HomeCelotehWantimpres Wiranto Bak Semar

Wantimpres Wiranto Bak Semar

“You are, after all, what you think.” – Elizabeth Gilbert, penulis asal Amerika Serikat


PinterPolitik.com

Siapa yang tidak ingat dengan sosok Wiranto? Mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Hak Asasi Manusia (Menko Polhukam) tersebut kini udah mengemban tugas baru lho, yakni sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres).

Setelah sebelumnya kerap tampil di televisi kala gelombang demonstrasi mahasiswa dan pelajar terjadi pada September 2019 lalu, Pak Wiranto juga sempat menjadi korban penusukan di Pandeglang, Banten. Masa-masa akhir jabatannya sebagai Menko Polhukam akhirnya diisinya di rumah sakit.

Namun, tampaknya Pak Presiden Joko Widodo (Jokowi) masih membutuhkan bantuan Pak Wiranto. Akhirnya, pada Desember 2019 lalu, beliau diberi tugas sebagai Ketua Wantimpres.

Dengan tugas barunya itu, Pak Wiranto boleh jadi masih perlu belajar lagi. Di awal tahun 2020 ini, beliau bersama anggota-anggota Wantimpres lainnya berkeliling ke banyak instansi, lembaga, dan perusahaan. Beberapa hari lalu misalnya, Pak Wiranto sempat berkunjung ke kantor berita Tempo dan bercerita mengenai pengalamannya ketika ditusuk.

Selain Tempo, Pak Wiranto dan kawan-kawan juga berkeliling dan berkunjung ke Universitas Gadjah Mada (UGM). Kali ini, beliau mendapatkan banyak masukan dari para pakar dan akademisi mengenai jalannya pemerintahan di berbagai bidang, seperti ekonomi, sosial, hukum, keamanan dan terorisme, serta energi.

Berbagai masukan itu membuat Pak Wiranto sadar kalau tugas Wantimpres tidaklah ringan, khususnya untuk memiliki segudang ilmu. Kata beliau sih, tugas Wantimpres itu mirip tokoh Semar dalam pewayangan Mahabharata dan Ramayana.

Mungkin, Pak Wiranto ini akhirnya menyadari bahwa jati diri Wantimpres adalah sebagai penasihat seperti Semar. Kalau dalam film yang berjudul Eat Pray Love (2010), terdapat seseorang bernama Elizabeth Gilbert yang berkeliling ke berbagai tempat dan mendapatkan banyak masukan mengenai kehidupan.

Masukan-masukan dan pengalamannya berkeliling itu akhirnya membantu Elizabeth menemukan inti dari kehidupannya. Hmm, boleh jadi, hampir sama dengan Elizabeth, Pak Wiranto akhirnya menyadari inti dari tugasnya, yakni untuk ngalingake (mengingatkan) Presiden Jokowi – layaknya seorang Semar – dalam menjalankan kebijakan-kebijakannya.

Eits, tapi, sepertinya Pak Wiranto masih membutuhkan masukan lainnya lagi nih. Pasalnya, menurut dalang politik, Ki Rohmad Hadiwijoyo, Semar bukanlah seorang penasihat bagi raja, melainkan lebih sebagai pamong bagi para ksatria.

Hmm, ya, meski Semar bukanlah penasihat bagi pemimpin kerajaan, paling tidak tokoh punakawan ini dikenal sebagai pamong yang memiliki pengetahuan yang luas. Mungkin, watak Semar inilah yang ingin dicontoh Pak Wiranto. (A43)

► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik

Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.

Baca juga :  Prabowo and The Nation of Conglomerates
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

More Stories

The Real Influence of Didit Hediprasetyo?

Putra Presiden Prabowo Subianto, Didit Hediprasetyo, memiliki influence tersendiri dalam dinamika politik. Mengapa Didit bisa memiliki peran penting?

Gibran Wants to Break Free?

Di tengah dinamika politik pasca-Pilkada 2024, seorang wapres disebut ingin punya “kebebasan”. Mengapa Gibran Rakabuming wants to break free?

Prabowo vs Kemlu: Warrior vs Diplomat?

Perbedaan pendapat dalam politik luar negeri tampaknya sedang terjadi antara Prabowo dan diplomat-diplomat Kemlu. Mengapa demikian?