HomeData PolitikLahan Untuk Masyarakat Bawah

Lahan Untuk Masyarakat Bawah

Dalam mewujudkan pemerataan ekonomi  masalah ketimpangan kepemilikan lahan menjadi tantangan paling utama dan harus segera diselesaikan, karena lahan merupakan aset yang sangat penting bagi 40 persen kelompok masyarakat lapisan terbawah.


PinterPolitik.com

JAKARTA – Presiden Joko Widodo menegaskan, kita harus memberikan akses lahan bagi penduduk yang kurang mampu, petani gurem, atau buruh tani yang tidak memiliki lahan, sehingga tercipta skala ekonomi untuk meningkatkan pendapatan mereka.

Terkait dengan itu, yang perlu diperhatikan, masih terjadi konsentrasi penguasaan lahan secara besar-besaran oleh sekelompok orang atau korporasi.

“Bahkan informasi yang saya terima, para pengumpul lahan yang besar hanya membayar kurang lebih seperempat dari nilai pajak transaksi yang seharusnya disetorkan ke negara. Hal ini harus segera kita tata melalui reforma agraria dan sistem pajak yang berkeadilan,” kata Presiden dalam lanjutan pembahasan mengenai Kebijakan Pemerataan Ekonomi pada rapat terbatas di Kantor Presiden, Jakarta.

Sebelumnya, Kepala Negara mengemukakan, dalam mewujudkan pemerataan ekonomi  masalah ketimpangan kepemilikan lahan menjadi tantangan paling utama dan harus segera diselesaikan, karena lahan merupakan aset yang sangat penting bagi 40 persen kelompok masyarakat lapisan terbawah.

Presiden Jokowi mengatakan, fokus pemerintah sekarangi, mengatasi ketimpangan antardaerah dengan cara mempercepat pembangunan infrastruktur, memperlancar konektivitas antardaerah, serta memperbesar transfer dana ke daerah dan ke desa.

Presiden mengingatkan,  pergerakan ekonomi nasional tidak hanya berpusat di Jawa, melainkan bisa menyebar secara merata dan berkeadilan sampai ke seluruh pelosok Tanah Air, termasuk di wilayah pinggiran.

“Pada tahun 2017, kita ingin bekerja lebih fokus lagi untuk mewujudkan pemerataan ekonomi, terutama memperkecil ketimpangan ekonomi antara yang kaya dengan yang miskin,” kata Presiden.

Presiden berharap kebijakan pemerataan ekonomi  betul-betul bisa menyentuh lapisan kelompok masyarakat ke bawah.  Untuk itu, diperlukan terobosan kebijakan, melalui redistribusi aset, langkah afirmasi untuk memberikan kesamaan kesempatan, serta peningkatan akses pendidikan dan keterampilan bagi 40 persen kelompok masyarakat terbawah.

Baca juga :  Kabar Gembira Prabowo untuk Petani & Nelayan!

Menyinggung perluasan akses permodalan serta peningkatan pendidikan dan keterampilan, Presiden Jokowi menegaskan, diperuntukkan bagi kelompok masyarakat lapisan terbawah.

“Perbaikan yang perlu dilakukan, yakni penyempurnaan sistem Kredit Usaha Rakyat (KUR), sehingga memberikan akses permodalan yang luas bagi sektor mikro, kecil, dan  menengah. Selain itu dikeluarkan KUR dengan skema khusus,  yang ada saat ini masih bersifat umum.

Pekerjaan lain yang harus diselesaikan, menurut Presiden, membalikkan piramida kualifikasi tenaga kerja, yang saat ini mayoritas berpendidikan SD dan SMP menjadi tenaga kerja yang terdidik dan terampil.

Artinya, kita perlu merombak secara besar-besaran  sistem pendidikan dan  pelatihan vokasi, sehingga lebih fokus pada penyiapan sumber daya manusia di sektor-sektor unggulan, seperti maritim, pertanian, pariwisata, dan industri kreatif. (Setkab/E19)

Artikel Sebelumnya
Artikel Selanjutna
spot_imgspot_img

#Trending Article

Menguji “Otot Politik” Andika Perkasa

Pilgub Jawa Tengah 2024 kiranya bukan bagaimana kelihaian politik Andika Perkasa bekerja di debutnya di kontestasi elektoral, melainkan mengenai sebuah hal yang juga lebih besar dari sekadar pembuktian PDIP untuk mempertahankan kehormatan mereka di kandang sendiri.

Menyoal Kabinet Panoptikon ala Prabowo

Pemerintahan Prabowo disebut memiliki kabinet yang terlalu besar. Namun, Prabowo bisa jadi memiliki kunci kendali yakni konsep "panoptikon".

Tidak Salah The Economist Dukung Kamala?

Pernyataan dukungan The Economist terhadap calon presiden Amerika Serikat, Kamala Harris, jadi perhatian publik soal perdebatan kenetralan media. Apakah keputusan yang dilakukan The Economist benar-benar salah?

Ridwan Kamil dan “Alibaba Way”

Ridwan Kamil usulkan agar setiap mal di Jakarta diwajibkan menampilkan 30 persen produk lokal. Mungkinkah ini gagasan Alibaba Way?

Hype Besar Kabinet Prabowo

Masyarakat menaruh harapan besar pada kabinet Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Rahasia Kesaktian Cak Imin-Zulhas?

Dengarkan artikel ini: Audio ini dibuat menggunakan AI. Di tengah kompetisi untuk tetap eksis di blantika politik Indonesia, Zulkifli Hasan dan Muhaimin Iskandar tampak begitu kuat...

Prabowo, the Game-master President?

Di awal kepresidenannya, Prabowo aktif menggembleng Kabinet Merah Putih. Apakah Prabowo kini berperan sebagai the game-master president?

Indonesia First: Doktrin Prabowo ala Mearsheimer? 

Sejumlah pihak berpandangan bahwa Indonesia di bawah kepemimpinan Prabowo Subianto akan lebih proteksionis. Seberapa besar kemungkinannya kecurigaan itu terjadi? 

More Stories

Infrastruktur Ala Jokowi

Presiden juga menjelaskan mengenai pembangunan tol. Mengapa dibangun?. Supaya nanti logistic cost, transportation cost bisa turun, karena lalu lintas sudah  bebas hambatan. Pada akhirnya,...

Banjir, Bencana Laten Ibukota

Menurut pengamat tata ruang, Yayat Supriatna, banjir di Jakarta disebabkan  semakin berkurangnya wilayah resapan air. Banyak bangunan yang menutup tempat resapan air, sehingga memaksa...

E-KTP, Dampaknya pada Politik

Wiranto mengatakan, kegaduhan pasti ada, hanya skalanya jangan sampai berlebihan, sehingga mengganggu aktivitas kita sebagai bangsa. Jangan juga mengganggu mekanisme kerja yang  sudah terjalin...