“Jadi mohon pimpinan mengeluarkan kepada pemerintah agar menunggu izin dari BPOM baru didatangkan vaksin tersebut”. – Ansory Siregar, Wakil Ketua Komisi IX DPR RI dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera
Vaksin Covid-19 buatan perusahaan Tiongkok, Sinovac, emang sudah tiba di Indonesia. Setidaknya ada 1,2 juta dosis vaksin yang telah tiba beberapa hari lalu.
Menariknya, banyak pihak memberikan sorotan tajam terhadap kedatangan vaksin tersebut. Pasalnya, selain karena dikawal oleh ribuan aparat gabungan dari TNI dan Polri, vaksin tersebut belum bisa langsung digunakan.
Ada izin edar darurat alias emergency use authorization (EUA) dari BPOM yang belum terpenuhi. Makanya kok udah didatangkan aja ke Indonesia sekalipun belum berizin.
Selain itu, data efikasi dari vaksin ini belum ada juga loh. Ini berbeda dengan vaksin Covid-19 yang diproduksi oleh perusahaan-perusahaan asal Amerika Serikat seperti Pfizer dan Moderna. Vaksin Pfizer misalnya diklaim memiliki efikasi sebesar 90 persen, sementara Moderna ada di angka 94,5 persen.
Buat yang belum tahu, efikasi adalah ukuran yang menunjukkan tinggak kemanjuran atau efektivitas vaksin yang bersangkutan.
(Baca juga: Jokowi Dalam Pusaran Proksi Vaksin?)
Makanya, banyak yang menduga vaksin Sinovac ini dikirimkan karena Pfizer dan Moderna tau-tau udah ngirimin vaksinnya ke banyak negara untuk segera digunakan. Vaksin Pfizer misalnya sudah dikirimkan ke Inggris dan sudah mulai digunakan dalam beberapa waktu dekat.
Hmm, berasa kayak produk beta nggak sih ini vaksin buatan Sinovac? Itu loh kayak aplikasi atau program beta yang baru diujicobakan pada publik oleh Google atau Apple di masing-masing PlayStore atau AppStore mereka.
Jadi berasa kalau vaksin ini belum benar-benar siap, tetapi dipaksakan untuk siap. Padahal, nanti kalau ada masalah atau komplikasi yang ditimbulkan bisa bahaya loh. Soalnya ini soal kesehatan cuy, kalau aplikasi mah bug-bugnya bisa segera diperbaiki.
Apalagi, vaksin Sinovac ini – jika menggunakan timeline yang diberitakan oleh media-media – seharusnya baru selesai masa uji coba pada Mei 2021. Artinya, seharusnya belum bisa digunakan untuk publik kalau belum waktunya kan.
Makanya, beberapa pihak meminta pemerintah menunda kedatangan vaksin lanjutan dari Sinovac yang rencananya akan ada lagi sekitar 1,8 juta dosis pada Januari 2021 mendatang.
Iya sih, pemerintah harusnya belajar dari iklan minyak kayu putih: “Buat anak kok coba-coba”. Untuk vaksin Covid-19, tagline-nya mungkin bisa diganti jadi: “Buat rakyat kok coba-coba”. Uppps. Menarik untuk ditunggu kelanjutannya. (S13)
► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik
Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.