Site icon PinterPolitik.com

Zulhas Gak Nyambung?

Zulhas Gak Nyambung?

Menteri Perdagangan RI, Zulkifli Hasan memberikan hadiah umroh untuk pasangan suami istri pedagang minyak goreng di Pasar Jaya Cibubur, Jakarta Timur. (Foto: inilah.com)

Baru saja dilantik menjadi Menteri Perdagangan (Mendag), Zulkifli Hasan (Zulhas) langsung sidak ke pasar dan tiba-tiba berikan hadiah umrah kepada pedagang. Kenapa Zulhas melakukan itu?


PinterPolitik.com

Ketua Umum Partai Amanat Nasional  (PAN) Zulkifli Hasan yang akrab disapa Zulhas, beberapa hari lalu melakukan sidak harga komoditas pangan di Pasar Cibubur, Jakarta Timur. Ini merupakan aktivitas perdana Zulhas setelah dilantik sebagai Menteri Perdagangan (Mendag). 

Terdapat peristiwa menarik saat Zulhas menghampiri kios sembako milik pasangan Awai dan Elis. Setelah berbincang tentang harga komoditas pangan, Zulhas secara mengejutkan menawarkan mereka berangkat ibadah umrah. 

Apa yang dilakukan oleh Zulhas ini tentu mengejutkan sekaligus menimbulkan pertanyaan. Baru saja dilantik menjadi Mendag, sudah berikan “dampak langsung” kepada pedagang melalui umrah. Tapi pertanyaannya, apakah seperti ini sebenarnya pekerjaan menteri? 

Peran menteri idealnya pada tingkatan yang lebih tinggi, seperti pengambilan kebijakan. Karena kalau dipikir-pikir, pengambilan kebijakan itu pasti punya dampak lebih luas. Bahkan bukan hanya satu atau dua pedagang saja yang nasibnya akan berubah, tapi pedagang secara nasional juga bisa mendapatkan kehidupan yang lebih baik.

Zulhas

Atau jangan-jangan karena Zulhas ini seorang politisi ya? , ya tentu lah kan ketua umum partai politik. Semua yang dilakukannya bukan tidak mungkin hanyalah sebuah gimmick politik. Soalnya kan enggak nyambung menteri kasih hadiah umrah, padahal masalahnya kenaikan harga minyak goreng. 

Bhima Yudhistira, Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS), mengatakan hal yang serupa, bahwa tindakan Zulhas merupakan gimmick untuk persiapan kampanye 2024. Bahkan sidak langsung itu sebenarnya tidak dibutuhkan. 

Ada benarnya pernyataan Bhima, kan menteri harusnya sudah punya bank data terkait bidang yang digeluti. Jadi sebenarnya masyarakat lebih menunggu kebijakan apa yang akan diambil, bukan pada tahap survei ataupun sidak.

Tindakan Zulhas bisa jadi merupakan refleksi dari permasalahan laten membentuk komposisi kementerian. Seringkali jabatan menteri menjadi bargain (daya tawar) kepentingan politik, sehingga politisi yang menjadi menteri sulit untuk keluar dari konflik kepentingan. 

Jadi apa yang dilakukan oleh Zulhas, sangat rentan untuk ditafsirkan sebagai upaya untuk menuai berkah elektoral. Kalau begini, Menteri Perdagangan harusnya dipegang oleh profesional saja. Apalagi sektor perdagangan merupakan sektor vital yang berdampak langsung pada masyarakat. 

Banyak masyarakat yang berharap kepada Zulhas terkait perubahan harga komoditas, khususnya minyak goreng. Apalagi, eks Mendag Muhammad Lutfi Mendag dianggap gagal karena permasalahan tingginya harga minyak goreng di pasar. Terbaru, Lutfi juga sudah diperiksa Kejaksaan Agung. 

Alangkah lebih elok jika Zulhas mampu meyakinkan produsen dan melindungi pedagang melalui kebijakan yang strategis dan berdampak luas. Meskipun sebenarnya, sidak memang perlu dilakukan tapi lebih pada tahapan evaluasi. 

Ambil contoh, ketika sebuah kebijakan telah diterbitkan dan ditemukan fakta yang berlainan, maka sidak harus dilakukan sebagai langkah evaluasi kebijakan. 

Hmm, jadi mungkin Zulhas harusnya fokus pada pengambilan kebijakan. Takutnya jika  terjadi hal semacam ini lagi, maka rentan ia yang dievaluasi oleh masyarakat. Hehehe.

Hal ini juga upaya untuk menghindari idiom yang muncul di masyarakat, yaitu “Jaka Sembung bawa golok, gak nyambung loh”. Hehehe. (I76)


Zulhas Ketua Umum PAN
Exit mobile version