Site icon PinterPolitik.com

Susi Pudjiastuti Jadi Cawapres Airlangga?

susi pudjiastuti jadi cawapres airlangga

Ketua Umum (Ketum) Partai Golkar Airlangga Hartarto (kiri) berfoto bersama mantan Menteri Kelautan dan Perikanan (Men-KP) Susi Pudjiastuti saat bertemu. (Foto: Instagram/@susipudjiastuti115)

Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan (Men-KP) Susi Pudjiastuti baru-baru ini bertemu dengan Ketua Umum (Ketum) Partai Golkar Airlangga Hartarto. Mungkinkah Susi “dipinang” untuk jadi calon wakil presiden (cawapres) Airlangga?


PinterPolitik.com

“They just mad ‘cause I got the Midas touch” – Drake, “Back to Back” (2015)

Ada sebuah legenda yang berasal dari Yunani yang mengisahkan seorang raja bernama Midas. Raja yang disebut memiliki telinga keledai itu memiliki satu kemampuan super, yakni mengubah apapun yang disentuhnya menjadi emas.

Berkat kekuatan yang diberikan oleh Dewa Bacchus, Midas pun bisa mengubah batu dan pohon menjadi emas. Midas pun senang dengan kekuatan barunya itu.

Nggak heran kalau cerita legenda Midas ini akhirnya kerap digunakan oleh banyak orang di era kontemporer sekarang. Istilah “sentuhan Midas” atau “Midas touch” akhirnya sering digunakan sebagai ungkapan bahwa seseorang bisa menghasilkan uang banyak dengan karya dan pekerjaannya.

Salah satunya ada penyanyi rap (rapper) terkenal asal Kanada yang bernama Drake. Seperti kutipan lirik lagunya di awal tulisan, Drake merasa bahwa dirinya punya “Midas touch” dan menghasilkan banyak uang dengan lagu-lagu yang ia buat.

Uniknya lagi, dalam dunia rap, emas memang jadi semacam simbol kekayaan. Terkadang, emas pun disebut dengan kata “yellow” yang artinya “kuning” – seperti dalam lagu “Black and Yellow” (2011) karya Wiz Khalifa.

Nah, ngomong-ngomong soal yellow nih, ada satu partai politik (parpol) besar yang juga identic dengan warna kuning. Parpol apa lagi kalau bukan Partai Golkar? Hehe.

Partai yang identik dengan Orde Baru dan pemerintahan Soeharto ini kabarnya mau melakukan transformasi besar-besaran lho. Makanya, kata Ketua Umum (Ketum) Golkar Airlangga Hartarto, orang-orang yang mau masuk Golkar tidak perlu berubah. Cukup jadi diri sendiri.

Ini sejalan sih dengan penjelasan Emilie van Haute dalam tulisannya yang berjudul Party Membership: An Under-studied Mode of Political Participation. Kata Bu van Haute, sosok-sosok anggota baru dalam partai itu juga nunjukkin akan adanya perubahan arah dari parpol itu.

Hmm, nggak heran sih kalau akhirnya Golkar sekarang kayak-nya lagi mencari members baru tuh. Wanda Hamidah yang sebelumnya di Partai NasDem, misalnya, mulai gabung ke Golkar juga.

Nah, nggak hanya Wanda, ada juga nih calon member potensial. Namanya adalah Susi Pudjiastuti yang dulunya pernah menjabat sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan (Men-KP) di periode pertama pemerintahan Joko Widodo (Jokowi).

Sampai-sampai nih, Pak Airlangga udah menemui Bu Susi langsung lho, guys. Bu Susi sendiri sampai nanyain followers-nya di Instagram. “Saran netizen, pilih warna yang mana ya?” tanya Susi seraya menyebut warna kuning Golkar di caption Instagram-nya.

Wah, kok menyebutkan yellow-yellow juga nih, Bu Susi? Jadi ingat legenda Midas juga nih. Apakah Bu Susi punya “kekuatan” yang besar layaknya Midas sehingga bisa membuat Golkar tidak hanya kuning, melainkan menjadi emas?

Kalau iya, Bu Susi bisa tuh kayak-nya jadi calon wakil presiden (cawapres) dari Pak Airlangga yang dari kemarin juga udah ngebet buat jadi calon presiden (capres) di 2024? Kan, Bu Susi juga populer dan masuk bursa capres-cawapres tuh. Hehe.

Tapi, ingat, Bu Susi. Yellow tidak hanya identik dengan Golkar atau emas aja. Kalau di lagunya Coldplay yang judulnya “Yellow” (2000), kuning yang dimaksud adalah marka jalan yang diumpamakan membatas diri untuk bergerak lebih bebas.

Nah lho, apa Bu Susi juga bakal terbatasi oleh marka jalan kuning seperti yang dinyanyikan Chris Martin di lagu “Yellow”? Bu Susi tahu sendiri kan kalau di Golkar ada “nemesis-nya” Bu Susi juga? Itu tuh, Bu, yang menjabat sebagai Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) itu lho, Bu. Hehe. (A43)


Exit mobile version