PinterPolitik.com
JAKARTA – Pemerintah akan memanfaatkan program jembatan udara untuk menjalankan rencana semen satu harga yang dikehendaki Presiden Joko Widodo. Menurut Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Udara Kementerian Perhubungan M. Alwi, dana Rp 150 miliar sudah dikucurkan untuk menunjang angkutan penopang program semen satu harga. Selain membiayai jembatan udara, dana tersebut dialokasikan untuk rute penerbangan perintis pengangkut penumpang.
“Dengan program itu, Kementerian Perhubungan akan menyubsidi penerbangan logistik ke wilayah pedalaman Papua agar harga semen di wilayah itu bisa lebih murah,”
Menurut Alwi, ongkos transportasi barang ke kawasan pegunungan Papua menjadi penyebab mahalnya harga barang, termasuk semen. Sebab, wilayah itu cuma bisa dijangkau oleh pesawat. Selama ini armada yang tersedia hanya pesawat kecil, seperti Cessna 208 Caravan, yang menelan ongkos besar tapi daya angkutnya terbatas. “Pesawat kecil itu sekali beroperasi butuh Rp 30 juta dan daya angkutnya cuma 800 kilogram,” ujarnya.
Karena itu, dalam program jembatan udara yang juga mengangkut semen, Kementerian Perhubungan menghendaki pengoperasian pesawat yang lebih besar, sekelas Boeing 737. Pesawat besar ini akan melayani 14 rute di Papua, Sulawesi, dan Kalimantan. Juru bicara Kementerian Perhubungan, Bambang Ervan, mengatakan akan melelang pengoperasian rute-rute jembatan udara kepada maskapai swasta dan perusahaan penerbangan milik pemerintah.
Tahun ini, pemerintah menganggarkan subsidi Rp 26,58 miliar untuk jembatan udara. Alokasi subsidi ini, kata Bambang, dibagi dua, yakni Rp 22,28 miliar untuk biaya angkut dan anggaran tambahan Rp 4,3 miliar diberikan kepada operator sebagai subsidi bahan bakar pesawat. Subsidi bahan bakar ini dibayarkan untuk biaya angkut avtur. Dengan begitu, operator pesawat jembatan udara membeli bahan bakar dengan harga yang setara dengan daerah lain.
Rencana penyeragaman harga semen nasional diungkapkan Jokowi pada Ahad lalu. Presiden berjanji mengupayakan penurunan harga semen di Papua yang mencapai Rp 800 ribu hingga Rp 2,5 juta per sak. Jokowi mencontohkan keberhasilan program bahan bakar minyak satu harga yang tercapai tiga bulan lalu. “Inilah yang dikatakan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Yang belum dan dalam proses kita lakukan adalah semen,” katanya. (tmp.co/A11)