“Khusus omnibus Cipta Kerja, memang ada masukan dari banyak pihak. Kami semua ditegur presiden, komunikasi publik kami sungguh sangat jelek”. – Moeldoko, Kepala Staf Presiden
Setelah dikritik habis-habisan oleh masyarakat, pemerintah akhirnya mulai sadar diri. Ini terkait isu UU Cipta Kerja ya yang sebelumnya mendapatkan penolakan besar-besaran dari buruh dan mahasiswa.
Dalam pernyataan terbarunya, Kepala Staf Presiden Moeldoko menyebutkan bahwa pihaknya mendapatkan kritikan dari berbagai pihak, utamanya terkait komunikasi publik tentang UU tersebut. Bahkan, Moeldoko menyebut dirinya dan jajaran menteri lainnya mendapatkan teguran dari Presiden Jokowi. Katanya: “Jangan tergesa-gesa komunikasinya”.
Hmm, yang tergesa-gesa ini apanya ya? Komunikasi atau jadwal sidang dan pembahasan di DPR? Bukannya dulu Pak Jokowi sendiri yang pernah minta agar UU Cipta Kerja ini diselesaikan dalam 100 hari ya? Uppps.
Tapi, bener juga sih soal komunikasi publik itu. Soalnya kalau emang pemerintah menuduh ada disinformasi seperti yang disebutkan oleh Pak Jokowi dalam pernyataannya menanggapi aksi demo penolakan, harusnya sedari awal udah dikomunikasikan dengan terbuka apa tujuan UU ini dan apakah benar keluhan-keluhan dan tuntutan buruh yang dianggap tidak didengarkan oleh pemerintah dan DPR.
Yang terjadi adalah publik sendiri nggak begitu tau sebenarnya apa isi UU Cipta Kerja, dan lain sebagainya. Draftnya yang beredar aja simpang siur mana yang benar.
Hmmm, kan jadi curiga, jangan-jangan pemerintah dan DPR emang dari generasi yang ngefans sama Ronan Keating. Itu loh, si babang tamvan mantan anggota boyband Boyzone asal Irlandia. Doi kan terkenal banget dengan lagu When You Say Nothing at All.
Kan ada tuh bagian liriknya yang bunyinya: “You say best when you say nothing at all”. Artinya kalau diterjemahkan secara bebas kira-kira: “Kamu mengatakan secara terbaik jika kamu tak bicara sama sekali”.
Dalam konteks UU Cipta Kerja, pemerintah seolah-olah merasa dengan nggak memberikan penjelasan apa pun sebelumnya secara spesifik, komunikasi yang terbangun sudah bagus dan tepat sasaran dengan masyarakat.
Sayangnya, bicara soal produk hukum seperti UU Ciptaker nggak sama dengan dua sejoli yang sedang jatuh hati. Jadi ya nggak bisa dengan diem-dieman dan berharap bisa saling mengerti dengan hanya tatap-tatapan aja.
Makanya, jangan-jangan Pak Jokowi dan para menteri emang pada ngefans sama Ronan Keating. Jadinya sampai terbawa memaknai lagunya dalam pembuatan kebijakan. Uppps. Semoga ke depannya bisa lebih baik komunikasinya ya, Pak. (S13)