Ketua DPP Partai NasDem Willy Aditya menilai jika komentar Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP Hasto Kristiyanto terhadap deklarasi Anies Baswedan sebagai calon presiden (capres) merupakan hal yang kurang fair. Hal ini tidak lepas dari sikap diam PDIP kepada terhadap deklarasi Prabowo Subianto sebagai capres dari Gerindra.
Partai NasDem sepertinya sudah menjelma menjadi Partai Demokrat versi 2.0 bagi PDIP. Jika dahulu partai pimpinan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini sudah menjadi ‘musuh’ bagi PDIP, maka saat ini NasDem juga mulai mengambil peran sebagai lawan bagi partai berlambang banteng ini.
Well, kondisi ini sebenarnya diawali dari masuknya Partai Gerindra ke dalam koalisi pemerintahan yang memicu reaksi dari NasDem. Hubungan antara kedua ketua umumnya (ketum) pun sebenarnya terus mengalami pasang surut.
Hal ini diakui oleh Ketum Gerindra Prabowo Subianto karena mereka awalnya berada pada satu payung yaitu Partai Golkar tetapi akhirnya memilih jalannya masing-masing. Nah, hubungan keduanya sulit diprediksi tetapi, yang jelas, akibat masuknya Partai Gerindra ke dalam koalisi membuat NasDem bereaksi dan salah satunya yang terkenal adalah pelukan Surya Paloh kepada Sohibul Iman yang pada tahun 2019 masih menjabat sebagai Presiden PKS.
Fenomena ini langsung mengingatkan pada strategi perang Sun Tzu dalam bukunya Art of War. Salah satu strateginya adalah menjalin pertemanan dengan pihak yang jauh untuk mengalahkan pengaruh pihak yang ada di wilayah terdekat – mengingat ancaman terbesar umumnya datang dari sosok yang paling dekat.
Well, dalam hal ini, mungkin NasDem yang merasa terancam dengan kehadiran Gerindra di koalisi pemerintahan langsung melakukan manuver – salah satunya dengan menggandeng partai oposisi. Alhasil, tindakan ini memicu berbagai reaksi baik dari PDIP maupun Presiden Joko Widodo (Jokowi). Hmm, sepertinya cara NasDem ini berhasil menarik perhatian banyak pihak ya.
Namun, kenapa sampai begitu ya? Kalau dalam realita, NasDem seperti berada pada posisi seseorang yang cemburu terhadap orang lain kali. Mungkin, bisa jadi cemburu karena PDIP begitu lunak terhadap Gerindra.
Ya, mungkin ini seperti lagu dari bandnya Ahmad Dhani, Triad, yang berjudul Madu Tiga. Dalam salah satu liriknya, disebut, “Istri tua merajuk, balik ke rumah istri muda. Kalau dua-dua merajuk, ana kawin tiga.”
Hmm, kalau mengacu pada lirik ini maka PDIP harus adil dong baik terhadap NasDem maupun Gerindra. Nah, kalau dua-duanya nanti merajuk, ya nggak menutup kemungkinan PDIP bakal mencari ‘pasangan lain’ seperti Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). Mungkin nggak tuh? (G69).