“They say the government ain’t the truth” – Kendrick Lamar, penyanyi rap asal Amerika Serikat
PinterPolitik.com
Sejak muncul di Wuhan, Tiongkok, pada Desember 2019 lalu, virus Corona (Covid-19) telah menciptakan kepanikan dan kekhawatiran di masyarakat. Bermula dari Tiongkok, penyakit menular yang diduga berasal dari sejenis kelelawar ini telah menjangkiti warga-warga di negara-negara lain.
Kasus-kasus virus Corona hingga kini masih terus bertambah di negara-negara lain, seperti Singapura dan Korea Selatan. Banyak negara lain akhirnya menerapkan beberapa kebijakan untuk melindungi warganya dari ancaman penyakit ini.
Tapi, nih, meskipun berbagai negara di Asia Timur dan Asia Tenggara telah menemukan beberapa kasus di wilayahnya, kasus serupa hingga kini belum ditemukan eksis di wilayah Indonesia – setidaknya menurut pemerintah. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengklaim bahwa belum ada warga yang ditemukan positif dengan penyakit tersebut.
Ya, semua ini berkat upaya kita semua untuk mencegah masuknya virus itu. Bukan dengan daya tahan tubuh atau instrumen kebijakan pemerintah tertentu, melainkan justru karena doa masyarakat Indonesia.
Seenggaknya, begitu lah penjelasan dari Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto. Menurut Pak Menkes, doa secara medis mampu membantu masyarakat Indonesia kebal terhadap penularan virus Corona.
Meski Pak Menkes yakin dengan kekuatan doa dan kekebalan warga Indonesia, banyak pihak akhirnya mempertanyakan klaim pemerintah. Media yang bernama Sydney Morning Herald (SMH) dan beberapa ahli asal Australia misalnya, sempat mempertanyakan kemampuan dan kelengkapan instrumen pemerintah Indonesia dalam mendeteksi kehadiran virus Corona.
Selain media dan ahli Australia, dugaan serupa juga muncul tuh dari beberapa peneliti di Harvard University, Amerika Serikat (AS). Dalam model yang dibuat oleh mereka, Indonesia dinilai seharusnya telah terpapar oleh virus asal Tiongkok tersebut.
Hmm, kayaknya, banyak yang nggak percaya ya dengan kekuatan doa ala Pak Terawan. Bahkan, baru-baru ini, otoritas penerbangan sipil di India (DGCA) memasukkan Indonesia ke dalam daftar 10 negara asal yang wajib dipindai ketika tiba – guna mencegah masuknya Covid-19 – bersama Nepal, Malaysia, dan Vietnam.
Waduh, gimana tuh, Pak Menkes? Pasalnya nih, menurut Direktur Sabang-Merauke Circle Syahganda Nainggolan, apa yang dilakukan India itu tanda bahwa informasi resmi dari pemerintah Indonesia sudah nggak dipercaya lagi.
Hmm, mungkin, Pak Terawan harus aktif bergerak nih biar bisa meyakinkan India kalau berdoa itu lebih ampuh menangkal virus daripada hanya dengan memindai. Eh, kenapa nggak sekalian menawarkan kekuatan doa itu pada World Health Organization (WHO)?
Dengan begitu, Pak Menkes kan bisa jadi sosok yang berjasa bagi banyak orang. Wah, bisa jadi kebanggaan dong. Apalagi, korban meninggal di berbagai negara terus meningkat dari hari ke hari. (A43)
► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik
Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.