Terkait dengan pendanaan proyek MRT, Presiden Jokowi mengemukakan, banyak, bisa dari APBN, bisa dari kombinasi APBN dan APBD, bisa juga dari KPBU dan PPP, serta kerja sama antara pemerintah dan badan usaha. Bisa juga dari investasi.
PinterPolitik.com
JAKARTA – Angkutan massal mass rapid transit (MRT) diperkirakan beroperasi, pada Maret 2019. Perkiraan ini disampaikan Presiden Joko Widodo ketika meninjau proyek MRT di Stasiun Setiabudi, bawah tanah lokasi Patung Pemuda – Bundaran HI, Jakarta. Sebelumnya, Jokowi meninjau proyek Simpang Susun Semanggi.
“Hari ini kita sudah bisa menyampaikan bahwa seluruh terowongan yang dibangun untuk MRT sudah menyambung,” kata Presiden yang didampingi Menteri Perhubungan Budi Karya, Menteri BUMN Rini Sumarno, Menteri PUPR Basuki Hadimoeljono, Presiden Direktur MRT Jakarta William Sabandar, dan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama.
Ia mengatakan, MRT akan beroperasi kurang lebih Maret 2019. Tetapi, pada saat Asian Games 2018 berlangsung semua jalan di atas proyek MRT sudah bersih. Diharapkan, jadwal betul-betul diikuti agar proyek MRT selesai tepat pada waktunya.
Terkait dengan pendanaan proyek MRT, Presiden Jokowi mengemukakan, banyak, bisa dari APBN, bisa dari kombinasi APBN dan APBD, bisa juga dari KPBU dan PPP, serta kerja sama antara pemerintah dan badan usaha. Bisa juga dari investasi. Jadi kombinasi-kombinasi itu bisa dilakukan, dan itulah yang mempercepat pembangunan infrastruktur-infrastruktur.
Presiden juga mengatakan, mengenai pembiayaan sampai saat ini belum ada keluhan, baik dari kementerian, BUMN, maupun swasta.
Perkembangan proyek MRT hingga Kamis, di Stasiun Setiabudi “bertemu” empat bor yang digunakan membangun terowongan, yaitu Antareja dan Antareja 2 (dari arah Patung Pemuda ke Setiabudi), serta Mustikabumi 1 dan Mustikabumi 2 (dari arah Bundaran HI ke Setiabudi). Panjang terowongan dari Patung Pemuda ke Bundaran HI sekitar 6 km dengan kedalaman 18-26 meter di bawah permukaan tanah.
Penyelesaian pengerjaan terowongan bawah tanah ini merupakan bagian dari pembangunan MRT Jakarta fase 1, Lebak Bulus-Bundaran HI, sepanjang 16 km. Dengan bertemunya empat bor, menandakan pengerjaan MRT Jakarta struktur bawah tanah telah selesai 80 persen. Penggunaan bor Antareja 1 dan 2 dimulai September 2015, sedangkan bor Mustikabumi 1 dan 2 sejak Maret 2016. (Kps/E19)