“Ada tokoh yang sekolah gak tamat, tapi jabatannya melambung, dan perusahaanya untung. Kemarin jabatannya diganti orang yang kebijakannya gak nyambung, tambah perusahaan miliknya lagi buntung. Logislah lalu bermanuver politik, siapa tahu 2022/2024 kembali beruntung”. – Henri Subiakto, Guru Besar Universitas Airlangga
Nama Susi Pudjiastuti beberapa waktu terakhir memang menjadi pusat pemberitaan. Selain karena menteri yang diciduk KPK beberapa waktu lalu adalah Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo – yang notabene adalah jabatan yang sebelumnya diemban oleh Susi – perempuan yang bertato di kaki itu emang cukup aktif mengomentari beberapa fenomena nasional.
Apalagi, doi sudah punya acara sendiri di televisi bertajuk “Susi Cek Ombak” yang mengeksplorasi sisi lain pribadi pemilik maskapai Susi Air itu. Udah berasa artis lah Bu Susi ini.
Dengan follower yang berjubel di media sosial – di Twitter misalnya, followernya mencapai 2,3 juta – jelas Bu Susi punya pengaruh yang besar untuk melahirkan berbagai perdebatan dan opini yang beredar di masyarakat.
Salah satunya terkait ajakan yang dilemparkan oleh Susi kepada masyarakat untuk unfollow akun milik Abu Janda alias Permadi Arya – sosok kontroversial yang terlibat kasus ujaran rasial kepada mantan Komisioner Komnas HAM Natalius Pigai.
Baca Juga: Bisakah Biden “Bujuk” Jokowi?
Gara-gara ajakan itu, beberapa warganet mencap Bu Susi sebagai kadrun alias kadal gurun – sebutan untuk kelompok yang sering anti pemerintah.
Susi membalas dengan menyebutkan bahwa gara-gara ajakan unfollow orang yang mengeluarkan hate speech ia dicap kadrun alias kadal gurun, sementara kalau dia melakukan sesuatu yang sebaliknya pasti orang akan memposting fotonya bersama Megawati Soekarnoputri misalnya dan menyebutnya “duet banteng” atau yang sejenisnya.
Hmm, tapi nih kalau diperhatikan secara spesifik, pasca nggak lagi menjabat sebagai menteri, Bu Susi ini cukup vokal lewat media sosial. Doi cukup sering memposting berita-berita atau hal tertentu yang berkaitan dengan kebijakan pemerintah atau fenomena politik tertentu.
Berasa lama-lama Bu Susi ini jadi kayak buzzer juga ya. Uppps. Lha iya, kan ujung-ujungnya nanti ikutan mempengaruhi opini masyarakat di media sosial. Alih profesi nih Bu Susi, jadi buzzer. Hehehe. Tapi buzzer untuk diri sendiri.
Bagaimanapun juga, Susi masih menjadi tokoh nasional dengan popularitas yang tinggi. Mungkin ini akan jadi modal politik yang menarik untuk dilihat di tahun-tahun yang akan datang. Layak untuk ditunggu. (S13)
► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik
Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.