PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk atau Telkom menjadi salah satu perusahaan pelat merah yang memiliki laba perseroan terbesar. Namun pertumbuhan pendapatan perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tersebut dinilai masih stagnan alias tak mengalami peningkatan.
PinterPolitik.com
Hal tersebut diungkapkan Wakil Menteri (Wamen) BUMN, Budi Gunadi Sadikin di Jakarta, Selasa (11/2). Menurutnya hal itu perlu dievaluasi lebih mendalam, guna meningkatkan pertumbuhan pendapatan yang terus meningkat, bukan stagnan seperti saat ini.
Karena itulah Budi menekankan pentingnya adaptasi perusahaan pelat merah dalam menghadapi perkembangan zaman. Sebab menurutnya, perusahaan yang tidak mampu beradaptasi akan kalah dalam persaingan dengan perusahaan lainnya dan berpotensi mengalami kebangkrutan.
Budi mencotohkan PT Telkom, meski perusahaan telekomunikasi pelat merah tersebut mampu mencatatkan laba yang besar, namun pertumbuhan pendapatan perusahaan tersebut justru stagnan.
Sementara itu, pada saat yang bersamaan anggaran belanja perusahaan atau capex terus tumbuh. “Telkom Indonesia, perusahaan besar profit di atas Rp 20 Triliun, tapi revenue-nya flattening, EBITDA margin decreasing, capex-nya untuk 3G, 4G, 5G, 6G increasing,” ungkap Budi.
Oleh karenanya, Mantan Direktur Utama Inalum itu meminta kepada seluruh perusahaan pelat merah, termasuk Telkom, untuk membuat rencana kerja dengan periode 5 tahun ke depan. “Saya tanya mereka, rencana ke depan seperti apa,” tandasnya.
Sebagai informasi, sampai dengan kuartal III 2019, Telkom mencatatkan kenaikan laba bersih 15,67 persen secara tahunan menjadi Rp 16,46 triliun. Sementara EBITDA Telkom naik 11,4 persen secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi Rp 50 triliun. Padahal, pendapatan hanya tumbuh 3,46 persen menjadi Rp 102,63 triliun. (R58)
► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik
Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.