“But I just keep the peace, no need to keep a piece” – Logic, penyanyi rap asal Amerika Serikat
PinterPolitik.com
Awal tahun 2020 ini boleh jadi merupakan mimpi buruk bagi sebagian besar warga Jakarta dan sekitarnya. Bagaimana tidak? Pembukaan tahun baru ini malah disambut dengan bencana banjir yang menyebabkan kerugian materi dan jatuhnya korban-korban jiwa.
Belum lagi, banyak warga Jakarta yang harus mengungsi karena rumahnya terendam air bah. Ada yang airnya mencapai sebetis kaki. Ada juga yang tingkat airnya mencapai dada orang dewasa. Ada pula yang sampai harus menunggu bantuan di atap rumah akibat saking tingginya permukaan air banjir.
Tentunya, bencana alam ini membuat perhatian publik terpusat pada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tersebut menjadi bulan-bulanan bagi para warganet. Tak ketinggalan, partai-partai politik – seperti PDI Perjuangan dan PSI – turut mengomentari kinerja dan kebijakan Anies soal mitigasi banjir.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono juga sempat melontarkan pendapatnya mengenai kinerja Pak Anies. Kata beliau nih, dari 33 kilometer (km) proyek normalisasi Sungai Ciliwung, hanya 16 km yang telah selesai.
Sontak, pendapat Pak Basuki ini ditanggapi oleh Anies. Pak Gubernur berpendapat bahwa justru air dari selatan Jakarta yang menyebabkan banjir. Warganet pun tak ketinggalan nimbrung dalam perdebatan tersebut.
Namun, Pak Menteri Basuki tampaknya agak berbeda nih dengan Pak Basuki yang lain. Yap, Pak Basuki Tjahaja Purnama (BTP) atau yang dikenal sebagai Ahok kabarnya justru dinilai lebih netral dalam mengomentari banjir Jakarta.
Padahal nih ya, kalau soal mengomentari kebijakan dan kinerja Pak Anies, nama mantan Gubernur DKI Jakarta itu selalu menjadi paling pertama untuk diseret ke dalam persoalan, baik oleh media massa maupun warganet. Selain itu, Pak Ahok juga kerap kali berkomentar ketika mantan rivalnya di Pilgub DKI Jakarta 2017 tersebut menjadi sorotan publik.
Pada April 2019 lalu misalnya, ketika banjir dijumpai di sebagian wilayah Jakarta, Pak Ahok memberikan penilaiannya atas penyebab banjir kala itu. Menurut beliau, banjir pada bulan itu terjadi akibat terlambatnya penggunaan pompa air dan tersumbatnya saluran air oleh ranting dan sampah.
Namun, pada tahun 2020 kini, Pak Ahok tampaknya lebih ingin membiarkan Pak Anies bekerja. Pasalnya, selain mengucapkan belasungkawa di akun Twitternya, politisi PDIP itu juga menyebutkan bahwa hal itu kini bukan kapasitasnya lagi dan lebih menyerahkan perihal itu pada Pak Anies dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Hmm, mungkin, Pak Ahok sadar nih kalau tugas Pak Anies kini menjadi semakin berat dengan adanya peristiwa bencana ini. Ya, biarlah Pak Anies dan pemerintah Jakarta bekerja guna merespons dampak bencana ini. Lagi pula, Jakarta kini lebih membutuhkan bantuan guna meringankan beban korban, bukan hanya kritik. (A43)
► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik
Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.