Beberapa perusahaan pelat merah ikut berkolaborasi melakukan ekspansi bisnis ke Republik Demokratik Kongo di Afrika. Kelima perusahaan di bawah naungan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini, digandeng The Sandi Group (TSG) Global Holdings menjajaki pengembangan bisnis di negara Afrika Tengah tersebut.
PinterPolitik.com
Kelima perusahaan BUMN, yang terdiri PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA), PT Industri Kereta Api/INKA (Persero), PT Len Industri (Persero), PT Dirgantara Indonesia (Persero), PT Merpati Nusantara Airlines (Persero) menjajaki pengembangan bisnis baru di sektor industri strategis, infrastruktur, pembiayaan, pertambangan, tekstil, pemeliharaan pesawat dan perdagangan komoditas.
Selain melibatkan perusahaan BUMN, The Sandi Group (TSG) juga melibatkan lima perusahaaan swasta dalam negeri lainnya, PT Naga Putih Nusantara (NPN) dan PT Nabati Agro Sumatera (NAS), PT Widodo Makmur Unggas (WMU), PT LMP Property & Construction, dan PT Aero Bahteranusa Palapa (ABP).
Kolaborasi ini merupakan tindak lanjut dari kegiatan Indonesia Africa Forum (IAF) 2018 dan Asia Africa Infrastructure Dialogue 2019 yang dihelat di Bali. Saat itu, Indonesia dan Afrika bersepakat untuk menjajaki pengembangan bisnis baru di sektor industri strategis, infrastruktur, pembiayaan, pertambangan, tekstil, pemeliharaan pesawat dan perdagangan komoditas.
“Skema kolaborasi atau kerjasama yang dilakukan berupa joint operation bisnis. Ada beberapa juga yang joint venture, terutama dengan pihak swasta,” kata CEO TSG Global Holdings, Rubar Sandi dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (23/1).
Di Kongo, TSG Global Holdings bersama WIKA, dan Len akan mengerjakan pembangunan electric solar panel berkapasitas 200 Megawatt (MW). Proyek ini juga akan berkolaborasi dengan Sunplus S.A.R.L. WIKA juga kemungkinan akan mengerjakan proyek pembangunan Bendungan (Water Dam) di Kongo, termasuk megaproyek solar panel.
Sementara PT INKA bersama TSG Global Holdings akan berpartisipasi dalam pembangunan infrastruktur kereta sepanjang 1.700 Kilometer, pembelian rolling stock, hingga Light Rail Transit (LRT) dari kota ke bandara di negara tersebut.
Untuk sektor penerbangan, TSG Global Holdings bersama Merpati Nusantara Airlines akan menjalin kerjasama dengan beberapa perusahaan penerbangan di Afrika, khususnya maskapai penerbangan Kongo akan membuka rute pengangkutan Cargo Indonesia-Afrika. Termasuk juga kerja sama dalam hal Maintenance Repair and Overhaul (MRO) dan Training Centre.
TSG Global Holdings juga akan melakukan kerja sama dalam pembelian pesawat CN 212i buatan PT Dirgantara Indonesia. Menurut Rubar, alasan pihaknya memilih mengembangkan bisnis ke Republik Demokratik Kongo dikarenakan memang saat ini beberapa investor USA sedang membuat target investasi di Asia Tenggara dan Afrika, terlebih Pemerintah USA memberikan dukungan penuh kepada investor yang memiliki rencana investasi di Asia Tenggara dan Afrika.
“Dan kenapa kami memilih berkolaborasi dengan perusahaan Indonesia, karena Indonesia adalah negara terbesar, yang telah menggelar Indonesia – Africa Forum pada 2018 dan Asia Africa Infrastructure Dialogue pada 2019. Maka dari itu TSG sangat tertarik untuk bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan Indonesia, baik BUMN maupun swasta,” ungkap Rubar.
Selain BUMN, TSG bersama lima perusahaan swasta Indonesia juga turut mengembangkan sektor lainnya di DRC. Di mana PT WMU akan mengembangkan peternakan unggas dengan teknologi terbarukan, PT NPN membangun pabrik pakan ternak, PT NAS untuk pengadaan stok minyak sawit, PT LMP Property & Construction akan melakukan pengembangan kota satellite di beberapa provinsi di DRC, dan PT ABP akan mengembangkan bisnis transportasi laut dan sungai di wilayah Kongo.
Rubar berharap, kolaborasi ini dapat memberikan manfaat besar bagi kemajuan pembangunan di negara Kongo, dan perusahaan-perusahaan Indonesia. Sekaligus menjadi langkah nyata atas hubungan baik antara Indonesia dengan Afrika.
“Dengan adanya kolaborasi ini, ke depan akan lebih banyak lagi kegiatan bisnis antara perusahaan Amerika dengan perusahaan Indonesia, baik untuk kegiatan bisnis di Indonesia sendiri maupun di luar negeri,” pungkasnya. (R58)
► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik
Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.