“Anda tidak perlu angkat senjata ke medan perang seperti jaman dulu, Anda cukup jangan korupsi saja itu sudah cukup” – Basuki Tjahaja Purnama, mantan Gubernur DKI Jakarta
PinterPolitik.com
Ada yang sudah nonton Kung Fu Panda 3? Kalau ada yang belum nonton, ini mimin spoiler dikit, hehe. Karena sedikit, jadi mimin ambil yang penting saja. Dan yang paling penting dalam adegan film itu adalah saat Po – si lakon panda – hendak bertarung dengan Kai, musuh terkuat sejak era nenek moyang.
Nah, saat Kai menyerang Desa Panda, ayahnya Po yang bernama Mr. Li mengajak para panda lain untuk percaya akan kemampuan Po yang bisa mengalahkan Kai. Para panda pun berhasil mengeluarkan energi bernama Chi yang bisa menyatu ke dalam energi Po sehingga Po bertambah keren kekuatannya. Singkat cerita, akhirnya Po pun beneran menang melawan Kai, gengs.
Nah, itu membuktikan bahwa kekuatan terhadap kepercayaan atau disebut Chi merupakan hal penting. Kalau diterjemahkan dalam kehidupan bernegara nih, bisa saja ditulis kalau kepercayaan rakyat terhadap pemimpin-pemimpinnya juga bernilai lebih.
Tapi nih, kita juga harus ingat bahwa Chi bisa keluar apabila orang-orang merasa si lakon yang akan diberi Chi itu memang pantas mendapatkannya, sebab dia baik dan jujur. Pertanyaannya, apakah pemimpin kita layak diberi Chi rakyat?
Hayo, dijawab lho. Mimin sih yang penting optimis jawab ‘layak’ aja dulu deh meski ujungnya kadang nggak sesuai ekspektasi. Ya, mau gimana lagi?
Seperti dalam kasus terbaru di mana Menteri Keuangan Sri Mulyani menaikkan dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sampai Rp 905,1 triliun. Mimin sungguh tetap optimis bahwa Bu Ani bisa mengurus dana ini supaya tidak menimbulkan dua masalah, yakni defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) musim depan dan potensi kalau dana itu dibegal sama kucing garong.
Tetapi nih, Bu, seharusnya mbokyo rakyat ini dikasih tahu aliran dana itu ke mana dan rinciannya apa saja, ya semacam transparansi sih, biar rakyat bisa bantu mengawasi. Sebab, begini lho, itu dana kan gede banget jumlahnya, dan kesalahan dalam mengurus dana itu akibatnya fatal toh, maka rakyat wajar dong kalau kepo lebih dalam.
Atau, jangan-jangan Bu Ani ini sebenarnya mengetahui apa yang kita tidak ketahui? Jadi, anggarannya dinaikkan terus. Apa Bu Ani tahu nih kalau situasi Covid-19 bakal memburuk nih?
Soalnya, anggaran ini jika kita amati, sudah naik selama tiga kali. Awalnya, pemerintah mengalokasikan sebesar Rp 405,1 triliun, kemudian Rp 695,2 triliun, dan sekarang menjadi Rp 905,1 triliun.
Kalaupun ternyata doi mengetahui alasannya dan itu memiliki dampak baik kepada masyarakat, kita bersyukur dan berterima kasih deh, tapi normal kan kalau kita was-was bisa berujung buruk gitu. Hehehe.
Bahkan, Anggota Komisi III DPR RI Nasih Djamil pun nadanya agak khawatir lho dan bilang, “Suka-suka pemerintah aja lah.” Itu kan tandanya memang dana ini sangat riskan toh. Hmm. (F46)
► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik
Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.