“Uangnya nggak usah, dikantongin ajah. Rp 10.000 yang nanggung Futri. Kasih uangnya. Nanti pilih Futri, ada deh ginian dua bulan sekali,”- Zulkifli Hasan, Ketum PAN
Baru-baru ini, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mendapat atensi warganet, terkait kampanye Partai Amanat Nasional (PAN) dengan mengadakan pasar murah di Lampung. Pria yang akrab disapa Zulhas tersebut membagikan minyak goreng gratis sembari mengkampanyekan anaknya Futri Zulya Savitri sebagai calon anggota legislatif.
Kampanye membagi-bagikan minyak goreng (migor) gratis ini dinilai tidak elok. Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun angkat bicara dan meminta agar semua menteri fokus pada pekerjaan, termasuk kepada Menteri Perdagangan.
Jokowi mengingatkan Zulhas akan tugasnya sebagai menteri, salah satunya, menurunkan harga minyak goreng menjadi Rp14.000 per liter. Minyak goreng merupakan pekerjaan rumah Zulhas yang sangat krusial karena kontrol harga minyak goreng saat ini punya implikasi terhadap stabilitas politik di Indonesia.
Sebagai tambahan, kritik terhadap Zulhas rupanya juga pernah terjadi dan begitu fenomenal videonya. Saat itu, Harrison Ford, aktor asal Amerika Serikat (AS), mewawancarai Zulhas yang ketika itu menjabat sebagai Menteri Kehutanan periode 2009-2014.
Aktor pemeran Han Solo dalam serial film Star Wars tersebut terlihat kesal dengan ketidakseriusan Zulhas sebagai pemangku jabatan tersebut dalam menjaga hutan di Taman Nasional Tesso Nilo, Riau. Video yang viral lagi pasca Zulhas diangkat jadi Mendag ini pun sempat menjadi cibiran warganet.
Namun, berbeda dengan aktor politik lain yang akan kelabakan jika menjadi cibiran publik, Zulhas terkesan lebih santai menghadapi kontroversi yang menimpanya. Ia seolah tidak terlalu memikirkan bahwa posisinya sebagai menteri termasuk baru seumur jagung dan rentan digantikan.
Bahkan, Politikus Partai Gerindra Andre Rosiade juga ikut mengkritik dengan mengatakan bahwa sebagai menteri baru hasil reshuffle kabinet, Zulhas mestinya memperbanyak prestasi bukan justru menambah kontroversi.
Karena mendapatkan kritikan demi kritikan, akhirnya Zulhas memberikan klarifikasi. Ia mengklaim kegiatan bagi-bagi minyak goreng tersebut merupakan agenda di luar tugasnya sebagai Menteri Perdagangan. Dalam hal ini, ia turut mempromosikan anaknya dengan status dia sebagai Ketua Umum PAN. Owalah, jadi kampanye toh ceritanya.
Sontak jawaban Zulhas ini menggambarkan realitas politik di Indonesia yang secara praktis sering berlaku dualisme ataupun konflik kepentingan. Hal ini yang juga sebenarnya ditakuti oleh banyak kalangan, jika menteri dalam kabinet juga merupakan orang partai, bukannya profesional.
Pakar psikologi politik dari Universitas Indonesia Hamdi Muluk, menyebut fenomena ini sebagai swabukti dari risiko potensi pelanggaran etika para menteri yang berasal dari partai politik.
Dalam konteks ini, akhirnya presiden akan sulit mengambil pilihan untuk merombak kabinet karena komposisi kabinet merupakan hasil negosiasi dengan para partai pendukungnya yang juga mempunyai kepentingan masing-masing.
Hmm, jadi masuk akal sih kenapa Zulhas begitu percaya diri seolah tidak akan diganti, meski sering membuat kontroversi.
Btw, hampir lupa, banyak juga ya kontroversi Pak Zulhas ini. Mulai dari pedagang yang diberikan tiket umrah, pembelian migor pakai Peduli Lindungi, sampai giveaway minyak goreng untuk kampanye anaknya. Kira-kira kontroversi berikutnya apa lagi ya? (I76)
Salah