“Act well your part; there all honor lies.” – Alexander Pope, penyair asal Inggris
PinterPolitik.com
Siapa sih yang suka sama perilaku koruptif? Bisa dibilang, hampir semua orang bilang nggak setuju sama korupsi. Pada September lalu nih misalnya, besarnya gelombang demonstrasi para mahasiswa dan pelajar di berbagai kota nunjukin kalau korupsi perlu dilawan.
Nah, bertepatan dengan Hari Antikorupsi Sedunia kemarin, para pelajar akhirnya kembali tampil menunjukkan asanya di hadapan pemerintah. Pasalnya nih, dalam peringatan hari tersebut, Bapak Presiden Joko Widodo (Jokowi) memutuskan untuk mampir ke SMKN 57 Jakarta.
Uniknya nih, di samping Pak Jokowi, hadir seorang pejabat yang sosoknya mungkin cukup familiar di kalangan para pelajar SMK, yakni Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly.
Wah, kalau diingat-ingat lagi, Pak Yasonna ini dulu sempat jadi sosok yang terdepan nih dalam memperjuangkan RKUHP dan revisi UU KPK yang mengundang para mahasiswa dan pelajar untuk berdemonstrasi.
Hmm, bagaimana tidak? Pak Yasonna mungkin telah menunjukkan dedikasinya secara total; dari mewakili pemerintah di DPR, menjelaskan kepada para wartawan, menyalahkan Dian Sastro, sampai berdebat dengan para mahasiswa.
Mungkin nih, dengan kehadirannya di SMKN 57 Jakarta, Pak Yasonna bersama para pelajar bisa mengenang kembali memori-memori tersebut – khususnya memori soal tuntutan Perppu KPK – ketika gelombang protes mahasiswa dan pelajar sempat membayangi “hasil-hasil” kerjanya.
Namun, masa-masa itu telah berlalu. Kali ini nih, Pak Yasonna harus menghadapi aksi para “pelajar” yang berbeda. Para “pelajar” itu merupakan rekan-rekan sejawat Yasonna sendiri, yakni Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama, dan Menteri BUMN Erick Thohir. Aksi drama mereka pun mengundang tawa, termasuk dari Pak Yasonna.
Wah, coba para “pelajar” ini sudah beraksi sejak September lalu, Pak Yasonna kan nggak perlu ambil pusing mengajak berdebat para mahasiswa. Pak Menkumham mungkin hanya perlu ngobrol–ngobrol sambil beli bakso – tentunya nggak harus berurat – ke Pak Erick Thohir.
Ya, cukuplah berandai-andai untuk sekarang. Setidaknya, aksi drama para menteri ini telah berupaya menyampaikan pesan-pesan yang baik soal buruknya perilaku koruptif kepada masyarakat.
Semoga saja sandiwara drama itu tidak hanya berhenti sebagai sebatas drama teatrikal. Ada baiknya bila nilai-nilai dalam skenario drama itu turut diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Seperti apa yang dibilang oleh penyair Alexander Pope, peran dalam kehidupan nyata juga perlu dimainkan dengan baik demi kehormatan. (A43)
► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik
Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.