“Wis rasah bali ono ngomah noto ati, Wis rasah kondur rapedot dadi sedulur, Wis rasah mulih becih ngleremke penggalih” – Harry Yamba, “Ora Mudik Ora Popo”
PinterPolitik.com
Kutipan di atas adalah penggalan lagu “Ora Mudik Ora Popo” yang diciptakan oleh Harry Yamba. Kali ini, lagu berbahasa Jawa itu berhasil di-cover oleh beberapa “musisi” ternama Tanah Air.
Ya, beberapa dari mereka merupakan unsur militer. Kok militer? Lha, emang dikira militer gak bisa nyanyi? Ngawur. Coba deh dengerin lagunya dan fokus pada tiga jenderal yang mimin sebut di atas.
Banyak nih di media sosial (medsos) yang sudah pada komentar soal lagu ini. Ya, sebagian ada yang menyayangkan pembuatan klip ini dengan alasan macam-macam, mulai dari useless sampai keluguan peran para jenderal.
Tapi, tidak sedikit juga lho yang mengapresiasinya, misal nih komen dari akun twitter @adityaadzi begini, “Italy punya ‘Bella Ciao’. Indonesia punya ‘Ora Mudik Rapopo’,” lengkap dengan emoji love. Sweet banget gak sih?
For your information (FYI) aja nih, “Bella Ciao” itu lagu dari Italia yang berkisah tentang seorang pemuda yang terpaksa harus berpisah dari kekasihnya sebab harus bergabung dalam kelompok partisan anti-fasis. “Selamat tinggal, cantik,” ucap pemuda itu yang sekaligus menjadi judul lirik lagu ini, “Bella Ciao.”
Menanggapi cuitan netizen Indonesia, para musisi lagu “Ora Mudik Ora Popo” ini nyantai aja tuh. Seperti yang dibilang Pak Moeldoko nih, cuy, “Kalau dilarang mudik dengan tegas susah, sekarang saya ajak kesadarannya lewat lagu. Apa masih mau ngotot pulang?”
Membaca komennya Pak Moeldoko itu kok mimin jadi membayangkan wajah Michael Jackson bareng para musisi kelas dunia menyanyikan lagu “We Are The World” ya. Tapi, ngomong-ngomong, kalau mimin membandingkan dua lagu keroyokan ini, kira-kira bakal disemprot para pencinta musik gak nih?
Terlepas dari perbandingan suara yang begitu mencolok dan kapibilitas dunia musik yang jelas berbeda itu, mimin cuman pengen menegaskan, kalau meski amburadul, kita tetap harus respect kepada bapak-bapak di klip “Ora Mudik Ora Popo” itu.
Lagian, semangatnya kan juga sama dengan para musisi kelas dunia yang bernyanyi untuk aksi kemanusiaan kan – bahwa aktivitas menyanyi tidaklah milik para penyanyi saja; dan bahwa para jenderal juga boleh melakukannya.
Tapi, by the way, di mana tuh jenderal yang lainnya? Kok gak ada kelihatan? Masa gak diajak sih? Pak Prabowo dan Pak Hendropriyono misalnya, kan doi lebih berpengalaman tuh dalam membuat lagu dan video klip seperti ini. Apa kuota penyanyinya dibatasi? Upssss. (F46)
► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik
Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.