HomeCelotehTumben Buzzer Petisi Jokowi

Tumben Buzzer Petisi Jokowi

“Apa kabar suara hati, sudah lama baru terdengar lagi,” – Iwan Fals, Suara Hati


PinterPolitik.com

Sejak Pilpres 2019 lalu, buzzer alias pendengung poltiik sepertinya mendapatkan banyak panggung ya. Banyak sosok-sosok yang menjadi amat terkenal karena aktivitasnya di media sosial memiliki kecenderungan kepada salah satu kubu.

Tak jarang, sikap para pendengung ini dianggap beberapa orang seperti bentuk fanatisme buta. Pasalnya, mereka kerap kali enggan bersikap kritis kepada junjungannya meski orang yang didukung itu melakukan langkah yang dikritik banyak pihak.

Salah satu contoh dari hal itu adalah para pendengung yang ada di kubu Pak Presiden Jokowi. Buat banyak netizen, mereka ini seperti tak mau kritis dan membiarkan Pak Jokowi melakukan langkah yang menuai kritik. Fenomena ini terlihat misalnya tatkala para buzzer seperti Denny Siregar menyerang habis-habisan majalah Tempo yang menyandingkan Pak Jokowi dengan siluet berhidung panjang.

Eh, ternyata buzzer ini bisa juga nih bersikap kritis kepada Pak Jokowi. Baru-baru ini kan tengah terjadi kasus yang lumayan menggemparkan yaitu dugaan suap pergantian antarwaktu (PAW) caleg PDIP yang melibatkan caleg PDIP Harun Masiku dan eks komisioner KPU Wahyu Setiawan.

Nah, dalam lingkaran kasus tersebut, ada nama Menkumham Yasonna Laoly yang menuai kontroversi karena sempat menyebut kalau Harun Masiku ada di luar negeri sejak 6 Januari 2020. Padahal, belakangan diketahui kalau Harun ada di Indonesia pada tanggal 7 Januari 2020.

Dari situlah sikap kritis para buzzer atau pendukung Pak Jokowi ini muncul. Digawangi oleh Ade Armando dan kawan-kawan, mereka membuat petisi online di change.org meminta Pak Jokowi untuk memecat Pak Yasonna karena dianggap melakukan kebohongan publik terkait keberadaan Pak Harun Masiku.

Baca juga :  Prabowo and The Nation of Conglomerates

Wah, tumben ya mereka bersikap lebih kritis dan membuat petisi kepada Pak Jokowi. Sebelumnya kan, kalau ada apa-apa, para pendengung ini cenderung lebih santai dan terkadang malah membela habis-habisan meski banyak pihak lain justru melontarkan kritik tajam.

Maka dari itu, boleh gak sih kita bertanya, ada apa nih Pak Ade dan kawan-kawan, kok tumben-tumbenan memberi petisi ke Pak Jokowi? Kok gak bersikap lebih santai seperti biasanya?

Ya, gak tahulah. Mungkin aja para pendengung ini memang udah sadar kalau sikap kritis seperti menulis petisi itu langkah yang wajar dalam demokrasi. Kita tunggu aja nih petisi ini bakal seperti apa dampaknya. (H33)

► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik

Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

More Stories

Membaca Siapa “Musuh” Jokowi

Dari radikalisme hingga anarko sindikalisme, terlihat bahwa ada banyak paham yang dianggap masyarakat sebagai ancaman bagi pemerintah. Bagi sejumlah pihak, label itu bisa saja...

Untuk Apa Civil Society Watch?

Ade Armando dan kawan-kawan mengumumkan berdirinya kelompok bertajuk Civil Society Watch. Munculnya kelompok ini jadi bahan pembicaraan netizen karena berpotensi jadi ancaman demokrasi. Pinterpolitik Masyarakat sipil...

Tanda Tanya Sikap Gerindra Soal Perkosaan

Kasus perkosaan yang melibatkan anak anggota DPRD Bekasi asal Gerindra membuat geram masyarakat. Gerindra, yang namanya belakangan diseret netizen seharusnya bisa bersikap lebih baik...