HomeCelotehTWK ala Firli “Bayangi” Italia?

TWK ala Firli “Bayangi” Italia?

Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri turut mengomentari pertandingan final Euro 2020 antara tim nasional (timnas) Inggris dan Italia. Firli sebut lebih jagokan Inggris karena dinilai lebih patriotis dibandingkan timnas Italia yang lebih individualis. Apa perlu ada tes wawasan kebangsaan (TWK) juga di final Euro 2020?


PinterPolitik.com

Gaes, siapa yang tadi malam begadang buat nonton pertandingan final Euro 2020? Hayoo, bisa bangun pagi nggak tuh? Kan, hari ini hari Senin tuhHehe. Ya, semoga aja pada bisa bangun pagi dan bersemangat lagi dalam menjalani hari-hari kerja ke depan.

Tentunya, kalian pada tahu kan siapa juaranya? Yup, Italia lah yang jadi juaranya. Emang sih, pada mulanya Inggris lah yang unggul dengan skor di menit kedua oleh Luke Shaw. Namun, ketertinggalan Italia berhasil disusul dengan keberhasilan Leonardo Bonucci membuahkan gol pada menit ke-67.

Persamaan skor ini pun berlanjut hingga extra time dan babak penalti. Di babak penalti, tim yang dikapteni oleh Giorgio Chiellini itu berhasil membuahkan skor lebih banyak dibandingkan tim nasional (timnas) Inggris yang dikapteni oleh Harry Kane.

Padahal, banyak penggemar Inggris menyebutkan bahwa piala Euro 2020 akan segera pulang ke rumah (Inggris). Eh, piala itu malah tidak jadi pulang – nggak jadi ke home, malah datang ke Rome, Italia.

Ya, terlepas dari siapa yang menang di Euro 2020 ini, hal yang terkadang bikin seru adalah “perdebatan” antara masing-masing kubu penggemar. Di Indonesia sendiri, misalnya, masyarakat juga terbelah dua lho – antara mereka yang mendukung Inggris dan mereka yang mendukung Italia.

Baca Juga: Novel vs Firli: Laga ‘Avengers’ KPK?

Baca juga :  Around the World in 15 Days
TWK Rasa Litsus Orba

Hype sepak bola di ajang Euro 2020 ini pun tidak luput dari para pejabat dan politisi. Bila Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas  mendukung Italia, Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri justru lebih mendukung Inggris.

Uniknya, Pak Firli ini menyebutkan lebih suka tim Inggris karena dinilai lebih patriotis. Sementara, mengacu ke pendapat Pak Firli, tim Italia justru lebih individualistis dengan kemampuan tiap individunya sebagai kekuatan utama mereka.

Hmm, bentar bentar. Pak Firli ini kok bisa ya menilai pemain-pemain Inggris lebih patriotis dibandingkan para pemain Italia. Emang-nya Pak Firli sudah melaksanakan tes wawasan kebangsaan (TWK) juga ke pemain-pemain timnas Inggris? UpsssHehe.

Waduh, mungkin Pak Firli ingin juga nih di ajang final Euro 2020 dilaksanakan  TWK? Siapa tahu kita bisa lihat tuh siapa yang dianggap lebih patriotis dan nasionalis? Hmmgimana tuh, Pak Firli? Hehe.

Ya, terlepas dari siapa yang lebih patriotis dan nasionalis, Italia buktinya bisa keluar sebagai juara di Euro 2020. Meski nggak dinilai patriotis, Bonucci dan kawan-kawan terbukti bisa memberikan kontribusi dan sumbangsih yang bisa dibanggakan negaranya tuh? Bukan begitu, gaesUppsss.

Ehby the way, Pak Firli kayak-nya jangan sibuk ngurusin Euro 2020 dulu deh, Pak. Beberapa waktu lalu, ada laporan dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang bilang upaya pencegahan korupsi oleh KPK di bawah Pak Firli belum efektif lhoYuk, bisa yuk, Pak Firli. Hehe. (A43)

Baca Juga: Mahfud Akui Pelemahan KPK?


► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik

Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.

Baca juga :  Around the World in 15 Days
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

More Stories

The Real Influence of Didit Hediprasetyo?

Putra Presiden Prabowo Subianto, Didit Hediprasetyo, memiliki influence tersendiri dalam dinamika politik. Mengapa Didit bisa memiliki peran penting?

Gibran Wants to Break Free?

Di tengah dinamika politik pasca-Pilkada 2024, seorang wapres disebut ingin punya “kebebasan”. Mengapa Gibran Rakabuming wants to break free?

Prabowo vs Kemlu: Warrior vs Diplomat?

Perbedaan pendapat dalam politik luar negeri tampaknya sedang terjadi antara Prabowo dan diplomat-diplomat Kemlu. Mengapa demikian?