Baru-baru ini, Ketua Umum (Ketum) PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin) menyebut jika Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto bisa menang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 asal berpasangan dengan dirinya. Pernyataan ini seolah mengingatkan pada tahun 2019 lalu, yaitu ketika Cak Imin berkelakar jika Jokowi bisa kalah jika dirinya tidak dipilih sebagai calon wakil presiden (cawapres).
Mungkin masih hangat di dalam ingatan masyarakat menjelang momentum Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 silam, yaitu ketika Ketua Umum (Ketum) PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin dengan percaya diri mendeklarasikan diri sebagai calon wakil presiden (cawapres). Baliho dengan gambar Ketum PKB ini pun bertebaran hampir di setiap sudut jalan.
Tidak hanya menampilkan foto, terdapat juga kalimat yang menegaskan jika Cak Imin akan menjadi cawapres mendampingi Jokowi. Nah, hal ini juga diperkuat dengan pernyataan jika PKB akan mengusung Jokowi dengan Cak Imin di kontestasi pemilihan umum (Pemilu)..
Hmm, sepertinya kondisi serupa juga terjadi menjelang Pilpres 2024 mendatang. Cak Imin kembali mengemukakan jika dirinya siap maju di kontestasi pemilu. Pernyataan ini dikemukakan ketika momentum peluncuran bukunya di Senayan pada tanggal 7 September 2022 lalu.
Intinya, Cak Imin menegaskan jika ingin memenangkan pilpres, maka harus berpasangan dengan dirinya. Well, sepertinya pernyataan ini mencuat sebagai respons atas isu yang menyebut jika Prabowo akan berpasangan dengan Ketum PDIP Puan Maharani. Wah, Cak Imin udah pede nih ceritanya bakal diusung di 2024?
Nah, narasi yang seolah-olah percaya diri ini sejatinya bukan jaminan jika Cak Imin bakal diusung pada kontestasi Pilpres. Terbukti pada tahun 2019 lalu karena Jokowi tidak memilih Cak Imin sebagai pasangannya. Wah, padahal baliho sudah bertebaran di sepanjang jalan, tetapi tetap saja Wakil Ketua DPR ini tidak maju ketika Pilpres 2019.
Well, sepertinya salah satu faktor yang memengaruhi ialah elektabilitas seorang Cak Imin yang notabene tidak besar. Apalagi, namanya kini tidak setenar Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan. Wah, sulit nih, Cak, kalau begitu.
Well, meski 2019 lalu Cak Imin tidak menjadi cawapres tetapi elektabilitas partainya cukup tinggi yaitu menempati posisi keempat dari sembilan partai. PKB memperoleh suara sekitar 9,69 persen atau mendapatkan 58 kursi di DPR. Hm, lumayan banyak juga ya.
Eits, namun, persentase suara untuk partai yang tinggi ini tidak lepas dari faktor lain. Kalau mengacu pada pernyataan Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya, tingginya suara PKB ini juga tidak lepas dari adanya pengaruh baliho lho.
Yes, ini seperti strategi marketing politik yang dijelaskan oleh Gary Mauser dalam bukunya berjudul Political Marketing: An Approach Campaign Strategy. Dalam buku ini, dijelaskan tentang sebuah konsep yaitu Political Marketing yang bertujuan untuk mempengaruhi perilaku masyarakat di tengah situasi yang kompetitif.
Hm, dalam hal ini seperti kontestasi pemilu lah ya. Nah, makanya nggak heran kalau politisi seperti Cak Imin begitu ‘getol’ meningkatkan popularitasnya dengan baliho.
Hm, namun, pola yang sama terjadi lagi lho karena baliho serupa juga sudah tersebar di kawasan Tangerang Selatan. Kali ini, gambar yang terpampang tidak hanya Cak Imin melainkan bersanding dengan Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Jadi, pakai pola yang sama nih, Cak?
Layaknya seorang konten YouTuber yang selalu mempromosikan karyanya di media sosial, tentu strategi “gimmick” yang digunakan tidak sama. Seperti halnya Nex Carlos yang awalnya hanya seorang diri merekam konten yang ia buat, kini sudah mulai melibatkan orang lain bahkan mengajak crew kameramen untuk ikut ‘nimbrung’ di dalam konten.
Jadi, nggak heran kalau saat ini subscriber YouTube miliknya mencapai 4,61 juta. Nah, Cak Imin ngga mau meniru Nex Carlos yang terus berkembang dan menggunakan pola gimmick berbeda? Siapa tahu bisa diundang Nex Carlos untuk tampil di konten miliknya jika punya gimmick yang khas dan berbeda dari yang lain tentunya. Upss. (G69)