HomeData PolitikKekerasan Makin Meningkat

Kekerasan Makin Meningkat

Ada juga pengaruh dari lingkungan keluarga dan lingkungan sekitar yang membuat sikap dan perilaku seseorang menjadikan kekerasan dan penganiayaan itu hal yang sudah lumrah.


PinterPolitik.com

JAKARTA – Kekerasan dan penganiayaan di Indonesia terasa semakin marak, kasus demi kasus baru pun bermunculan, kekerasan dan penganiayaan juga tidak hanya terjadi di lingkungan masyarakat tapi juga marak terjadi di sekolah bahkan di dalam lingkungan rumah sekalipun.

Kasus terbaru tentang penganiayaan adalah siswa taruna tingkat 1 di STIP Cilincing yang tewas karena dianiaya senior. Amirullah Adityas Putra (19), begitulan nama siswa taruna STIP yang nasibnya berujung tragis. Kejadian bermula dari acara serah terima alat musik drum band, namun ada tradisi dimana junior yang menginginkan alat musik tersebut, harus melalui proses serah terima terlebih dahulu. Proses itu berupa penganiayaan.

Amir dipukuli oleh 4 seniornya dengan tangan kosong, tidak berapa lama Amirullah pingsan dan ambruk ke dada seniornya itu. Panik melihat kejadian itu, para senior langsung membaringkan Amirullah di tempat tidur. Empat senior tersebut lalu menghubungi seniornya di tingkat 4 dan langsung dilanjutkan ke pembina dan piket medis STIP untuk memeriksa kondisi korban. Saat itu kondisi korban sudah tidak bernyawa.

Di lain tempat, penganiayaan yang beurujung ke pembunuhan juga terjadi di wilayah Cipayung, Jakarta Timur. Seorang mahasiswi cantik dibunuh oleh kakak kandungnya. Murniati (22) harus meregang nyawa ketika ia menolak untuk menjual rumah warisan peninggalan almarhum ayahnya. Karena sepeninggalan ayahnya, ibu Murniati menikah lagi. Karena itu Murniati mempertahankan rumah tersebut karena tidak punya tempat tinggal baru, dan masih banyak beberapa contoh kasus lainnya.

Melihat contoh diatas, kita bisa membayangkan betapa menakutkannya hidup di Indonesia. Kekerasan dan penganiayaan selalu menghantui kita dimana saja. Kekerasan dan penganiayaan terjadi juga bukan tanpa sebab, setiap tindakan selalu ada faktor penyebabnya.

Baca juga :  Hasan Nasbi-Qodari 24 Jubir Satset

Para psikolog berpendapat bahwa salah satu faktor munculnya kekerasan dalam masyarakat adalah pengaruh media massa. Karena pada dewasa ini media audio visual dan media cetak menyusupkan berbagai macam tindak kekerasan dalam sajian mereka. Dulu, masyarakat hanya dapat menyaksikan kekerasan jika mereka ada di sekitar lokasi. Namun saat ini, siapapun baik usia muda hingga dewasa dapat menyaksikan tindak kekerasan dalam tayangan televisi

Selain itu, kekerasan dan penganiayaan terjadi juga karena faktor himpitan ekonomi. Beban ekonomi yang terlampau berat membuat masyarakat suka gelap mata, bisa jadi karena stress yang akhirnya merambat ke sikap kejiwaan masyarakat yang akhirnya mengambil jalan pintas agar terlepas dari himpitan ekonomi dan dorongan kemiskinan. Ironisnya, kemiskinan yang dialami rakyat tidak ditangani dengan baik oleh pemerintah, bahkan seolah – olah muncul kalimat “Yang miskin tetap miskin dan yang kaya lah yang menikmatinya”.

Ada juga pengaruh dari lingkungan keluarga dan lingkungan sekitar yang membuat sikap dan perilaku seseorang menjadikan kekerasan dan penganiayaan itu hal yang sudah lumrah.

Untuk itu harus adanya pencegahan agar tidak ada lagi kasus penganiayaan dan kekerasan di masyarakat. Peran terbesar yang harus cepat bergerak untuk mengatasi penganiayaan dan kekerasan adalah pemerintah, karena tidak bisa dipungkiri bahwa pemerintah negara bertanggung jawab penuh untuk kesejahteraan rakyatnya.

Salah satu upaya meredam kekerasan oleh masyarakat adalah dengan penegakan hukum yang adil, sehingga meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah dalam penyelesaian konflik. Jangan jadikan rakyat hanya sebatas alat politik yang hanya disentuh saat kampanye politik saja.

Selain itu juga harus adanya pendidikan dari lingkungan rumah dan sekolah, seperti membudidayakan prilaku baik dari usia dini. Pendidikan dari pemerintah tentang bahayanya kekerasan juga harus disosialikasikan ke masyarakat agar masyarakat mengerti tentang bahayanya kekerasan.

Baca juga :  Rahasia Kesaktian Cak Imin-Zulhas?

Untuk meredam kekerasan yang sedang terjadi, harus dilakukan peace keeping, peace making dan peace building. Yakni membuat kekerasan berhenti, menyembuh yang luka baik fisik dan psikis, lalu membangun lingkungan yang damai dan aman.

Namun posisi pemerintah khususnya pemerintah Indonesia untuk memproses tiga tahapan membangun kedamaian masih sulit terjadi, melihat banyaknya kepentingan politik yang bermain di dalamnya. Jadi mulailah merubah dari diri kita sendiri sebagai masyarakat yang beradab, jangan jadikan kekerasan menjadi jalan akhir dari segala masalah. (berbagai sumber/A15)

 

 

 

spot_imgspot_img

#Trending Article

Betulkah Jokowi Melemah? 

Belakangan mulai muncul pandangan bahwa pengaruh politik Jokowi kian melemah, hal tersebut seringnya diatribusikan dengan perkembangan berita judi online yang kerap dikaitkan dengan Budi Arie, dan kabar penangguhan jabatan doktor Bahlil Lahadalia, dua orang yang memang dulu disebut dekat dengan Jokowi. Tapi, apakah betul Jokowi sudah melemah pengaruhnya? 

Masihkah Prabowo Americans’ Fair-Haired Boy?

Dua negara menjadi tujuan utama Prabowo saat melakukan kunjungan kenegaraan pertamanya pasca dilantik sebagai presiden: Tiongkok dan Amerika Serikat.

Paloh Pensiun NasDem, Anies Penerusnya?

Sinyal “ketidakabadian” Surya Paloh bisa saja terkait dengan regenerasi yang mungkin akan terjadi di Partai NasDem dalam beberapa waktu ke depan. Penerusnya dinilai tetap selaras dengan Surya, meski boleh jadi tak diteruskan oleh sang anak. Serta satu hal lain yang cukup menarik, sosok yang tepat untuk menyeimbangkan relasi dengan kekuasaan dan, plus Joko Widodo (Jokowi).

Prabowo, Kunci Kembalinya Negara Hadir?

Dalam kunjungan kenegaraan Prabowo ke Tiongkok, sejumlah konglomerat besar ikut serta dalam rombongan. Mungkinkah negara kini kembali hadir?

Prabowo dan “Kebangkitan Majapahit”

Narasi kejayaan Nusantara bukan tidak mungkin jadi landasan Prabowo untuk bangun kebanggaan nasional dan perkuat posisi Indonesia di dunia.

Prabowo & Trump: MAGA vs MIGA? 

Sama seperti Donald Trump, Prabowo Subianto kerap diproyeksikan akan terapkan kebijakan-kebijakan proteksionis. Jika benar terjadi, apakah ini akan berdampak baik bagi Indonesia? 

The War of Java: Rambo vs Sambo?

Pertarungan antara Andika Perkasa melawan Ahmad Luthfi di Pilgub Jawa Tengah jadi panggung pertarungan besar para elite nasional.

Menguji “Otot Politik” Andika Perkasa

Pilgub Jawa Tengah 2024 kiranya bukan bagaimana kelihaian politik Andika Perkasa bekerja di debutnya di kontestasi elektoral, melainkan mengenai sebuah hal yang juga lebih besar dari sekadar pembuktian PDIP untuk mempertahankan kehormatan mereka di kandang sendiri.

More Stories

Bukti Indonesia “Bhineka Tunggal Ika”

PinterPolitik.com mengucapkan Selamat Hari Kemerdekaan Indonesia ke 72 Tahun, mari kita usung kerja bersama untuk memajukan bangsa ini  

Sejarah Mega Korupsi BLBI

KPK kembali membuka kasus BLBI yang merugikan negara sebanyak 640 Triliun Rupiah setelah lama tidak terdengar kabarnya. Lalu, bagaimana sebetulnya awal mula kasus BLBI...

Mempertanyakan Komnas HAM?

Komnas HAM akan berusia 24 tahun pada bulan Juli 2017. Namun, kinerja lembaga ini masih sangat jauh dari harapan. Bahkan desakan untuk membubarkan lembaga...