HomeCelotehSri Mulyani-Sandiaga “Cubit-cubitan”?

Sri Mulyani-Sandiaga “Cubit-cubitan”?

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno tampak saling sindir dengan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati terkait pemotongan anggaran dalam kegiatan Rakornas Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) pada 27 September 2021.


PinterPolitik.com

Di suatu pagi di alternate universe Bumi-45, segala perangkat elektronik telah tampak tertata dengan rapi di meja – mulai dari perangkat komputer hingga perangkat lampu. Mungkin, ini merupakan penampakan sehari-hari yang selalu ada di setiap rumah kala pandemi Covid-19 melanda.

Penampakan seperti ini tak terkecuali hadir di rumah Sandiaga Uno yang menjabat sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf). Hari itu, Sandi dijadwalkan untuk hadir dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) yang ternyata juga dihadiri oleh Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati (Ani).

Sandi: Hmm, sudah kedengeran belum suara saya? Oke, selamat pagi, kawan-kawan. Mari kita tetap semangat di pagi ini untuk membangun bangsa. Eh, ada Bu Menkeu juga ya hadir di sini.

Ani: Halo, Pak Sandi. Selamat pagi juga.

Sandi: Seperti biasa, saya mau berbalas pantun dulu sebelum memulai hal-hal serius. Pagi hari enaknya kita berolahraga lari. Selesai lari sarapannya di pinggir kali. Bu Menkeu mari sama-sama semangat membangun negeri. Agar pariwisata ekonomi kreatif Indonesia pulih kembali.

Baca Juga: Bila Sri Mulyani Ikut Kuis

Moneypiercer Sandiaga Uno Sri Mulyani

Ani: Wah, boleh ini. Saya balas ya. Pak Jokowi makin lama makin kurus. Harus makan nasi tanpa banyak dalih. Mohon maaf, Pak Sandi, biar lurus. Pandemi perlu diatasi, bukan malah pulih.

Sandi: Wah, hahaha. Indonesia punya lautan yang indah. Ketika berenang, bertemu sotong. Visi-misi atasi pandemi sudah. Eh, anggaran Parekraf malah dipotong.

Baca juga :  Ketat Ikat Pinggang Sri Mulyani

Ani: Makan Soto Betawi emang paling top. Eh, kolesterol tinggi malah bikin pusing. Bukan maksud uang kami stop. Ini semua soal refocusing. Tuh, ayo, gimana, Pak Sandi?

Sandi: Hmm, hold my beer. Pergi mancing mencari ikan di kali. Nggak tau cara masak, tanya Siri. Saking nggak ada duit, gangguan teknis tiga kali. MC Rakornas pun asisten saya sendiri.

Ani: Makin sini, makin banyak yang pansos. Outfit atas-bawah harus hypebeast. Bu Risma juga butuh dana bansos. Kementerian lain harus bisa hemat abis.

Sandi: Beli sarapan di New York harganya 80 sen. Ternyata cuma dapat kue cubit. Masa iya anggaran dipotong 42 persen? Lama-lama, panggil Bu Susi biar dicubit.

Kabarnya, battle pantun ala Pak Sandi dan Bu Ani ini pun masih berlanjut hingga sekarang karena pemotongan anggaran Kemenparekraf. Padahal, mereka sebenarnya saling memiliki tujuan yang sama, yakni untuk mendukung pemulihan ekonomi bagi masyarakat Indonesia pasca-pandemi Covid-19. (A43)

Baca Juga: Menuju ‘Push Rank’ ala Sandiaga?


► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik

Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

More Stories

The Real Influence of Didit Hediprasetyo?

Putra Presiden Prabowo Subianto, Didit Hediprasetyo, memiliki influence tersendiri dalam dinamika politik. Mengapa Didit bisa memiliki peran penting?

Gibran Wants to Break Free?

Di tengah dinamika politik pasca-Pilkada 2024, seorang wapres disebut ingin punya “kebebasan”. Mengapa Gibran Rakabuming wants to break free?

Prabowo vs Kemlu: Warrior vs Diplomat?

Perbedaan pendapat dalam politik luar negeri tampaknya sedang terjadi antara Prabowo dan diplomat-diplomat Kemlu. Mengapa demikian?