Ketua Umum Pasukan Tetap Joko Widodo (Pak Tejo) Tigor Doris Sitorus menuding bahwa Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian berusaha mencari popularitas dengan menarik perhatian Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Apakah ini yang disebut “main mata” dalam politik?
Siapa yang nggak pernah melalui sebuah proses yang disebut PDKT? PDKT – biasanya juga dikenal sebagai pendekatan – merupakan sebuah proses di mana dua orang tengah berusaha mengenali satu sama lain untuk menjalani hubungan yang lebih serius.
Nah, dalam prosesnya nih, kedua orang akan berusaha mencari perhatian satu sama lain tuh. Kadang, upaya PDKT ini dilakukan dengan melakukan sejumlah gestur agar memperoleh perhatian dari pihak lainnya.
Meski istilah ini lebih banyak digunakan untuk menggambarkan hubungan yang mengarah pada hubungan asmara, PDKT sepertinya mirip-mirip juga dengan upaya pendekatan yang terjadi dalam dunia politik. Ya, cocok atau tidak cocok kan juga penting diperhitungkan tuh dalam dunia politik.
Yang terbaru nih, ada rumor yang menyebutkan bahwa Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian tengah “main mata” nih dengan salah satu kepala daerah, yakni Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Kata Ketua Umum Pasukan Tetap Joko Widodo (Pak Tejo) Tigor Doris Sitorus, Pak Tito ingin menarik perhatian Pak Anies guna meningkatkan popularitas dan elektabilitas beliau lho.
Katanya nih, ini merupakan langkah Pak Tito agar bisa menjadi calon wakil presiden (cawapres) mendampingi Pak Anies. Caranya sih, katanya, adalah dengan beberapa kali memberi penghargaan pada Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta.
Pada bulan Desember 2020 lalu, misalnya, Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) memberikan penghargaan pada DKI Jakarta sebagai provinsi paling inovatif. Baru-baru ini, Kemendagri kembali memberikan penghargaan Karya Bhakti Peduli Satpol PP kepada provinsi yang dipimpin Pak Anies itu.
Baca Juga: Anies & Ariza: Memang Beda?
Ya, sebenarnya sah-sah saja sih kalau Pak Tito dan Pak Anies bakal gandengan menuju panggung Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Lagipula, baik Pak Tito maupun Pak Anies sama-sama diperhitungkan kok dalam sejumlah survei bursa calon presiden (capres).
Pertanyaan yang menarik nih, kira-kira apa ya kendaraan politik yang bakalan ditumpangi oleh keduanya untuk mencapai tujuan Pilpres 2024? Soalnya nih, bagaimana pun, kendaraan partai politik (parpol) pasti diperlukan untuk pencalonan capres dan cawapres.
Jangan sampai lah Pak Tito dan Pak Anies nanti seperti SpongeBob Squarepants dan Patrick Stars yang dalam salah satu momen malah salah naik kendaraan bus dan tersesat di salah satu kota palung yang dikenal sebagai Rock Bottom. Untung saja Pak Anies udah punya banyak bus TransJakarta ya – bahkan ada yang bus listrik lho. Hehe.
Ya, meski begitu, “bus” untuk kendaraan politik bisa saja masih diperlukan kok. Ini nih yang masih sulit diprediksi. Partai politik mana ya yang kira-kira mau nebengin mereka? Hehe.
Tapi, sebenarnya nih, dengan kendaraan mana pun, Pak Tito sepertinya bakal banyak dapat bantuan sih. Kalau mengacu pada Peraturan Mendagri (Permendagri) No. 12 Tahun 2006, jajaran camat hingga lurah ambil peran penting lho dalam unit kewaspadaan masyarakat.
Ya, barang kali, dengan begitu, Pak Tito nggak bakal salah lah ya dalam mengambil “langkah” – apalagi tersesat. Mari kita amati ajalah langkah Pak Tito mendekati Pak Anies selanjutnya. (A43)
Baca Juga: Berani Tito Pecat Anies Baswedan?
► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik
Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.