HomeFokus BUMNKomentar Dahlan Iskan Soal Radiasi Nuklir, Sebut Orang BUMN Ada Di Situ

Komentar Dahlan Iskan Soal Radiasi Nuklir, Sebut Orang BUMN Ada Di Situ

Mantan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan mengomentari laporan temuan paparan  radiasi nuklir di Perumahan Batan Indah, Serpong, Tangerang Selatan, Banten. Lewat tulisannya di laman www.disway.id, Dahlan mengomentari kejadian tersebut dengan judul “Radiasi Serpong”.


PinterPolitik.com

Dahlan menilai temuan paparan radiasi di Perumahan Batan Indah sebagai sesuatu yang menggelikan. Sebab, paparan radiasi baru terdeteksi setelah Badan Pengawas Tenaga Nuklir mencoba alat pendeteksi radiasi yang baru dibeli pada 30 dan 31 Januari 2020 lalu.

“Di sekitar reaktor sendiri tidak ditemukan adanya radiasi. Justru di perumahan yang jauh terdeteksi radiasi. Jarak Batan Indah dengan reaktor itu sekitar 3 kilometer. Ini sungguh lelucon yang menjengkelkan. Terutama bagi kita yang concern bahwa nuklir adalah masa depan kita. Ambyar!,” tulis Dahlan.

Pada bagian tulisan tersebut Dahlan juga mengutarkan kecurigaannya kalau paparan radiasi di perumahan tersebut sengaja dibawa oleh orang dalam BUMN.

Namun Dahlan menepis jika pelakunya orang Badan Pengawas Tenaga Nuklir Indonesia (Bapeten), juga bukan orang Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan), bukan juga dari Institut Tehnologi Indonesia (ITI).

“Yang sangat mungkin adalah: Ia orang BUMN. Tinggal cari tahu: kapan ? tahun berapa ? Jangan-jangan sewaktu saya menjadi Menteri BUMN!,” ungkapnya dalam tulisan tersebut.

Simak selengkapnya tulisan Dahlan Iskan di laman www.disway.id seperti dikutip PinterPolitik.com berikut:

Radiasi Serpong

Kalau benar, ini sangat mencoreng ilmuwan kita. Bahkan negara kita.

Bagaimana bisa – seperti diumumkan lembaga pengawas nuklir Indonesia kemarin – ditemukan sumber radiasi nuklir di perumahan di Serpong, dekat Jakarta.

Tepatnya di sebuah tanah kosong di komplek perumahan Batan Indah.

Itulah perumahan yang dibangun untuk dibeli karyawan yang terkait dengan Pusat Penelitian Teknologi (Puspitek) Serpong.

Di kawasan lebih 200 hektar itu ada Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan), ada reaktor nuklir skala kecil, ada Badan Pengawas Nuklir (Bapeten), ada BUMN Industri Nuklir Indonesia (PT Inuki), dan ada Institut Teknologi Indonesia (ITI).

Tanggal 30 dan 31 Januari lalu Bapeten mencoba alat yang baru dibeli. Yakni alat pendeteksi radiasi.

Baca juga :  Temasek versi Indonesia ala Prabowo?

Sudah menjadi kewajiban Bapeten untuk memonitor bocor tidaknya reaktor nuklir milik Batan di situ.

Umur reaktor itu sudah 40 tahun. Tapi belum bisa dikatakan tua untuk usia sebuah reaktor. Hanya teknologinya yang sudah agak ketinggalan.

Daerah yang diperiksa alat itu meliputi sekitar stasiun kereta api Serpong, ITI, Puspitek, dan sekitarnya.

Semuanya aman. Tidak terdeteksi adanya radiasi.

Tapi ketika membawa alat itu ke komplek perumahan Batan Indah muncullah tanda: ada radiasi di situ.

Ini sebuah keanehan yang menggelikan.

Di sekitar reaktor sendiri tidak ditemukan adanya radiasi. Justru di perumahan yang jauh terdeteksi radiasi. Jarak Batan Indah dengan reaktor itu sekitar 3 kilometer.

Ini sungguh lelucon yang menjengkelkan. Terutama bagi kita yang concern bahwa nuklir adalah masa depan kita.

Ambyar!

Ketika alat pendeteksi itu dibawa keliling di Batan Indah ditemukanlah titik pusat radiasi. Di situlah sumber radiasi itu: di sebuah tanah kosong di sela-sela rumah.

Di situlah sinyal terkuat radiasi muncul: di dalam tanah di situ.

Bapeten pun melakukan penggalian. Di situlah terkubur benda-benda yang pernah berhubungan dengan produk nuklir.

Kelihatannya itu bukan kuburan baru. Tapi tidak diketahui sudah berapa lama terkubur di situ.

Kalau pun ada orang yang sudah terkena radiasi juga belum diketahui sudah berapa lama terkenanya.

Demikian juga pohon-pohon di sekitarnya. Terutama pohon buah: sudah berapa tahun mengisap radiasi dari dalam tanah itu.

Bapeten sudah benar: prioritasnya adalah mengatasi persoalan dulu. Bapeten segera memasang pita kuning di sekeliling lokasi itu. Agar tidak ada orang yang memasuki tanah kosong tersebut.

Langkah berikutnya: mengambil tanah yang sudah terpapar radiasi. Tanah itu dimasukkan drum berpenutup rapat.

Sampai kemarin sudah terkumpul 52 drum tanah yang bisa diamankan. Yakni drum berukuran 100 liter.

Hasil deteksi terakhir Sabtu kemarin menyebutkan radiasi di situ sudah berkurang 30 persen. Masih diperlukan 20 hari lagi untuk menghilangkan semua itu.

Setelah ini barulah dicari jawaban atas banyak pertanyaan berikut ini:

Bagaimana ceritanya sumber radiasi itu bisa sampai di situ.

Baca juga :  Goodbye, Erick Thohir?

Sudah berapa lama di situ.

Berapa orang dan berapa pohon yang sudah terpapar di luar batas yang diperbolehkan.

Dugaan saya: ada orang yang mencuri produk nuklir.

Kalau yang dicuri itu senjata nuklir tentu sudah seperti di film Hollywood. Tapi, di Serpong, kan tidak pernah dibuat senjata nuklir.

Yang pernah dibuat di Serpong adalah radio isotop. Yakni nuklir untuk kedokteran. Yang bisa dipakai untuk mendeteksi kanker itu.

Maka, apakah ada yang mencuri radio isotop?

Sungguh pertanyaan yang tidak sampai hati dikemukakan. Sekaligus bikin malu bangsa: masak iya sih sampai ada yang mencuri produk nuklir?

Korupsi Jiwasraya saja sudah sangat memalukan. Tapi kan masih tergolong biasa: ahli keuangan mencuri uang.

Tapi mencuri nuklir? Pengarang novel pun tidak akan pernah punya ide cerita fiksi seperti itu.

Dan ini bukan fiksi.

Berarti, pencurinya orang dalam. Jangan-jangan yang tinggalnya juga di perumahan itu!

Orang dalam mana?

Tidak mungkin orang Bapeten. Tidak mungkin orang Batan. Tidak mungkin orang ITI.

Tidak mungkin Benny Tjokrosaputro.

Ups… Ia kan orang luar.

Yang sangat mungkin adalah: ia orang BUMN.

Tinggal dicari tahu: Kapan? Tahun berapa?

Jangan-jangan sewaktu saya menjadi menteri BUMN!

Saya begitu sedih membaca siaran pers Bapeten kemarin.

Ini pasti menjadi berita dunia – khususnya dunia nuklir. Kok ada produk nuklir bisa dicuri! Betapa bobrok kita ini.

Lantas, bagaimana kita bisa mendapat izin internasional di bidang niklir kalau mereka tahu kelakuan orang kita seperti itu?

Mereka pasti mempertanyakan: bagaimana dunia bisa aman kalau Indonesia diberi ijin nuklir? Apakah bisa dipercaya untuk menjaganya dengan baik?

Jiwasraya telah begitu kuat memukul diri kita. Pencurian produk nuklir ini begitu dalam memukul batin kita.

Itu kalau benar ada pencurian. Dan rasanya benar!

Mungkin. (dahlan iskan) (R58)

► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik

Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.

spot_imgspot_img

#Trending Article

Betulkah Jokowi Melemah? 

Belakangan mulai muncul pandangan bahwa pengaruh politik Jokowi kian melemah, hal tersebut seringnya diatribusikan dengan perkembangan berita judi online yang kerap dikaitkan dengan Budi Arie, dan kabar penangguhan jabatan doktor Bahlil Lahadalia, dua orang yang memang dulu disebut dekat dengan Jokowi. Tapi, apakah betul Jokowi sudah melemah pengaruhnya? 

Masihkah Prabowo Americans’ Fair-Haired Boy?

Dua negara menjadi tujuan utama Prabowo saat melakukan kunjungan kenegaraan pertamanya pasca dilantik sebagai presiden: Tiongkok dan Amerika Serikat.

Paloh Pensiun NasDem, Anies Penerusnya?

Sinyal “ketidakabadian” Surya Paloh bisa saja terkait dengan regenerasi yang mungkin akan terjadi di Partai NasDem dalam beberapa waktu ke depan. Penerusnya dinilai tetap selaras dengan Surya, meski boleh jadi tak diteruskan oleh sang anak. Serta satu hal lain yang cukup menarik, sosok yang tepat untuk menyeimbangkan relasi dengan kekuasaan dan, plus Joko Widodo (Jokowi).

Prabowo, Kunci Kembalinya Negara Hadir?

Dalam kunjungan kenegaraan Prabowo ke Tiongkok, sejumlah konglomerat besar ikut serta dalam rombongan. Mungkinkah negara kini kembali hadir?

Prabowo dan “Kebangkitan Majapahit”

Narasi kejayaan Nusantara bukan tidak mungkin jadi landasan Prabowo untuk bangun kebanggaan nasional dan perkuat posisi Indonesia di dunia.

Prabowo & Trump: MAGA vs MIGA? 

Sama seperti Donald Trump, Prabowo Subianto kerap diproyeksikan akan terapkan kebijakan-kebijakan proteksionis. Jika benar terjadi, apakah ini akan berdampak baik bagi Indonesia? 

The War of Java: Rambo vs Sambo?

Pertarungan antara Andika Perkasa melawan Ahmad Luthfi di Pilgub Jawa Tengah jadi panggung pertarungan besar para elite nasional.

Menguji “Otot Politik” Andika Perkasa

Pilgub Jawa Tengah 2024 kiranya bukan bagaimana kelihaian politik Andika Perkasa bekerja di debutnya di kontestasi elektoral, melainkan mengenai sebuah hal yang juga lebih besar dari sekadar pembuktian PDIP untuk mempertahankan kehormatan mereka di kandang sendiri.

More Stories

Erick Thohir Pastikan 4,7 Juta Masker Telah Didistribusikan

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memastikan 4,7 juta masker yang diproduksi oleh perusahaan pelat merah, PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) telah...

BUMN akan Bangun RS Darurat Corona di Daerah

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memerintahkan jajarannya untuk membangun Rumah Sakit Darurat Corona di sejumlah daerah di Indonesia. Hal itu untuk mengantisipasi lonjakan...

BUMN Back Up Sepenuhnya RS Darurat Covid-19

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN),  Erick Thohir  menjamin RS Darurat Penangan Covid-19 siap beroperasi  pada Senin (23/3). BUMN sepenuhnya siap back up kebutuhan...