HomeCelotehSudah Saatnya Prabowo Contoh Megawati?

Sudah Saatnya Prabowo Contoh Megawati?

Ambisi dan persistensi Prabowo Subianto patut diacungi jempol. Namun, mungkinkah sudah waktunya sang Ketua Umum (Ketum) Partai Gerindra tersebut memasuki masa pensiunnya?


PinterPolitik.com

“Kau harus bisa, bisa berlapang dada. Kau harus bisa, bisa ambil hikmahnya” – Sheila on 7, “Lapang Dada” (2014)

Memasuki tahun politik 2023, topik Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 semakin memanas. Banyak nama yang masuk ke dalam bursa calon presiden (capres). Salah satunya adalah Prabowo Subianto.

Prabowo bukanlah pemain baru di perpolitikan Indonesia. Ia mulai meniti karier politiknya di Partai Golkar pada 2004 sebelum akhirnya keluar dan membentuk Partai Gerindra.

Sebagai partai baru, Gerindra terbilang cukup sukses. Gerindra melakukan debut perdananya di Pemilihan Umum (Pemilu) 2009. Saat itu, Prabowo yang merupakan Ketua Umum (Ketum) Partai Gerindra digaet oleh PDIP untuk mendampingi Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri dalam Pilpres 2009. 

Sayangnya, pasangan calon (paslon) Mega-Prabowo kalah dari duo Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)-Boediono. Pada Pilpres selanjutnya, Prabowo memilih untuk mencalonkan dirinya sebagai presiden dengan menggandeng Hatta Rajasa. 

Pada Pilpres 2014, dukungan kepada Prabowo-Hatta datang dari banyak sekali partai, yakni Partai Golkar, PAN, PKS, PPP, PBB, dan Partai Demokrat. Namun, Dewi Fortuna rupanya tidak berada di sisi Prabowo-Hatta. 

Pada tahun 2019, Prabowo kembali mencalonkan diri sebagai presiden. Kali ini, ia berpasangan dengan Sandiaga Uno melawan Joko Widodo (Jokowi) dan K.H. Ma’ruf Amin

Lagi-lagi, Prabowo gagal meraih kursi RI-1 yang sangat diidamkannya itu. Pasangan Prabowo-Sandi kalah dengan selisih suara akhir lebih dari 10 persen. 

Seusai kalah, Prabowo justru menjilat ludahnya sendiri dengan masuk ke dalam kabinet lawan politiknya, Jokowi-Ma’ruf, sebagai Menteri Pertahanan (Menhan). Sandiaga Uno juga tidak lama menyusul dengan menerima jabatan sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf).

Baca juga :  Berani Prabowo Buka Pandora Papers Airlangga?
Misteri Janji Prabowo dan Anies

Saat ini, Prabowo kembali menunjukkan keinginannya untuk mencalonkan diri di Pilpres 2024. Gerindra dengan lantang menyuarakan “Prabowo harga mati” sebagai capres usungan partai.

Kisah karier politik Prabowo ini menunjukkan kegigihan dalam mencapai cita-cita meskipun setinggi langit. Menurut penelitian Amerika Moshontz dan Hoyle, terdapat tiga proses atau episode dalam persistensi meraih suatu tujuan. 

Pertama adalah resisting the urge to give up atau melawan rasa ingin menyerah. Episode yang kedua adalah recognizing opportunities for pursuit atau mengenali kesempatan-kesempatan untuk mencapai tujuan. Proses yang ketiga merupakan returning to pursuit atau kembali mengejar tujuan. 

Rasanya, Prabowo telah melalui tiga proses/episode di atas. Sikap pantang menyerahnya tercermin dari partisipasinya dalam Pilpres terlepas dari kegagalan-kegagalannya. Kemampuannya mengenali kesempatan terlihat dari kerendahan hatinya menerima jabatan Menhan di kabinet Jokowi-Ma;ruf. Sementara, persistensinya untuk terus mengejar tujuannya termanifestasi dalam dukungan loyal Gerindra kepadanya.

Namun, sampai titik mana seseorang dapat persisten sebelum dianggap keras kepala? Ada baiknya Prabowo belajar pantomim, seni meniru gerakan orang lain.

Prabowo bukan satu-satunya politikus dengan mimpi sebesar presiden. Megawati juga pernah melalui masa-masa itu ketika mencalonkan diri sebagai presiden dan kalah dua kali berturut-turut pada Pilpres 2004 dan 2009.

Akan tetapi, Megawati memilih untuk menghentikan impiannya dan mengusung kandidat lain pada Pilpres 2014. Hal ini terbukti berhasil, sebab Jokowi menang Pilpres sebanyak dua periode dan PDIP menjadi partai yang berkuasa selama 10 tahun. 

Ada hikmah yang bisa dipetik dari kisah Megawati. Terkadang, ada saatnya seseorang harus mawas diri dan menurunkan egonya. 

Mungkin, sudah waktunya Prabowo berpantomim mengikuti langkah Megawati. Kalau kata Sheila on 7, sih, kau harus bisa berlapang dada dan ambil hikmahnya, Pak Prabowo. Hehe. (A89)

Baca juga :  Kok Megawati Gak Turun Gunung?

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

More Stories

Safari Politik Prabowo Mulai dari Atas?

Momen Lebaran akhir April lalu rupanya digunakan Prabowo Subianto, Ketua Umum (Ketum) Partai Gerindra, untuk bersilaturahmi ke kediaman berbagai kolega dan temannya. Adapun beberapa tempat yang ia kunjungi adalah kediaman Joko Widodo (Jokowi), Mahfud MD, Wiranto, AM Hendropriyono, dan lainnya. Apakah safari politik Prabowo berbalutkan sowan dimulai dari kunjungan ke para elite?

Ganjar Perlu Branding Politik Baru?

Pada 21 April 2023, Ketua Umum (Ketum) PDIP, Megawati Soekarnoputri, resmi menetapkan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, sebagai calon presiden (capres) usungan partai. Padahal, baru Maret lalu, Ganjar mengalami blunder hebat akibat pernyataannya mengenai Piala Dunia FIFA U-20 di Indonesia. Karena itu, pantas kita pertanyakan, bisakah PDIP pertahankan titel king maker dengan capres pilihannya?

Rumor Reshuffle, Anies Akan Hilang Lagi?

April lalu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menambahkan jabatan Wakil Menteri Kominfo (Wamenkominfo) melalui Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 22 Tahun 2023. Akibatnya, isu reshuffle kabinet pun kembali muncul. Mungkinkah ini jadi sentilan reshuffle selanjutnya pada Partai Nasdem, dan Anies?