HomeFokus BUMNBio Farma Segera Teliti Sampel Corona untuk Buat Vaksin

Bio Farma Segera Teliti Sampel Corona untuk Buat Vaksin

PT Bio Farma (Persero) terus menjalin komunikasi dengan sejumlah lembaga penelitian seperti Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan (Balitbangkes Kemenkes) untuk membuat vaksin Corona.


PinterPolitik.com

Perusahaan pelat merah bidang industri farmasi tersebut berencana untuk meneliti sampel Corona, menyusul adanya warga negara Indonesia (WNI) yang positif terjangkit virus tersebut.

“Belum ada vaksinnya, semua masih dalam tahapan. Indonesia kan sudah ada yang positif, artinya kita sudah punya sampel virusnya. Makanya nanti kita sama Balitbangkes Kemenkes akan meneliti, semoga kita bisa bikin vaksin ke depan,” ujar Direktur Utama PT Bio Farma, Honesti Basyir saat mendampingi kunjungan Menteri Badan Usaha Miliki Negara (BUMN) Erick Thohir ke Apotek Kimia Farma di Menteng, Jakarta, Rabu (4/3).

Menurut Honesti, sejauh ini belum ada satu negara pun di dunia yang menemukan vaksin virus Corona. Begitu pun Tiongkok yang baru sebatas menemukan obat, bukan vaksin.

Obat yang dibuat Tiongkok memiliki unsur kina dan antiviral seperti obat yang digunakan untuk HIV. Honesti menilai apabila sudah berstatus pandemik, seluruh lembaga penelitian dunia akan melakukan koordinasi dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam mencari vaksin Corona.

“Ini kan sudah isu global, artinya WHO akan turun tangan sehingga nantinya proses yang ada di masing-masing negara yang ada kasus, kita segera komunikasi,” ungkap Honesti.

Bio Farma, kata Honesti, belum dapat melakukan penelitian untuk membuat vaksin lantaran sebelumnya belum ada kasus positif virus Corona di Indonesia. Kini dengan adanya kepastian dari pemerintah mengenai dua WNI yang positif, Bio Farma ingin meneliti sampel virus tersebut.

“Selama ini belum ada kasus di Indonesia, jadi kita tidak bisa dapat sampelnya. Sekarang sudah ada, saya lagi koordinasi dengan Pak Menteri, kita mungkin akan diberi kesempatan untuk meneliti itu untuk kemungkinan nanti bisa dicarikan vaksinnya,” tambah Honesti.

Baca juga :  Raib Dana Pensiun PNS Kacau BUMN Era Jokowi

Honesti menyebut penelitian mencari vaksin virus Corona memerlukan waktu sekitar 10 hingga 15 tahun apabila benar-benar mulai dari awal. Bio Farma, kata Honesti, mencoba bekerja sama dengan lembaga penelitian yang sudah memulai lebih dahulu dalam mencari vaksin Corona agar penemuan vaksin diharapkan bisa lebih cepat.

“Misal ada lembaga riset yang sudah tahap satu, tapi mungkin mereka tak punya kapasitas melanjutkan. Jadi memang harus ada koordinasi. Kalau seandainya sudah ada (lembaga penelitian) yang ke tahap dua, (penemuan vaksin) bisa dua sampai tiga tahun lebih cepat,” tandas Honesti. (R58)

View this post on Instagram

Angka kekerasan terhadap perempuan terus meningkat setiap tahun, baik itu kekerasan fisik maupun kekerasan seksual. Saat ini Indonesia bahkan telah ada dalam kondisi darurat kekerasan seksual menurut laporan dari Komnas Perempuan. Nyatanya, ada persoalan ketidakseimbangan relasi kuasa antara prempuan dan laki-laki di Indonesia yang menjadi salah satu akar persoalan ini. Ini juga terjadi akibat budaya dominasi laki-laki yang sangat kuat. ⠀ ⠀ Temukan selengkapnya di Talk Show: “Dominasi dan Legacy Male Power terhadap Wanita Indonesia, Kenapa? Dari Mana? Masih Perlu?”⠀ ⠀ Tiket dapat dibeli di: https://www.loket.com/event/dialectic_xFg⠀ ⠀ #infografik #infografis #politik #politikindonesia #pinterpolitik #event #talkshow

A post shared by PinterPolitik.com (@pinterpolitik) on

► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik

Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.

spot_imgspot_img

#Trending Article

Prabowo & Trump: MAGA vs MIGA? 

Sama seperti Donald Trump, Prabowo Subianto kerap diproyeksikan akan terapkan kebijakan-kebijakan proteksionis. Jika benar terjadi, apakah ini akan berdampak baik bagi Indonesia? 

The War of Java: Rambo vs Sambo?

Pertarungan antara Andika Perkasa melawan Ahmad Luthfi di Pilgub Jawa Tengah jadi panggung pertarungan besar para elite nasional.

Menguji “Otot Politik” Andika Perkasa

Pilgub Jawa Tengah 2024 kiranya bukan bagaimana kelihaian politik Andika Perkasa bekerja di debutnya di kontestasi elektoral, melainkan mengenai sebuah hal yang juga lebih besar dari sekadar pembuktian PDIP untuk mempertahankan kehormatan mereka di kandang sendiri.

Menyoal Kabinet Panoptikon ala Prabowo

Pemerintahan Prabowo disebut memiliki kabinet yang terlalu besar. Namun, Prabowo bisa jadi memiliki kunci kendali yakni konsep "panoptikon".

Tidak Salah The Economist Dukung Kamala?

Pernyataan dukungan The Economist terhadap calon presiden Amerika Serikat, Kamala Harris, jadi perhatian publik soal perdebatan kenetralan media. Apakah keputusan yang dilakukan The Economist benar-benar salah?

Ridwan Kamil dan “Alibaba Way”

Ridwan Kamil usulkan agar setiap mal di Jakarta diwajibkan menampilkan 30 persen produk lokal. Mungkinkah ini gagasan Alibaba Way?

Hype Besar Kabinet Prabowo

Masyarakat menaruh harapan besar pada kabinet Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Rahasia Kesaktian Cak Imin-Zulhas?

Dengarkan artikel ini: Audio ini dibuat menggunakan AI. Di tengah kompetisi untuk tetap eksis di blantika politik Indonesia, Zulkifli Hasan dan Muhaimin Iskandar tampak begitu kuat...

More Stories

Erick Thohir Pastikan 4,7 Juta Masker Telah Didistribusikan

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memastikan 4,7 juta masker yang diproduksi oleh perusahaan pelat merah, PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) telah...

BUMN akan Bangun RS Darurat Corona di Daerah

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memerintahkan jajarannya untuk membangun Rumah Sakit Darurat Corona di sejumlah daerah di Indonesia. Hal itu untuk mengantisipasi lonjakan...

BUMN Back Up Sepenuhnya RS Darurat Covid-19

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN),  Erick Thohir  menjamin RS Darurat Penangan Covid-19 siap beroperasi  pada Senin (23/3). BUMN sepenuhnya siap back up kebutuhan...