“I heard it was best to keep your enemies close” – Jon Snow, Game of Thrones (2011-2019)
Di penghujung tahun 2020 ini, banyak peristiwa politik yang memorable terjadi. Di awal tahun, misalnya, bencana banjir yang terjadi di DKI Jakarta sempat mengambil banyak perdebatan dalam diskursus politik.
Nggak cuma banjir, persoalan korupsi juga mengisi pembicaraan di masyarakat. Kasus kader PDIP Harun Masiku, misalnya, hingga belum tuntas dan tersangkanya pun belum juga ditangkap oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Terlepas dari polemik Harun Masiku, KPK di paruh akhir tahun berhasil melakukan sejumlah penangkapan lho, yakni Menteri Kelautan dan Perikanan (Men-KP) Edhy Prabowo dan Menteri Sosial (Mensos) Juliari P. Batubara.
Nah, ada juga yang menarik di luar kasus-kasus korupsi yang terjadi pada tahun ini, yakni kepulangan pemimpin Front Pembela Islam (FPI) dan Persaudaraan Alumni (PA) 212 Habib Rizieq Shihab (HRS). Setelah beberapa bulan pulang, HRS malah ditahan oleh pihak berwajib.
Nggak berhenti di penahanan, FPI pun akhirnya dibubarkan dan dilarang aktivitasnya oleh pemerintah. Pelarangan ini pun didasarkan pada Surat Keputusan Bersama (SKB) yang ditandatangani oleh Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian, Menteri Hukum dan HAM (Menkumham) Yasonna Laoly, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate, Kapolri Idham Azis, Jaksa Agung S.T. Burhanuddin, dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Boy Rafly Amar.
Tentu, pengumuman pembubaran yang dilaksanakan oleh Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD ini menuai berbagai macam tanggapan dong. Ada tanggapan mendukung dan ada tanggapan yang mempertanyakan serta mengkritik.
Baca Juga: Kuartet Menteri PKB, Nestapa Nasdem?
Yang menarik nih, ada tanggapan dari PKB yang berusaha sekaligus mengambil keuntungan nih. Hehe. Meski sepakat dengan keputusan pemerintah, partai tersebut malah mengajak para mantan anggota FPI untuk bergabung ke PKB lho.
Wah wah, apa iya para anggota FPI mau bergabung dengan PKB? Apalagi nih, bukan rahasia umum kalau keduanya saling berseberangan. PKB sendiri sebagian besar juga diisi oleh politisi yang dekat dengan Nahdlatul Ulama (NU) dibandingkan FPI.
Hmm, apa mungkin ini cara PKB untuk menerapkan strategi ala Sun Tzu – ahli strategi asal Tiongkok – ya? “Bila kalian memahami diri kalian dan musuh kalian, kalian tidak perlu takut akan hasil dari seribu pertempuran mendatang,” begitu tulis Sun Tzu.
Hmm, bisa aja benar sih. Ada juga ungkapan yang bilang kalau kita perlu menjaga musuh-musuh kita lebih dekat dengan kita daripada dengan teman-teman kita sendiri, kan. Kalau kata Jon Snow di Game of Thrones (2011-2019), merupakan jalan yang terbaik untuk menjaga para musuh dekat dengan kita.
Ya, terlepas dari strategi itu, mungkin memang ini jadi salah satu taktik jitu PKB. Seperti yang kita ketahui, Ketua Umum (Ketum) PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin) kan dikenal sebagai politikus yang cerdik. Coba tanya aja Presiden Joko Widodo (Jokowi) kenapa sekarang ada Pak K.H. Ma’ruf Amin sebagai Wakil Presiden (Wapres) yang mendampingi. Hehe. (A43)