“You know I’m bad at communication, it’s the hardest thing for me to do,” – Haim, The Wire
PinterPolitik.com
Merebaknya kasus virus Corona di Wuhan, Tiongkok sepertinya mulai mengkhawatirkan banyak pihak ya. Bukannya apa-apa, virus yang gak lazim di telinga awam ini tiba-tiba menjadi ancaman karena menimbulkan cukup banyak korban, bahkan hingga meninggal dunia.
Kondisi ini kemudian membuat masyarakat termasuk di Indonesia jadi amat sangat khawatir dengan penyebaran virus tersebut. Rasa khawatir ini kemudian terkadang disertai permintaan kepada pemerintah untuk memberikan langkah khusus terkait potensi penyebaran virus ini.
Secara alamiah, pertanyaan terkait virus ini pasti akan terlontar kepada Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto. mantan Kepala RSPAD Gatot Subroto itu kemudian memberikan langkah-langkah dasar pencegahannya yaitu imunitas baik, gerakan hidup sehat, makan tepat waktu, dan sebagainya.
Selain itu, Pak Terawan juga meminta agar tidak ada kepanikan dan keresahan terkait dengan virus Corona. Secara spesifik, Pak Terawan kemudian menambahkan pencegahan dari virus ini adalah jangan panik, jangan resah, enjoy saja.
Sepintas, kata-kata Pak Terawan ini emang diperlukan. Pemerintah sudah sewajarnya meredam kepanikan dari masyarakat yang belum sepenuhnya paham terkait virus ini. Meski demikian, pernyataan Pak Terawan sebenarnya cukup rawan mengundang komentar dari netizen.
Secara spesifik, kata-kata “enjoy saja” yang dilontarkan Pak Terawan ini bisa menjadi bahan pembicaraan para warganet. Mungkin aja, ada yang mempersoalkan pilihan kata enjoy karena dianggap kurang sesuai dengan momen yang saat ini tengah terasa.
Dari hal itu, mungkin gak ya Pak Terawan itu harus memperbaiki cara komunikasinya agar lebih banyak yang enjoy? Mungkin gak ya Pak Terawan jadi perlu punya tim khusus untuk komunikasinya? Bukannya apa-apa, netizen sekarang kan suka sensitif jadi pilihan kata seperti enjoy saja mungkin aja jadi sumber kegaduhan mereka.
Secara lebih luas, kabinet Pak Jokowi kan emang udah sering diwanti-wanti soal komunikasi di depan publik. Kasus yang menimpa Menkumham Yasonna Laoly soal keberadaan Harun Masiku jadi contoh teranyar soal tersebut.
Ya, gak tahulah, toh pesannya kan supaya tidak panik juga sudah tersampaikan. Cuma mungkin harus mulai lebih memperhatikan aja netizen yang kerap terpancing kutipan kecil dari seorang pejabat. (H33)
► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik
Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.