerasan terhadap #perempuan terus meningkat setiap tahun, baik itu kekerasan fisik maupun kekerasan seksual. Saat ini Indonesia bahkan telah ada dalam kondisi darurat kekerasan seksual menurut laporan dari #KomnasPerempuan. Nyatanya, ada persoalan ketidakseimbangan relasi kuasa antara perempuan dan laki-laki di #Indonesia yang menjadi salah satu akar persoalan ini. Ini juga terjadi akibat budaya dominasi laki-laki yang sangat kuat. โ € โ € Temukan selengkapnya di Talk Show: โ€œDominasi dan Legacy Male Power terhadap Wanita Indonesia, Kenapa? Dari Mana? Masih Perlu?โ€โ € โ € Tiket dapat dibeli di: http://bit.ly/TalkShowPinterPolitik โ € #infografik #infografis #politik #politikindonesia #pinterpolitik #EventPinterPolitik #TalkShowPinterPolitik #komnasperempuan #rockygerung

A post shared by PinterPolitik.com (@pinterpolitik) on

โ–บ Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik

Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.

spot_imgspot_img

#Trending Article

Prabowo Lost in Translation

Komunikasi pemerintahan Prabowo dinilai kacau dan amburadul. Baik Prabowo maupun para pembantunya dianggap tak cermat dalam melemparkan tanggapan dan jawaban atas isu tertentu kepada publik, sehingga gampang dipelintir dan dijadikan bahan kritik.

2029 Anies Fade Away atau Menyala?

Ekspektasi terhadap Anies Baswedan tampak masih eksis, terlebih dalam konteks respons, telaah, dan positioning kebijakan pemerintah. Respons dan manuver Anies pun bukan tidak mungkin menjadi kepingan yang akan membentuk skenario menuju pencalonannya di Pilpres 2029.

The Pig Head in Tempo

Teror kepala babi dan bangkai tikus jadi bentuk ancaman kepada kerja-kerja jurnalisme. Sebagai pilar ke-4 demokrasi, sudah selayaknya jurnalisme beroperasi dalam kondisi yang bebas dari tekanan.

PDIP Terpaksa โ€œTundukโ€ Kepada Jokowi?

PDIP melalui Puan Maharani dan Joko Widodo (Jokowi) tampak menunjukan relasi yang baik-baik saja setelah bertemu di agenda Ramadan Partai NasDem kemarin (21/3). Intrik elite PDIP seperti Deddy Sitorus, dengan Jokowi sebelumnya seolah seperti drama semata saat berkaca pada manuver PDIP yang diharapkan menjadi penyeimbang pemerintah tetapi justru bersikap sebaliknya. Lalu, kemana sebenarnya arah politik PDIP? Apakah akhirnya secara tak langsung PDIP akan โ€œtundukโ€ kepada Jokowi?

The Irreplaceable Luhut B. Pandjaitan? 

Di era kepresidenan Joko Widodo (Jokowi), Luhut Binsar Pandjaitan terlihat jadi orang yang diandalkan untuk jadi komunikator setiap kali ada isu genting. Mungkinkah Presiden Prabowo Subianto juga memerlukan sosok seperti Luhut? 

The Danger Lies in Sri Mulyani?

IHSG anjlok. Sementara APBN defisit hingga Rp31 triliun di awal tahun.

Deddy Corbuzier: the Villain?

Stafsus Kemhan Deddy Corbuzier kembali tuai kontroversi dengan video soal polemik revisi UU TNI. Pertanyaannya kemudian: mengapa Deddy?

Sejauh Mana โ€œKesucianโ€ Ahok?

Pasca spill memiliki catatan bobrok Pertamina dan dipanggil Kejaksaan Agung untuk bersaksi, โ€œkesucianโ€ Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok seolah diuji. Utamanya, terkait pertaruhan apakah dirinya justru seharusnya bertanggung jawab atas skandal dan kasus rasuah perusahaan plat merah tempat di mana dirinya menjadi Komisasis Utama dahulu.

More Stories

Erick Thohir Pastikan 4,7 Juta Masker Telah Didistribusikan

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memastikan 4,7 juta masker yang diproduksi oleh perusahaan pelat merah, PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) telah...

BUMN akan Bangun RS Darurat Corona di Daerah

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memerintahkan jajarannya untuk membangun Rumah Sakit Darurat Corona di sejumlah daerah di Indonesia. Hal itu untuk mengantisipasi lonjakan...

BUMN Back Up Sepenuhnya RS Darurat Covid-19

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN),  Erick Thohir  menjamin RS Darurat Penangan Covid-19 siap beroperasi  pada Senin (23/3). BUMN sepenuhnya siap back up kebutuhan...