Wiranto mengatakan perlu lebih berkonsentrasi pada jabatannya sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam).
pinterpolitik.com – Kamis, 22 Desember 2016.
Wiranto menyatakan mundur dari jabatan sebagai Ketua Umum DPP Partai Hanura. Hal tersebut ia katakan di hadapan Presiden Joko Widodo atau Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri, serta petinggi-petinggi partai politik lain yang hadir.
Jabatannya sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) jadi alasan Wiranto mundur. Menurut dia, dua jabatan tak mungkin dirangkap saat ini. “Dan waktu cepat berlalu, jadi siapapun orangnya harus berlari,” ujarnya. Wiranto juga mengajak masyarakat agar tidak mudah terpengaruh hasutan-hasutan yang tidak bisa dipertanggungjawabkan.
Hanura dengan seluruh kadernya berkomitmen mendukung pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi. “Mari bersama-sama berani katakan yang benar adalah benar, yang salah adalah salah. Dan dukungan Hanura kepada pemerintah sangat kuat dan konsisten. Karena ada kesamaan chemistry,” kata Wiranto.
Kata Wiranto, “Jujur, meninggalkan teman-teman untuk menyelesaikan misi politik seperti saat ini bukanlah perkara mudah. Namun, di sisi lain, menemani Presiden untuk membela kepentingan bangsa merupakan panggilan kewajiban,” hal itu disampaikan Wiranto saat memberikan sambutan pada pembukaan Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Partai Hanura di Kantor DPP Partai Hanura di Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (21/12/2016).
Ia juga mengakui muncul sedikit guncangan di internal Hanura saat dirinya berencana hengkang dari posisi ketua umum. Namun, hal itu dia nilai wajar. Sebab, ketua umum dalam kepengurusan partai diibaratkan seperti kapten kesebelasan yang menentukan strategi dalam pertandingan.