Site icon PinterPolitik.com

Terawan, Sembilu IDI di Tengah Corona?

Terawan Sembilu IDI di Tengah Corona

Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto. (Foto: Jawa Pos)

Sembilu yang dulu biarlah berlalu” – FourTwnty, grup musik asal Indonesia


PinterPolitik.com

Kehadiran virus Corona (Covid-19) yang menyerang dua warga Depok pada awal Maret lalu telah membuat geger jagat Indonesia ya, gaes. Masyarakat Indonesia yang awalnya santuy seketika menjadi jadi panik gitu.

Apalagi, pemerintah yang sebelumnya confident abis karena mengira Corona tidak akan menyerang Indonesia jadinya ikut kewalahan, guys. Sampai saat ini, sudah lebih dari sebulan pandemi Corona belum juga menunjukkan tanda-tanda reda.

Si kecil Corona ini sepertinya semakin betah di Indonesia, apalagi dengan banyaknya warga yang masih ngeyel tidak mau mematuhi imbauan social distancing. Hadeeh. Ya, otomatis wabah semakin meluas. Bahkan, Pasien dalam Pantauan (PDP) maupun pasien positif Corona setiap hari selalu bertambah loh. Apa gak takut kalian, guys?

Selain menimbulkan penyakit dan dampak buruk pada tatanan sosial dan membuat masyarakat tidak sehat, ternyata Corona juga memberikan pengaruh terhadap ketidaksehatan hubungan, cuy. Contohnya nih, hubungan antara Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan pemerintah Indonesia, cuy. Seakan-akan, hubungan mereka berdua menjadi layaknya musuh yang gak bisa akur banget gitu.

Kalau dilihat sih, sudah sering IDI melayangkan protes mengenai penanganan Covid-19 kepada pemerintah. Bahkan, organisasi keprofesian itu pernah ngambek dan mengancam tidak akan menangani pasien Covid-19 kalau kebutuhan alat pelindung diri (APD) untuk tenaga medis tidak segera dipenuhi.

Kalau dilihat dari berbagai masalah dan ancaman yang diberikan IDI, ngeri juga ya gengs. Apalagi, kasus positif Corona di Indonesia semakin tambah banyak dari hari ke hari.

Ada lagi nih, gengs, gesekan antara IDI dan pemerintah. Kebijakan pemerintah soal memperbolehkan warga untuk mudik ke daerah juga sempat dikritisi oleh IDI loh, cuy. Menurut mereka, dengan memperbolehkan masyarakat untuk pulang kampung alias mudik justru membuat beban bagi pemerintah daerah.

Apalagi, waktu itu, belum ada kebijakan lockdown atau sejenisnya dari pemerintah yang membuat orang-orang masih bebas berkeliaran. Wuiihh, kalau boleh mengilustrasikan nih, mungkin si kecil Corona semakin senang dan bahagia tinggal di Indonesia karena bakal mendapatkan banyak inang. Hehehe.

Memang sih, saat itu pemerintah masih bimbang mikirin masalah ekonomi. Jangan bimbang dong. Kok kayak anak baru gede (ABG) yang sedang kasmaran aja – banyak merasa bimbang?

Yaa, kalau ABG mah masalah urusan dua sejoli, bisa mudah diperbaiki kalau ada kesalahan. Lah, kalau pemerintah yang salah bikin kebijakan, bisa berabe dunia persilatan. Hehehe.

Sampai berita yang terbaru, data jumlah korban meninggal Corona yang setiap hari di-update oleh pemerintah ternyata masih diragukan oleh IDI loh. Hal ini disampaikan oleh Daeng M. Faqih selaku ketua IDI.

Doi mengklaim bahwa data yang disampaikan oleh pemerintah tidak sesuai dengan realitas. Katanya sih, angka kematian di rumah sakit dua kali lebih besar. Tapi anehnya, cuy, setelah dikonfirmasi ternyata IDI juga menghitung PDP yang belum terkonfirmasi positif sedangkan pemerintah hanya mengumumkan jumlah pasien yang meninggal berdasarkan kasus positif.

Lebih jauh daripada itu nih, gengs, yang menarik nih, kenapa sih IDI kok terkesan kritis dan mempunyai kecenderungan kontra dengan pemerintah? Apa jangan-jangan ada masa lalu yang belum terselesaikan secara tuntas nih?

Hmmm, pasalnya, dulu kan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto sempat mau dikeluarkan keanggotaannya dari IDI. Tetapi, doi akhirnya tidak jadi dikeluarkan, cuy. Dengar-dengar, ini karena ada tekanan dari orang di lingkaran pemerintah sih. Uppsss, dengar-dengar aja lho ya ini. Hehehe. (F46)

► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik

Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.

Exit mobile version