HomeData PolitikMenengok Terowongan Gerilya ISIS

Menengok Terowongan Gerilya ISIS

Ratusan terowongan yang digunakan kelompok Islamic State atau ISIS untuk bergerilya, ditemukan dibeberapa tempat, seperti di Turki, Suriah, dan yang paling banyak Irak. Lubang bawah tanah ini tak hanya digunakan sebagai gudang penyimpanan senjata dan amunisi, tapi juga tempat berlindung.


PinterPolitik.com

IRAK – Pasukan Rusia dan Amerika Serikat (AS) terus membombardir Suriah dan wilayah lain yang diduga dikuasai ISIS. Walau satu persatu daerah yang diduduki kelompok ekstrimis tersebut bisa direbut kembali, pasukan gabungan ini mengaku masih kesulitan untuk meruntuhkan strategi gerilya ISIS yang memanfaatkan terowongan bawah tanah untuk menyelamatkan diri.

Tentara Suriah dan pasukan gabungan menduga, militan ISIS membuat ratusan lubang bawah tanah di wilayah-wilayah yang dikuasainya. Termasuk di wilayah perbatasan Turki dan Suriah, negara yang disinyalir menjadi transit bagi para relawan untuk bergabung dengan kelompok muslim radikal yang bertujuan membangun negara Islam melalui kekerasan ini.

Pemerintah Turki sendiri mengaku tengah mencari cara untuk mengisolasi perbatasan sepanjang 98 kilometer yang sering dijadikan jalur penyelundupan barang pasar gelap dan materi perang oleh ISIS. Padahal negara ini telah menerjunkan 25 ribu tentara dan menambah instalasi pagar juga beton untuk membendung penyelundupan tersebut.

Menurut informasi, terowongan-terowongan bawah tanah ini panjangnya bisa ratusan meter dan posisinya selalu berada di belakang garis depan pertempuran. Biasanya lubang-lubang ini difungsikan untuk menyimpan persediaan, bersembunyi, atau meluncurkan serangan.

Salah satu terowongan yang cukup panjang ditemukan di Desa Mufti, dekat Mosul, Irak. Terowongan yang panjangnya mencapai 402 meter ini, hanyalah salah satu dari 200 terowongan bawah tanah lainnya yang menghubungkan Suriah dengan Irak. Lubang-lubang ini dibangun seperti labirin, sekitar tiga meter di bawah permukaan tanah.

Militan ISIS sengaja membangun terowongan di bawah rumah penduduk untuk dijadikan tameng dan memperbudak mereka dalam pengerjaannya, sebelum dibunuh. Di dalamnya, pasukan menemukan sejumlah persediaan makanan seperti kacang arab, telur, madu, dan pasokan listrik. Terowongan tersebut juga dilengkapi dengan kasur, selimut, kipas angin, komputer, dan tirai untuk memberikan privasi.

Seorang pejabat Departemen Keuangan Indonesia beserta keluarganya di deportasi dari Turki. Disinyalir, mereka akan bergabung dengan militan ISIS. Entah apa yang mempengaruhi orang tersebut. Meninggalkan posisinya yang mapan, menjual rumah, dan mengajak anak-istrinya hanya dengan janji mati syahid. Apakah dengan melakukan perbudakan, pembunuhan, dan perusakan, bisa dengan mudah masuk surga? (Berbagai sumber/R24)

Artikel Sebelumnya
Artikel Selanjutna
spot_imgspot_img

#Trending Article

Menguji “Otot Politik” Andika Perkasa

Pilgub Jawa Tengah 2024 kiranya bukan bagaimana kelihaian politik Andika Perkasa bekerja di debutnya di kontestasi elektoral, melainkan mengenai sebuah hal yang juga lebih besar dari sekadar pembuktian PDIP untuk mempertahankan kehormatan mereka di kandang sendiri.

Menyoal Kabinet Panoptikon ala Prabowo

Pemerintahan Prabowo disebut memiliki kabinet yang terlalu besar. Namun, Prabowo bisa jadi memiliki kunci kendali yakni konsep "panoptikon".

Tidak Salah The Economist Dukung Kamala?

Pernyataan dukungan The Economist terhadap calon presiden Amerika Serikat, Kamala Harris, jadi perhatian publik soal perdebatan kenetralan media. Apakah keputusan yang dilakukan The Economist benar-benar salah?

Ridwan Kamil dan “Alibaba Way”

Ridwan Kamil usulkan agar setiap mal di Jakarta diwajibkan menampilkan 30 persen produk lokal. Mungkinkah ini gagasan Alibaba Way?

Hype Besar Kabinet Prabowo

Masyarakat menaruh harapan besar pada kabinet Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Rahasia Kesaktian Cak Imin-Zulhas?

Dengarkan artikel ini: Audio ini dibuat menggunakan AI. Di tengah kompetisi untuk tetap eksis di blantika politik Indonesia, Zulkifli Hasan dan Muhaimin Iskandar tampak begitu kuat...

Prabowo, the Game-master President?

Di awal kepresidenannya, Prabowo aktif menggembleng Kabinet Merah Putih. Apakah Prabowo kini berperan sebagai the game-master president?

Indonesia First: Doktrin Prabowo ala Mearsheimer? 

Sejumlah pihak berpandangan bahwa Indonesia di bawah kepemimpinan Prabowo Subianto akan lebih proteksionis. Seberapa besar kemungkinannya kecurigaan itu terjadi? 

More Stories

Informasi Bias, Pilpres Membosankan

Jelang kampanye, pernyataan-pernyataan yang dilontarkan oposisi cenderung kurang bervarisi. Benarkah oposisi kekurangan bahan serangan? PinterPolitik.com Jelang dimulainya masa kampanye Pemilihan Presiden 2019 yang akan dimulai tanggal...

Galang Avengers, Jokowi Lawan Thanos

Di pertemuan World Economic Forum, Jokowi mengibaratkan krisis global layaknya serangan Thanos di film Avengers: Infinity Wars. Mampukah ASEAN menjadi Avengers? PinterPolitik.com Pidato Presiden Joko Widodo...

Jokowi Rebut Millenial Influencer

Besarnya jumlah pemilih millenial di Pilpres 2019, diantisipasi Jokowi tak hanya melalui citra pemimpin muda, tapi juga pendekatan ke tokoh-tokoh muda berpengaruh. PinterPolitik.com Lawatan Presiden Joko...