Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan (Men-KP) Susi Pudjiastuti dituding jadi kadal gurun (kadrun) karena mengajak untuk unfollow akun Permadi Arya alias Abu Janda. Namun, Bu Susi juga pernah dinilai dekat dengan banyak tokoh yang identik dengan kelompok cebong dan banteng. Apakah mantan Men-KP itu ternyata seorang divergent?
Akhir-akhir ini, jagat maya Indonesia lagi diramaikan oleh suatu isu nih. Yang terbaru, ada salah satu pegiat media sosial (medsos) yang dinilai menistakan agama Islam. Hayo, coba tebak siapa pegiat medsos satu ini.
Yup, benar sekali. Pegiat medsos itu adalah Permadi Arya alias Abu Janda. Kata beliau nih, agama Islam merupakan agama pendatang yang disebutnya sebagai agama yang arogan lho. Waduuh. Memancing keributan banget gak tuh?
Nah, cuitan Abu Janda yang dinilai menistakan agama Islam ini sontak dapat banyak tanggapan dong. Nahdlatul Ulama (NU) – yang disebut-sebut menjadi organisasi masyarakat (ormas) yang menaungi si Abu Janda ini – malah menyebutkan bahwa sosok pegiat medsos satu ini tidak memahami Islam dengan sebenar-benarnya.
Nggak cuma NU, tanggapan juga datang dari sejumlah figur yang kerap disebut menjadi bagian dari kelompok kadal gurun (kadrun), yakni Tengku Zulkarnaen. Mantan Wakil Sekretaris Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu sampai-sampai mengadu ke Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin lho. Gimana nih Pak Wapres? Hehe.
By the way,cuitannya Abu Janda ini ternyata nggak hanya menarik komentar dari para tokoh agama. Salah satu yang ikut berkomentar adalah mantan Menteri Kelautan dan Perikanan (Men-KP) Susi Pudjiastuti.
Bu Susi yang dulunya suka meledakkan kapal-kapal ikan asing ini menyerukan agar para warganet – khususnya pengguna Twitter – untuk tidak mengikuti lagi (unfollow) si Abu Janda ini. Uniknya nih, gara-gara cuitan itu, mantan Men-KP itu tiba-tiba diserang lho oleh sejumlah pegiat medsos lainnya – bahkan dituding jadi salah satu tokoh yang mendukung aksi massa 212.
Baca Juga: Perang Susi vs Abu Janda
Alhasil, mulai tuh muncul istilah-istilah hewani, mulai dari kadrun, kampret, cebong, hingga banteng. Bu Susi sendiri sampai mengunggah sejumlah foto bersama tokoh-tokoh yang kerap diidentikkan dengan label-label tersebut, mulai dari dengan Ketua Umum (Ketum) PDIP Megawati Soekarnoputri, Presiden Joko Widodo (Jokowi), hingga Titiek Soeharto.
Waduh, jadi, yang benar Bu Susi ini kadrun, cebong, atau banteng nih? Kalau menurut kalian, mantan Men-KP ini masuk kelompok mana nih? Hehe.
Mungkin nih, dengan banyaknya foto Bu Susi bersama tokoh-tokoh politik yang sangat beragam, mantan Men-KP tersebut sekarang udah jadi divergent tuh. Kalau di trilogi yang bertajuk Divergent (2014), seorang divergent bisa memiliki banyak kemampuan yang akhirnya membuat dirinya bisa masuk ke berbagai factions – yakni Dauntless, Amity, Erudite, Abnegation, dan Candor.
Boleh jadi, mirip dengan film tersebut, Bu Susi bisa masuk ke banyak faksi politik di Indonesia nih, mulai dari cebong karena pernah jadi Men-KP untuk Presiden Jokowi, banteng karena sempat mendukung Bu Mega di isu ekspor benih lobster, hingga kadrun karena pernah berfoto bersama Titiek Soeharto.
Eh, tapi, bentar deh. Bu Susi ini sebenarnya divergent atau factionless ya? Soalnya nih, meski banyak warganet yang mengidolakan beliau, tampaknya belum ada partai politik yang mau meminang beliau tuh untuk kembali berpolitik.
Apalagi nih, dengar-dengar, Bu Susi dulu tidak lagi menjadi Men-KP karena ada lobi-lobi politik lho. Waduh, kasihan dong Bu Susi kalau ternyata beliau adalah seorang factionless – yang artinya tidak bisa masuk kelompok mana pun.
Hmm, terlepas dari Bu Susi ini sebenarnya divergent atau factionless, mantan Men-KP ini sepertinya masih mendapat banyak dukungan dari masyarakat. Kira-kira, Bu Susi bakal gimana ya kelanjutan karier politiknya? Menarik nih buat diamati. (A43)
Baca Juga: Mega “Rayu” Susi Gabung PDIP?
► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik
Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.